14. Sara tiba.

34.5K 2.3K 239
                                    

Flashback on,..

"Jennifer! Apa-apaan, kamu wanita haram!" Bentak Yuda menarik juga membanting kuat botol anggur yang ia rebut dari Jennifer.

"Aarrgh! Aku mau kamu Yuda! Paham? Aku mau kamu kasih perhatian ke aku! Bahkan kamu simpen aku di apartemen! Aku ga boleh injek rumah kamu! Hiks. Aku istri kamu!" Teriak Jennifer memajukan wajahnya penuh keberanian.

"Eergh! Wanita laknat! Kamu bukan istri saya!" Teriak Yuda semakin memuncak tanpa batas.

'Plak!'

"Aaaa!" Teriak Jennifer melangkah mundur kehilangan keseimbangan menuju sofa mewah yang ada disekitarnya.

"Bahkan aku ga sadar pernah ngehamilin wanita haram kayak kamu, Jennifer." Yuda berdiri berkacak pinggang dengan napas begitu besar. Wajah tampannya membuang muka begitu murka.

"Apa? Sekali lagi, apa?"

"Harram, wanita harr-ram." Yuda menyeringai kala mulai menatap pada sosok wanita yang berpakaian begitu terbuka itu.

"Eeerrgh! Kamu makin sini makin kurang ajar Yuda! Brengsek!"

"Eeergh! Lancang kamu!"

'Plak!'

Yuda dengan menampar Jennifer terlebih dahulu. Berani sekali Jennifer menampar dirinya, sangat tak tahu diri.

Tamparan Yuda pada Jennifer membuat tangisan bercampur geraman kebencian mulai semakin keras terdengar di seisi ruangan.

"Kamu lagi hamil besar, Jennifer. Jangan bikin kamu sakit. Kalo nanti lahiran kalian kenapa-napa, aku pasti sedih, dan aku pasti suruh dokter nyelamatin anak aku lebih dulu. Karenaa, kamu tidak penting." Yuda menyeringai puas, puas sekali. Ia sesekali mendengus mengejek Jennifer.

"Kalian, jaga ketat semuanya. Periksa barang apapun yang dihantar kurir sebelum sampai ke tangan wanita laknat ini. Paham?"

"Dia bukan istri saya, bukan seorang wanita penting di hidup saya. Kalian berani berkhianat? Tahu akibatnya nanti." Yuda melangkah lebar menuju dimana pemandangan malam terlihat jelas dibalik kaca tebal bangunan kokoh ini.

Para ajudan pun mengangguk sebagai tanda paham atas apa yang tuan mereka ucapkan. Akan sia-sia jika mendukung Jennifer. Kemampuan Jennifer kecil, lalu Yuda terlalu menakutkan.

"Ambil handponenya, sini!"

"Baik, tuan!"

"Enggak! Yuda, enggak! Ga mau! Bastard! Kurang ajar kamu! Eeergh!" Teriak Jennifer menendang membabi buta pada ajudan yang begitu tanpa lembut sedikitpun kala berusaha mengambil ponsel miliknya yang ia tindih.

"Yuda! Anjing kamu! Psikopat!" Teriak Jennifer dalam tahanan dua ajudan.

"Ambil palu!"

"Eergh! Yudaa! Kurang ajar! Lepasin!"

Yuda melotot semangat, lalu mencebik sedih menertawakan Jennifer yang sedang dipenuhi kemarahan. Kasihan sekali Jennifer, tapi Yuda suka.

"Sebentar, tenang, biar aku periksa dulu yaa, istri ku yang malang. Ah? Hahahaha."

"Ssuuut." Yuda berubah melotot tegas pada semuanya kala mulai memeriksa ponsel Jennifer. Yuda seperti ini, karena Jennifer sudah melewati batas. Jennifer masih berani menjual diri pada lelaki lain. Calon anaknya bisa ternajisi.

Yuda menggeleng mirih kala melihat isi pesan juga foto-foto yang ada di ponsel milik Jennifer. Jennifer cinta padanya? Jelas bohong, dan Yuda tahu, untung Yuda tak cinta.

"Bisa-bisanya kamu jual diri waktu kamu hamil, nyonya Jennifer?" Ucap Yuda menatap datar menahan kemarahannya yang bisa memuncak tiba-tiba.

Yuda kemudian dengan mudah menyerahkan ponsel Jennifer untuk dipalu, intinya harus rusak, para ajudannya pasti paham.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang