17. Manja.

17.7K 1.2K 70
                                    


Komennya yukk. Hehe.
Selamat membacaaa🔥🔥🥰😘

*******

"Tadi subuh pas aku baru pulang, Cèline nyenyak banget tidurnya." Jessy berjalan mendekati meja makan sembari mengikat rambut.

"Nyenyak tiada tara. Mana kondisinya baikan lagi. Padahal ga diinfus. Pada lupa semua!" jawab Sukma duduk di kursi makan dekat suaminya.

"Eh, lupa. Lastri, kasih tahu bi Surti, jangan bangunin Cèline sama Sara. Biarin aja tidurnya lama," titah Sukma pada salah satu dari empat pelayan yang berjajar tuk melayani selama makan.

"Siap, nyonya, segera."

"Lah? Makannya? Siapa tahu lapar, tapi malu buat makan." Jessy menyernyit kebingungan. Sifat Sara sangat bisa ditebak dan disimpulkan.

Pria tinggi besar dengan hanya memakai celana pendek hitam itu hadir menuju meja makan, bergabung begitu saja. Yang pasti bagian atas tubuhnya terekspose bebas. Otot-otot terbentuk sempurna, tatu jangan ditanya. Ia menatap adik dan ibunya bergantian. Dirinya sejak tadi mendengar semua pembicaraan mereka. Ucapan adiknya benar sekali, Sara pemalu.

"Oh, iya! Jessy! Sara itu dua puluh tiga tahun! Jangan lo gue ngomongnya, dasaar! Mamah lupa lagi!"

"What?! Really?!" pekik Jessy menggebrak meja dengan bola mata yang melebar.

"Issh! Salah mamah! Entar deh say sorry. Ck! Mamaaah!" gerutu Jessy membenarkan duduk dengan marah.

"Tapii,.. cocok, ga, sih, Sara sama mamah jadi mantu mertua? Hehe."

Yuda mencuri pandang dengan mata elangnya.  Membahas menantu perempuan, berarti untuk dirinya dan Alex. Adik laki-laki bungsunya masih kecil, pasti bukan Adam.

"Omejiiii? Papaaah? Mamah pengen punya mantu lagiii. Hahaha!" ucap Jessy tertawa besar.

"Ya iya, laah. Mantu mamah baru satu, yaa!"

"So? Untuk kak Yuda? Atau untuk kak Alex?"

"Ohok. Ohok." Yuda tersedak saat minum. Segera ia mengusap bibirnya dengan serbet. Ucapan adiknya membuat ia tertegun sekarang. Alex? Kenapa tidak sebut dirinya saja. Terlebih Alex memiliki usia yang sama dengan Sara.

"Hati-hati minumnya, doong!" gerutu manja Jessy membantu mengusap bibir kakaknya dengan serbet.

"Dilihat dari tampilannya,.. Kak Yuda ga kerja, kan, hari ini?"

"Pasti jagain Celine, lah, sayaang!" tegur Sukma tak habis pikir pada Jessy.

"Kalo menurut aku, siih,.. jaga Celine plus jaga penjaganyaaaa. Awww!" cicit Jessy menciut mendekap kakaknya dari samping. Kakaknya tak bereaksi.

"Cantik, ya?"

"Hmm?" gumam Yuda pada adiknya yang mendekap seperti koala.

"Kak Sara, laah! Hihi. Sini aku bisikin!"

"Kak Sara cocok, lho, sama kak Yuda. Soalnya kak Yuda masih ganteng banget," bisik Jessy bersemu merah seiring mendekap kepala kakaknya.

"Hihi. Hihihi. Soalnya kak Alex kemudaan. Ya, ga, siiih?"

Yuda diamkan adiknya yang menciut manja di sana. Adiknya mengerling centik, memberi kedipan menggoda padanya. Tak ada reaksi sama sekali darinya. Yuda tampak tak terganggu, tak terusik, tampak tak peduli sama sekali. 

Disisi lain, Surti berjalan gontai menuju kamar Cèline . Di tangannya ada baju berwarna ungu muda dengan dua warna dan dua bahan berbeda. Tatapannya lesu, napasnya berat.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang