53. Rindu Sara 💔

8.4K 929 122
                                    

Buat yang nanya ini bakal happy ending atau enggak, pasti happy ending kok. Pastiii!!
Kecuali ada season. Eaks. 🤩😆. Becanda kok. Udah numpuk nih cerita yang diunpub pada minta dipublish lagi..😉😘

3 Bulan berlalu...

"Ini apa?"

"Dino! Hehe. Celine suka lihat dino, serem tapi imut. Soalnya warna orange." Celine menyengir ceria kala saling bertatap manis dengan sang ayah.

"Mau dino? Hmm?" Ujar Yuda mengecup manis bahu sang anak yang ia pangku erat.

"Mauu!"

"Mau yang buaa nyaak! Yeay! Yuhuu!" Teriak Celine dengan semangat berlarian mengelilingi sofa dimana ayahnya menyandar.

"Yeee ye, bakal ada dino. Yee yee."

"Haha. Mwah! Mwah!"

Yuda menggeleng gemas bersama senyum lebar di bibir. Celine begitu penuh tenaga mengecup buku bacaan dimana gambar hewan-hewan begitu detail disana. Anaknya menggemaskan sekali.

"Celine seneeng banget. Hihi. Papah baik hati." Celine terkekeh malu-malu seiring memeluk manja pada buku bacaan miliknya.

"I apreciate it, Celina. Thank you."

"Yeay! Peluk papaah!" Teriak Celine dengan tanpa sadar melempar buku dan kembali berlari menuju sang ayah.

"Hap! Anaknya papah makin pinter. Mwah!"

"Ihihi. Gelii. Hihi. Papah juga, makin makin makin." Celine kembali menyengir malu-malu, pipi sang ayah ia cubit dan mainkan.

"Makin makin apa? Hmm?"

"Makin handsome. Hihihi. Kalo Celine makin cantiiik."

Yuda yang bagian perutnya ditindih oleh sang anak hanya mampu tersenyum gemas. Senyuman anaknya bagai penguat disetiap saatnya ia menunggu kesadaran sang istri hadir.

"I love you, Celina. Jangan sakit-sakit, papah ga mau anak kesayangan papah sakit." Yuda menatap datar seiring mengusap sisi wajah cantik sang anak.

'Cuup.'

"I love you, papa. Celina always loves you." Celine terpejam lembut menerima dekapan juga usapan lembut sang ayah.

"Papah and mamah always my love."

Yuda mengangguk seiring ia semakin dalam mengecup kening gadis mungil kecintaannya ini. Celine yang selalu membuat harinya berwarna.

"Permisi, tuan,.. "

"Jadwalnya non Celine ke psikolog. Setelahnya seperti biasa, tuan bersama non Celine pergi ke rumah sakit."

"Emm,.. " Laura yang tak mendapat respon sedikitpun dari majikannya itu. Laura dibuat salah tingkah dengan tatapan datar keduanya disana.

Yuda mendelik datar seiring ia menaikkan satu alisnya sebagai tanda mengiyakan pada pelayannya itu. Sejak Sara dinyatakan koma dan akan cukup lama, Yuda dan Celine hanya bicara berdua, tidak pernah bicara dengan orang lain.

"You'll be ok, Celina. Pergi ke psikolog itu bukan untuk orang gila."

"He'em," ujar Celine, mengangguk paham.

"Jawab jujur yang dokter tanya ke kamu. Denger dia bilang apa, turuti. Tapi pulangnya harus lapor semua ke papah." Yuda semakin menatap serius seiring ia mengguncang lembut bahu sang anak.

"Kalo psychologist-nya bikin takut?"

"No! Dia baik, bukannya udah biasa? Dia bisa dipercaya buat hal ini. Dia expert." Yuda mulai mengembangkan senyum manisnya. Yuda yakin anaknya bisa.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang