20. Sara memohon.

17.3K 1.4K 137
                                    

Gambaran Yuda. Sekedar gambaran ya geengs. 👇👇. Bisa jadi kalo fotonya diambil dari depan mah si Yuda ama cowok di foro teh beda. Hehe. Karena aku punya imajinasi tersendiri. Hihihi.

 Hihihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[MY SWEET CELINE]

Wanita cantik yang memakai sweter dan rok berlarian cepat menuju koridor. Sebisa mungkin dirinya tak mengeluarkan suara langkah kaki. Ia memasuki koridor, lalu tak lama setelahnya berbelok memasuki kamar yang mana diperuntukkan untuknya.

"Alhamdulillaah, ya Allaah. Akhirnya bisa nemuin bibi sama om Diptaa," gumam Sara berjongkok di depan laci, mengambil ponsel yang sudah dua hari tidak bisa dinyalakan.

"Alhamdulillaah dapet casan. Huufth! Pelayan semuanya pake hape canggih. Susah minjem casan, deh. Untung ini ada."

"Dipinjemin sama powerbank pula. Hehehe."

Sara bersemangat mencolokkan kepala casan. Ia menunggu ponsel terisi sampai 20%, dirinya sampai duduk memeluk kedua lutut selama itu. Ayolah, ponselnya keluaran 4 tahun lalu, itu pun bukan paling canggih di jamannya.

"Ya Allaah! Nyalaa! Alhamdulillaah!" ungkap Sara berseri bercampur haru. Ponselnya ia dekap berulangkali.

'Tleng!'

'Tleng-tleng!'

'Tleng-tleng-tleng!'

'Drrt!'

'Tleng-tleng-tleng! Drrt!!'

Suara notifikasi pesan dan beberapa peringatan muncul tanpa henti. Ponsel Sara sampai tak merespon saat disentuh.

"Ssst! Ya Allah, notifnyaa. Hummm, laaamaa." Sara cemberut kecewa. Notifikasinya tak kunjung mau berhenti.

"Alhamdulillaah, udaaah."

'Tleng-tleng-tleng.'

Tiba-tiba saja ponsel berbunyi, layarnya memberitahu kalau ada yang memanggil. Tertera nama 'Bibi Lina' disana hingga mata Sara melebar dibuatnya. Ini sangat kebetulan.

"Assalamu'alaikum, bii. Halo! Bibi apakabar? Sa-sara baru aja bisa nyalain hap-."

"Kak, kak Saraa. Hiks. Hiks. Sini, kaak. Hiks. Ayah kritis lagiii. Dan bunda pingsaan. Huuuuu."

"Innaalillahi?!" kejut Sara melotot dan menutup bibir.

Sara membeku mendengar raungan pedih itu. Tak terasa setetes airmata menuruni pipi. Dirinya benar-benar terkejut.

Tak mau berlama-lama, Sara pun segera bergegas untuk pergi. Dirinya membuka lemari, mengambil rok panjang dan atasan yang ia anggap akan membuatnya hangat. Ini malam hari.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang