Mari vote, komen share, dan follow jikalau mau. Hehe. 🤗🤗😇*******
Sore hari, Hari yang sama..
Pria tinggi kekar dalam balutan kimono keluar dari kamarnya membawa laptop dalam dekapan. Langkah lebarnya terarah menuju lift yang tersedia. Ada kabar anaknya sedang menangis di dapur, dan dirinya harus datang.
"Huufth." Yuda menengadah dengan hembusan napas yang keluar dari mulutnya. Padahal sudah ada Sara, bukan? Kenapa anaknya masih hobby tantrum?
Yuda mendelik kala ingat dirinya hampir selesai rapat namun harus segera cepat-cepat berakhir. Ini membuat Yuda cukup terganggu.
Disisi lain, Sara duduk dalam ayunan yang tersedia di dapur yang begitu luas. Ia mendekap memberi tepukan manis pada pantat Celine. Tak ada tanda-tanda ngantuk di wajah sembab Celine.
"~Cèline bobo. Ooh Cèline bobo. Kalau tid-."
Céline menepuk dan menekan bibir Sara dengan tangan mungilnya hingga nyanyian Sara terhenti. Mata lemasnya terus menatap tak terima pada Sara, memberitahu kalau dirinya telah dikecewakan oleh kejadian tadi.
"Apa, sayang? Hmm? Tidur, yuk! Sudah makan bubur banyak tadi." Sara dengan manis mengusap jari-jari mungil Cèline.
"Atau princess mau makan keiknya? Kita tunggu sebentar lagi, yaa."
"Oma galak."
"Oma tidak galak, kok. Oma bicaranya selalu lembut, selalu sayang sama Cèline yang cantik," balas Sara lembut.
Sara melipat bibir kala mendapat gelengan keras. Celine menelusupkan wajah di dadanya. Sara biarkan.
Satu lift ke arah dapur dan halaman luar terbuka. Di sana Yuda memicing. Kakinya berjalan melambat kala melihat Sara dan anaknya di kejauhan.
Mata elang Yuda memicing hingga langkahnya terhenti. Wajahnya menyamping kala menelisik. Kenapa Sara memakai seragam? Yuda baru sadar. Seragam tersebut tampak jauh kebesaran dipakai oleh Sara.
"Jangan diintip terus. Deketin," bisik Sukma dengan menatap pada titik yang sama.
"Mamah?"
"Deketin, Yud. Tapi kalo ga cinta, mendingan jangan aja."
Yuda terdiam menatap Sukma yang berdiri melipat tangannya di depan dada. Mereka berdua terhalang pohon cukup besar yang memang sengaja menjadi hiasan.
"Tuh, lihat," ucap Sukma.
"Cantik bisa diupgrade, cantik bisa rombak, cantik juga tergantung tipe. Biar kita pantau Sara terus. Kira-kira dia bakal berubah atau enggak."
"Tapi jelas, Sara cantik banget, Kan?" ujar Sukma mengulum senyum manis.
Yuda mendelik dengan gaya datar seolah dirinya tak mendengar sesuatu. Entah, sejak Yuda remaja, banyak merajut hubungan cinta monyet, itu selalu Yuda anggap sebagai hiburan. Hingga semakin Yuda dewasa, Yuda memutuskan tidak akan memiliki hubungan terikat dengan perempuan, karena dengan mantan pacar semasa remaja pun itu semua karena tren.
"Kalo diselidikin, Sara sama Cèline itu mirip, padahal ga mirip. Tapi emang mirip. Ga paham, kan?"
"Mirip, ... sama-sama cantik." Yuda menatap tanpa dosa pada ibunya.
Sukma membeku kala mendapat tatapan Yuda yang datar namun juga serius. Cantik? Ini tuk pertama kalinya Yuda memuji seorang wanita selain Sukma, Jessy, Fira dan Cèline.
"Yuda duluan."
"No-no-no! Jangan! Kamu temenin Celine. Kita makan keik buatan Sara bareng-bareng," cegah Sukma mencekal lengan anaknya menggunakan dengan tangan, lalu setengah memeluk agar Yuda tak lolos.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...