"~Happy birth day~ to you~~. Hiks. Hiks." Celine menitikan air mata seiring mengecup punggung tangan sang ibu.
"Don't cry, baby. Ssut."
"Hiks. Ayo bangun, mamaah. Hiks. Mamah ulang tahun hari ini. Celine bikin kue buat kitaa. Hiks." Celine mengguncang lengan sang ibu tanpa harap. Bibirnya melengkung teramat pilu.
"Papaah. Bangunin mamaahnyaa. Hiks."
"Ssut. Anaknya papah yang tenang. Sssut. Ga boleh berisik disini." Yuda tersenyum kecut kala merasa mengkhianati dirinya sendiri.
"Kita mau ke Manchester buat tiga harii. Kasih tahu mamaaah. Huuu."
"Mamaaah. Banguuun. Huuu. Kita mau ke Manchester tiga harii, harusnya mamah ikut! Huuu." Celine semakin menangis hebat seiring mengguncang seadanya.
"Iya, Sara. Kita mau ke Manchester buat tiga hari. Aku ada bisnis penting disana. But inget, kamu lebih penting dari apapun!" Ujar Yuda penuh ketegasan.
"Mamaaah. Huuuu. Mamaaah."
Yuda membeku kala melihat setetes airmata turun dari sudut mata indah sang istri. Benar sekali, Sara menangis dengan mata menutup rapat.
"Hiks. Papaaah. Huuu. Mau mamaah." Celine yang lelah menengadah mengguncang tubuh sang ayah pun kini hanya pasrah memeluk.
"Ulang tahun mamah sama Celine barengaan. Hiks. Mamah ga bangun bangun teruuus. Huu."
"S-saraa,.. " Yuda terengah kehabisan akal kala airmata istrinya justru semakin mengalir deras.
"Huuu. Mau mamah banguun. Celine capek harus dijadwal ketemu sama mamaah. Harus mandi bersih, harus pake kostum dokter biar higienis. Huuu."
Airmata semakin tanpa batas mengaliri sisi wajah cantik Sara, seolah jerit tangis sang anak tersampaikan begitu sempurna dibalik alam bawah sadar.
Celine tak tahu, Celine tak tahu dua mata ibunya mengeluarkan airmata kesedihan. Celine sekuat tenaga membekap mulutnya dengan menggigit perut sang ayah tanpa tenaga. Celine tak ingin lepas kendali hingga mengganggu ibunya.
"S-sara sayang,.. kam-kamu denger kita? Ah? Hmm?"
"Mama sayang, Sara sayang." Yuda terisak pilu dengan tubuh bergetar juga membeku hebat. Airmata Yuda lagi-lagi mengalir dengan mudahnya.
"Huu. Mamaah. Celine mau mamah banguun."
"Ssut! Anaknya papah lihat itu!"
"Saraa, honey you ok?" Ujar Yuda membungkuk, menggenggam lengan sang istri tak sabaran. Airmata ia hapus dengan segera.
"Mam-mama-aah? Mamah mau bangun?"
"Hiks. Hiks. Jari mamah gerak!" Ujar Celine begitu tegas menunjuk pada objek yang ia maksud.
"Sara kam-?"
Yuda semakin membeku, mengedip-ngedip kaku kehabisan akal menatap wajah dan telapak tangan istrinya bergantian.
"S-sa-yaangh."
Gerakan bibir dan jari bersamaan terjadi. Sara jelas menggerakkan bibirnya. Suaranya serak, jelas sebuah bisikan.
Yuda dan Celine seketika melotot penuh. Matanya mereka teramat jeli menelisik wajah Sara. Antara yakin dan tidak, yang jelas ini terjadi.
"Kam-kamu denger suara mamah, sayang? Ini bukan mimpi, kan?"
"No, papa. It's no dreaming. It's real!" Ujar Celine melotot teramat serius, seolah mendesak. Celine awalnya menyangka begitu, sayangnya ayahnya juga menyaksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...