Udah pada follow, belum??
Hehe. 🤞😘*******
"Sara, jangan gini. Bibi minta maaf udah salah sangka sama kamu. Tapi tolong, jangan menikah sama Yuda."
"Kalo kamu hamil, kamu masih bisa pindah ke apartemen. Kita pindah, ga usah yang mewah asal kita tenang, ga ada tetangga yang bicara macem-macem. Hati, pikiran, dan telinga kamu pasti tenang."
"Enggak, bi. Aku kasihan sama anak aku nanti. Anak aku bahagia, aku juga pasti bahagia." Sara menggeleng lemah namun tegas, tatapannya tertuju pada foto dimana Cèline mengecup pipinya di taman.
"Kamu ga hamil! Kamu kenapa, sih, Saraa!"
Sara terpejam mendengar jeritan frustasi Lina. Lina sudah puluhan menit menghasutnya.
"Pernikahan itu ibadah untuk seumur hidup, Sara. Siap kamu jadi istri yang baik? Menutupi segala rasa sakit kamu dengan senyuman palsu?"
"Kamu harus melayani Yuda dan Cèline dengan baik, setiap hari memberi senyuman manis. Itu istri yang sesungguhnya."
"Dosa besar kita mempermainkan pernikahan." Lina menggeleng keras dengan tangan Sara yang ia cengkram, airmata Lina mengalir deras. Lina menyayangi Sara layak anaknya sendiri.
Sara mengedip-ngedip dengan tatapan kosongnya yang seolah tak peduli. Lina benar sekali, Sara harus siap menjadi sosok yang manis, selalu menyayangi Yuda disetiap saatnya nanti jika dirinya memilih tuk menikah.
"Lagian, emang Cèline mau kamu jadi mamah dia? Dia itu anak manja, bibi lihat dia itu kayak bapaknya. Hidup kamu pasti toxic kalo sama mereka berdua."
"Enggak, bibi. Cèline anak baik." Sara menatap nanar dengan tatapan kecewanya. Lina memang tak tahu apa-apa antara dirinya dan Cèline.
"Kamu dikasih apa sama Yuda?"
"Lagian kamu ga hamil, Saraaa! Enggaak! Hiks. Jangan mauu." Lina begitu frustasi mengguncang lengan Sara. Sara sangat membatu, seperti patung.
"Lina udah ga punya suami sekarang. Anak-anak Lina maunya sekolah tinggi, bahkan di eropa yang biayanya bisa seharga mobil."
"Karena Lina ga punya suami, itu bakalan lebih mudah buat aku bikin sengsara mereka, no matter what."
"Enggak, bibi. Biar Sara menikah sama tuan Yuda." Sara tersenyum lembut penuh kesabaran, tangannya terulur mengusap lengan Lina yang tak henti mengguncang padanya.
"Kamu tu dijampi-jampi atau apa, sih!"
Sara menatap sedih pada Lina yang terlihat marah juga sedih padanya. Melihat Lina yang menangis sekarang itu membuat Sara sedih, bagaimana jika Yuda sungguh melakukan hal buruk.
"Kamu udah ditidurin dia berapa kali? Ha!"
"Seminggu sekali? Setiap hari? Iya? Jawab!"
Lina beringsut mundur seolah jijik. Tatapannya sulit diartikan. Lina tak habis pikir dengan pilihan Sara sekarang. Biasanya Sara sangat bijak.
Sara mengalihkan tatapannya ke bawah, kepala Sara setengah menunduk. Ingatannya kembali pada dimana Yuda menodainya. Tak ada kata ampun dari Yuda.
"Bibi kasih restu, ya. Sara minta restunya." Sara dengan perlahan meraih tangan Lina.
"Enggak, Sara! Meskipun memang bibi ga berhak ngelarang, tapi tetep aja, bibi ga bakalan bisa lihat kami dimanfaatin."
"Jangan, Saraa! Jangaan." Lina menggeleng keras frustasi tuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...