97. THE END❤ But love never end.

51.1K 2.4K 172
                                    


Guys,.. jangan pelit pelit vote yuuk.😆😁😉
Buat yg belum vote dari eps awal sampai akhir,.. semoga kalian mau vote yaa. Hihihi.🥰😇

Terimakasih banyak juga kepada kalian yang mau beri vote dan apresiasi.😆🥰😍😘

[MY SWEET CELINE♡]

Di koridor yang sepi ini hanya ada seorang wanita saja. Wanita itu seperti terdampar dengan setelan khas pasien rumah sakit, tubuhnya menyamping, bahu dan kepalanya menghadap pada lantai. Mata Sara bertumpu pada lengan bagian bawah sebagai bantalan. Satu kakinya dijadikan tumpuan satu kakinya lagi. Sara tidak telungkup.

Sara menangis tanpa suara. Tak ada yang tahu airmatanya mengalir deras tanpa henti. Sakit, hatinya sakit. Bagaimana jikalau dirinya diceraikan? Sara menggeleng. Tidak, dirinya tidak mau. Ini murni kesalahpahaman.

"Aaaaa aaaaa. Huuuuu. Huuuu. Maaas. Hiks. Hiks. Mas Yudaaa. Hiks. Aku ga mauu, aku ga mau cerai, maas. Hiks. Hiks," isaknya memukul dada dengan kepalan tangan.

"Hiks. Hiks. Hiks. Aku nyesel, mas. Demi Allah aku nyesel. Hiks. Aku salaah. Aku nyeseeel."

"Ak-hiks. Ak-ak. Hiks. Hiks. Aku ga mau ceraaii. Maaas!"

"Mas Yudaa, jangaan. Enggak, maas. Hiks. Aku tarik ucapan aku semuaa, maass." Sara menggeleng, kepalan tangannya memukul pada lantai.

"Aku nyesel, maas. Nyeseel!"

Sepatu berjenis monk shoes itu bergesekan dengan lantai, lalu naik, lalu bergesekan lagi, dan terus begitu hingga berhenti dengan jarak tak lebih dari setengah meter dari kepala itu. Di depannya Sara tak mengeluarkan suara, posisinya tetap seperti itu.

"Hiks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hiks. Hiks. Aku ga mauu, aku ga mau, maas. Hiks. Jangan talak ak-hiks. Ya Allaah, jangaan. Hiks. Eeerrgh,.. huuu." Sara tercekat habis-habisan. Dirinya bisa mati jika itu terjadi.

"Maaas,.. hiks. Hiks. Demi Allaah, aku menyesal. Hiks."

Tubuh tinggi besar itu berlutut gagah. Perlahan satu lututnya bertumpu pada lantai. Tangannya terulur meraih beberapa helai rambut coklat itu.

"Bapaak. Hiks. Mamaah. Hiks. Sara tos ngadamel dosa ka caroge. Hiks."

("Bapak. Mamah. Sara sudah membuat dosa ke suami")

Satu sudut bibir Yuda naik begitu lembut. Jarinya memainkan rambut Sara dengan halus. Sorot matanya tak bisa berdusta. Istrinya bak bidadari, tak ada yang menandingi.

"Mas Yuda pasti marah, mas Yuda pasti sakit hati. Hiks. Aku pasti mas Yuda talak malam ini. Hiks. Hiks. Aaaaa,.." raung Sara tercekat sakit.

"Mammaaah,.. bapaak,.. hiks. Hiks. Sara ga mau,.. Sara ga mau pasrah! Sara ga bakalan pasrah."

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang