50. Tendangan baby..❤

11.3K 1K 141
                                    


"Seneng banget, hangat disini, biasanya dingin." Sara tersenyum manis seiring memotong daging yang ada di piringnya.

"Makanannya enak?" Ucap Yuda dengan Sara yang segera mengangguk sebagai jawaban.

Yuda menatap penuh cinta kala mengusap begitu perlahan pada sudut bibir sang istri. Sara tak bisa lagi digambarkan dengan apapun, seolah tak ada yang lebih sempurna lagi dibanding istrinya, padahal secara fakta, cantik itu tipikal, tapi bagi Yuda, cantik itu adalah Sara, sempurna itu adalah Sara.

"Kamu cantik. Cantik sekali. Hati kamu juga sama cantiknya." Yuda dengan fokus menatap sang istri, keduanya sama-sama membeku.

"I love you,.. Sara Kamelia. Kamu itu bagaikan satu bintang di langit, ga ada yang lainnya. Kamu bersinar sendirian buat aku. I'm addicted to you. I love you so much!" ucap Yuda menatap bagai terkena hipnotis. Tubuhnya perlahan berdiri dengan senyuman tipis yang terbit sesaat.

'Cuup.'

Sara terpejam menengadah, membiarkan Yuda mengecup bibirnya. Tangan Sara perlahan naik mengusap bahu lalu menuju tengkuk dan mengusap naik turun disana.

"Makasih, mas Yuda. Hehe." Sara mendengus manis, jarinya mengusap penuh kelembutan pada tengkuk sang suami.

Yuda semakin membeku kala mendengar jelas kekehan merdu yang keluar dari bibir sang istri, begitu dekat dengan telinganya.

"Mas Yuda ganteng, Celine cantik. Pasti anak kita juga ganteng atau cantik,.. atau cantik dan ganteng." Sara semakin tersenyum bersama deretan giginya yang manis. Ia usap lembut sisi wajah suaminya yang gagah nan tampan menawan ini.

"Ayo makan lagi. Hmm?" Ucap Yuda mengusap sisi wajah sang suami.

"Ah? Hehe. Just so you know, you're so amazing." Yuda terkekeh sesaat, lalu menatap begitu serius. Apa yang ia katakan adalah sebuah fakta.

"Mas Yuda juga sama. Mas Yuda amazing, mas Yuda sempurna." Sara mendengus manis menangkup satu sisi wajah suaminya. Yuda menekan kening mereka dengan manis.

"I love you, mas Yuda."

"Ha? Haha. Aku ga denger!" Desis Yuda mendelik tak mampu menatap mata indah itu.

"Mas Yuda ga boleh gitu terus. Kapan mau percaya sama aku?"

"Ga tahu. Haha." Yuda tak sedikitpun mau menatap kembali pada sang istri. Yuda tak percaya diri. Yuda merasa istrinya hanya pantas dikagumi, dicintai, diistimewakan, tak pantas membalas padanya.

"Terus, mas Yuda paksa aku nikah, paksa aku sama kalian, itu buat apa?"

"Yang pasti bukan buat pajangan." Yuda menyeringai miris diiringi tatapan kosong.

"Aku udah jujur, mas. Aku cinta sama mas Yuda. Aku mau banget mas Yuda percaya sama aku. Sampai kapan mas Yuda mau gini terus? Justru sekarang, mas Yuda itu tumpuan hidup aku, dimana aku berlindung. Aku ga punya siapa-siapa, temen aku sedikit."

Sara menengadah dengan sabar mengusap lengan Yuda yang menapak pada meja nan mewah ini, tepat disampingnya ada meja dan peralatan memasak chef, sangat berdampingan.

"Ada perilaku aku yang bikin mas Yuda curiga?"

"No!" Ucap Yuda tak terbantahkan.

"Terus apa? Biar aku perbaiki, mas. Biar aku belajar berubah hal yang salah itu, dan jikalau salah paham, biar aku jelasin."

"Kamu itu sempurna, Sara. Kita bagaikan langit dan bumi. Cuman aku sebagai bumi terlalu egois." Yuda menatap datar penuh keseriusan. Itu adalah penggambaran yang sangat cocok.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang