Yuda dengan sigap mengarahkan tangannya untuk Sara genggam sebelum memasuki mobil mewah yang akan mereka gunakan sekarang ini.
'Cuup.'
Sara hanya mengedip menetralkan rasa marahnya seiring Yuda mengecup lembut punggung tangannya bagaikan ratu paling mengagumkan.
"Love you!" Bisik Yuda mengusap pinggang sang istri naik turun sebelum istrinya berhasil masuk kedalam mobil. Sara yang diperlakukan seperti itu hanya terus diam saja sekarang.
Sara mulai duduk dengan posisi seperti biasanya, sesuai mobil jenis apa yang ia naiki sekarang. Sesaat matanya menatap pada Yuda yang mulai memasuki mobil, lalu beralih kembali kala Yuda terlihat mulai menatap padanya.
"Hmm? Why are you so silent? Dari tadi, Sara." Yuda mulain menelisik mendesak. Tangannya tanpa ragu meraih tangan sang istri.
"Yang tadi? Kamu masih marah? Hmm? Babe?" Ucap Yuda mengubah posisi duduknya menghadap serius pada sang istri.
Sara terpejam menarik napas begitu panjang. Kepalanya perlahan menengadah seiring Yuda meremas telapak tangannya, memaksa secara tidak langsung. Sungguh Sara pasti ingin marah, tapi Sara harus siap dengan tingkah keras kepala suaminya yang bisa saja menendang mobil yang mereka naiki sekarang ini.
"Sara Kameliaa!" Tegas Yuda mulai terdengar geraman menakutkannya.
Sara membuang muka seiring menahan napas. Sara tak ingin keras kepala, hanya saja posisi suaminya salah, tapi juga Sara takut menerima kemarahan suaminya yang akan lebih dari dirinya yang berada diposisi benar. Suaminya tidak suka disalahkan.
"Aku ga suka mas Yuda kayak tadi. Pertama, permintaan Celine normal. Kedua, mas Yuda yang memang salah. Ketiga, mas Yuda lebih salah lagi waktu sampai dengan mudahnya menendang benda dengan kasar di depan Celine yang bahkan ga tahu kesalahannya apa." Sara terpejam tak berani membuka mata. Napasnya tersendat-sendat kala berusaha menetralkan rasa takutnya.
"Cuman itu. Iya, itu yang bikin aku marah kayak sekarang ini." Sara termenung menatap tangannya yang Yuda genggam. Sara tak berani menatap pada Yuda, tapi hatinya benar-benar sakit.
"Aku marah karena Cel-."
"Celine bentak aku karena emang kondisi dia lagi marah ga kekontrol! Harusnya mas Yuda sebagai ayah bisa lebih dewasa! Lebih! Jauh-jauh lebih dewasa dari anak kita yang usianya bahkan belum sampai enam tahun!" Tegas Sara dengan mata yang mendung namun menatap tegas tak terima.
Yuda membeku menerima tatapan tegas istrinya. Sara sangat serius sekarang, istrinya sedang sangat marah. Ketegasan Sara yang khas berpadu kelembutan itu berhasil membuat Yuda tak bisa berkutik. Terlebih apa yang istrinya katakan seratus persen fakta, benar adanya.
"Lepasin, maas." Sara meringis parau mencoba menarik tangannya dari genggaman sang suami. Sara hampir menangis.
"Enggak! Aku ga mau!" Tolak Yuda justru semakin erat mencengkeram tangan Sara yang jauh lebih kecil darinya.
"Hiks. Hiks." Sara menunduk lemas hingga rambutnya menutupi wajah. Masih terlihat siluet Celine yang menontonnya dari dalam rumah sana.
"Jangan nangis!" Tegas Yuda mulai melotot marah tak terima. Tatapannya menusuk mengancam.
"Sini, Sara!" Lirih Yuda begitu serak menakutkan. Tangannya mencoba meraih dagu sang istri. Sara dengan tanpa ragu menolaknya. Sara semakin menangis tersedu.
"Hiks. Hiks. Aku mau pulang, aku ga mau ikut mas Yuda. Hiks. Aku mau nemenin Celine. Hiks. Huuu." Sara semakin membungkuk dalam duduknya. Wajahnya sebisa mungkin berusaha ia tutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...