96. Menyesal.💔

46K 2.7K 199
                                    

Siapa yang seneng aku update?😁👻

The real menuju tamat ini mah gengs.
Palingan sisa 5eps.🙏😵🤗

Ga sabar jadiin cerita ini novel buku.🥺😭🤲🤲 Minta doanya ya gengs.

Jujur, udah ada hampir  20 oknum yang nawarin cerita ini buat jadi novel online or buku. Tapi sampai sekarang satu pun ga ada yang aku jawab. Ya karena emng belum tamat. Kalau tamat pun, aku mau biarin dulu org org pada baca sampe tamat. Aku mau cerita aku banyak dibaca orang. Karena tdak menutup kemungkinan ada beberapa orang yang berat untuk mengeluarkan iang hanya buat sekedar cerita.😊. Kita ga tahu kehidupan ekonomi orang orang seperti apa.

[MY SWEET CELINE]

Hari sudah menuju sore. Di ruang UGD ini Sara berbaring tenang di atas ranjang pasien. Di sisinya Yuda duduk dengan kedua bahu turun begitu lemah. Mata Yuda menerawang lemah pada wajah cantik wanita kecintaannya. Istrinya sekarang bernapas dibantu dengan selang penyalur oksigen.

Sukma berdiri di seberang Yuda, tangannya mengusap lembut lengan sang menantu. Yuda di sana tak memakai baju, melainkan tubuh bagian atasnya hanya ditutupi jaket kulit.

"She will be fine, Yuda. Cuma pingsan kecapekan sama kaget, ga ada lagi." Fina berdiri memijat lembut kedua pundak Yuda.

"Aku ga mau cerai, kak Fira. Aku ga bisa hidup tanpa Sara." Yuda mendongak, menyampaikan kegelisahan hati.

"Asal Sara tahu dulu yang sebenernya, mamah yakin dia ga bakalan minta itu lagi." Sukma angkat bicara.

"Kamu maklumi Sara, kan? Kamu paham sudut pandang Sara, kan? Setahu Sara kamu yang salah, kamu mau bunuh Lina. That's it! Itu inti permasalahannya. Kakak juga kalo suami kakak gitu, kakak pasti kayak Sara. Bahkan aku bisa aja bunuh dia yang udah tega mau bunuh orangtua aku, kalau terbukti itu bener!" Bisik Fina menyisir rambut Yuda bak adik kecil.

"Paham, pahaam, aku pahaam!" Erang Yuda menggeleng frustasi.

"Sssut, Yudaa. Kalian bicara di luar aja," ucap Sukma segera diberi gelengan penolakan dari Yuda.

Yuda merenung kembali, seisi ruangan menjadi hening. Kedua tangannya tak sedikitpun mau berhenti menggenggam tangan mungil sang istri. Ingin rasanya Yuda menghapus sebagian waktunya di dunia, yakni kejadian tadi. Permintaan Sara tuk cerai benar-benar membuatnya hampir gila.

Perlahan terdengar bisikan dari Sukma. Sukma meraih tangannya, mengajak agar mereka bertiga keluar dari ruangan. Belum lagi Yuda memiliki luka yang harus diobati.

"Duduk di sini, sayang. Biar mamah obatin." Sukma menarik lengan Yuda pada kursi yang berjajar di lorong depan kamar.

"Sst!"

"Aw! Maaf. Biar mamah lebih hati-hati lagi, yaa."

Fira mengatupkan bibir kala melihat bolongan yang tak kecil di atas dada bagian kiri adiknya. Bulatannya terlihat tidak basah, hanya saja sangat menyeramkan, terlihat dalam.

"Mau dijahit aja? Ini kehitung besar lukanya," ucap Sukma menatap lembut.

"Gimana nanti aja," jawab Yuda tak berminat banyak bicara.

"Boleh mamah bicara tentang Sara?"

"Hmm." Yuda menutup mata, mencoba menetralkan napas agar terkendali.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang