25. Cemburu

15.9K 1.3K 95
                                    

Di indahnya senja, Di halaman depan yang tak kalah indah terdapat mobil mewah yang sudah siap. Pria gagah dengan tato hingga tengkuk dan dua tindik di hidung disana mengelilingi mobil, mengecek mesinnya apakah sudah layak pakai atau belum. Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Yuda. Ia memakai atasan polo shirt coklat susu dan bawahan celana cargo berwarna krem.

Sedekali pria berwajah dingin itu memasuki mobil yang nyala, lalu menginjak gas dan rem hingga suara gagah dari mobil menggerung.

"Paapaaaah! I'm finish!" jerit bocah bergaun putri dengan sayap cantik di punggung.

Yuda tersenyum lebar nan manis mendapati anaknya berlari mendekat.

"Yeaay! Let's go to the party! Hihihi."

"Hap! Mmwah! So beautiful! Hmm? Kenapa cantik gini anak papah, hmm? Haha." Yuda menangkup pipi anaknya dengan satu tangan, membuat pipi itu semakin menggembung seperti balon.

"Mmmm! Ihihi! Nyuumhh!"

"Haha. Kayak bebek!"

"Mmwah!"

Bocah berusia menuju lima tahun itu cekikikan renyah kala bibirnya dikecup.

"Cantik, kaan? Kata mamah, Celine seperti peri kecil. Ihihi. Hihihi! Sayapnya bisa gerak lho! Bisa ada cahaya jugaa. Niih! Ada musik juugaaaa!"

Yuda berhasil dibuat tertawa besar oleh anaknya. Anaknya memang keras kepala, tapi sangatlah menggemaskan.

"Papah! Sinii!" ucap Celine dengan suara kecil.

"Hmm? What?"

"Iiish! Ayoo! Siniii!" rengek Celine mencoba menggapai telinga ayahnya.

"Celine mau bisik-bisik. Hehehe."

Pria gagah itu tiba-tiba diam. Matanya menelisik ke dalam rumah di kejauhan dengan seksama. Dimana kah Sara?

"Hiiiii! Hiks! Siniiii!"

"Aah? I-iya. Apa?"

Wajah muram bocah itu sontak berubah kembali ceria kala ayahnya patuh. Dengan sigap ia mendekatkan bibir pada telinga ayahnya. Ia berbisik.

"Mamah kayak princess! So beautiful." Celine lupa niat awalnya yang akan berbisik.

"Hmmm? Really?" timpal Yuda berlagak tenang.

"Absolutely!" tukas Celine.

"Yess! Yes-yes-yes, of course!!" teriaknya melotot geram.

"Terus mana mamah? Kenapa lama? Mamahnya masak batu?" timpal Yuda menahan tawa.

"Aaaa! Nooo! Iiih! Hihiks! No!"

Mata elang pria itu tak bisa bohong. Ia menelisik dengan seksama pada bagian dalam rumah. Dirinya benar-benar menunggu.

"Eugh!"

'Bugh!'

'Bugh!'

'Bugh!'

"Hahaha. Okay, okay, okaay,.. papah becanda. Enggak, nggak. Haha." Yuda meraih tangan anaknya, menghujani telapak tangan mungil itu dengan kecupan.

Yuda meninggalkan Celine tuk memasuki rumah.

Menatap ke kanan ke kiri di ruang depan rumah, Yuda tak mendapati siapapun. Hanya ada tumpukan gaun di sofa dan peralatan-pelatan yang ia tidak ketahui namanya.

"Where's my-?" ucap Yuda terhenti.

"Oh? Your‐? Your wife?"

"Y-yeah. Right."

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang