"Heurgh! Dingiin! Sst. Tapi enak. Haha." Sara berdiri di tengah kolam renang. Kedua bahunya ia peluk dalam keadaan tubuh menggigil."Naikin suhunya, maas." Sara merengek dengan bibir cemberut tipis. Suaminya malah begitu santai telentang diatas kursi pantai khas dengan tablet yang fokus ia tatap.
"Ga mau." Yuda mengedik bagaikan patung. Matanya mendelik sesaat dengan sengaja.
"Haish! Nyebelinnyaa, ya ampuun. Aku minta tolong, lho. Katanya mau nemenin berenang disini, tapi malah asik baca terus." Sara mendelik lemas, tubuhnya berputar membelakangi Yuda dari dalam kolam.
Empat bulan yang lalu, saat Sara butuh rutin terapi berjalan dengan teknik berenang, Yuda dengan segera membangun ruangan khusus kolam renang. Sebelumnya hanya ada kolam renang luar ruangan, dan Yuda melakukan ini demi istrinya. Sara sangat-sangat tidak suka mengumbar lekuk tubuhnya. Sara tidak mau saat berenang memakai baju ketat, orang lain bebas menontonnya. Itulah kenapa Yuda melakukan ini semua.
'Byur!'
"Aaakh! Mas Yuda, kaget!" Teriak Sara menepiskan tangannya pada tubuh Yuda yang sekarang terus mendekat. Suaminya berenang dengan sangat cepat.
"Hap! Ergh! Istrinya aku ngambek? Hmm? Pasti dedek bayinya kaget, mamahnya manja." Yuda menggeram gemas dengan tubuh Sara yang ia dekap lalu ia angkat keatas hingga dirinya harus menengadah.
"Iew. Nyebelin banget. Kan, aku kedinginan." Sara mendelik manja, pipinya bersemu merah kala sudah terayu. Sara tadi marah karena alat pengendali suhunya sangat dekat dengan Yuda.
"Umm? Masa sih? Maafin papah kalo gitu. Humm?" Ucap Yuda begitu lihai membuat bibirnya cemberut menahan gemas di hadapan sang istri.
"Ga tahu ah. Natap natap kayak gitu, ada maunya." Sara menggeliat mencoba turun dengan bahu sang suami yang ia coba dorong.
"Kok, tahu? Haha. Emang papah mau apa? Kok, mamah bisa tahu? Jadi curiga." Yuda semakin mengulum senyumnya. Tanpa henti Yuda menelisik wajah cantik istrinya ini. Betapa Yuda mengagumi Sara, setiap inci tubuh Sara, setiap senyuman hingga kedipan mata sekalipun.
"Iih. Enggak, maas. Mas Yuda apaan, mitnah. Emang mas Yuda, kok."
"Haha! Oke, oke, gimana mau ratu yang terhormat saja." Yuda tertawa besar dengan mata tajamnya yang mendelik khas. Sara sudah terlalu menggemaskan.
"Aakh!" Jerit Sara sontak menengadah terkesiap akibat Yuda yang menggigit ceruk lehernya dengan tiba-tiba. Gigitannya terbilang bertenaga.
"Mas Yudaa! Aakh!"
Yuda tak seidkitpun menggubris. Justru Yuda semakin menjadi menggigit ceruk leher sang istri sesuka hati. Terasa jelas Sara yang mendorong bahunya dengan kuat, justru itu membuat Yuda semakin bersemangat.
"Hmm? Haa? Bikin gemes terus!" Desis Yuda membengis mencengkeram gemas rahang Sara seperti akan menyiksa saja.
Sara sontak membeku ketakutan mendengar desisan suaminya. Bicara biasa saja suaminya sudah menakutkan, apalagi sekarang ini. Tapi Sara tahu, suaminya bukan sedang marah sekarang.
"Hmpt!" Sontak Sara melotot menerima ciuman buas dari Yuda. Kaki Sara dengan erat melingkar pada pinggang Yuda, tak lupa pula Sara membalas ciumannya dengan panas. Tangan Sara merayap mengusap kepala sang suami. Keduanya sama-sama terpejam seiring Yuda melangkah menuju sisi kolam renang untuk menepi.
"I love you, Sara Kamelia. Kamu bikin aku dimabuk cinta." Yuda terengah menetralkan napasnya seiring melangkah semakin menepi. Tatapannya tak bisa berpaling dari sang istri.
"I love you too. Aku seneng bisa spending time bareng-bareng, berbagi kebahagiaan, jadi saksi tumbuh kembangnya Celine juga." Sara tersenyum meremas kepala belakang suaminya hingga air mengucur dari sana. Keduanya sama-sama terhipnotis satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...