40. Bibi Lina.

14.3K 1.2K 201
                                    


Sore hari...
Kamar Sara-Yuda..

"Kita keluar negeri."

"Besok lusa."

Sara yang baru saja merapikan kancing dibagian dadanya seketika membeku. Ditengah-tengah mereka ada Céline yang asik menggambar di tabletnya setelah selesai menyusu pada Sara, dalam keadaan ASI Sara yang masih belum keluar sama sekali hingga sekarang. Mereka bersamaan bersantai diatas ranjang yang sama.

"Aku udah lama ga cek kesana, ini wajib buat kamu ikut, ga ada alasan lagi." Yuda semakin memutar tubuhnya tuk menghadap sang istri, keduanya sama-sama menyamping berhadapan.

"Sebenernya emang aku rutin ke luar negeri. Cuman dua bulan terakhir sering aku suruh orang jadi wakil, atau rapat online di kantor."

"Dulu aku sibuk ngejar kamu." Yuda dengan muda mengulurkan tangannya mengusap kepala Sara dan Cèline bergantian.

"Kamu jangan heran, nanti cukup ikut aja aku kemana, atau kamu belanja, atau mau main di penthouse sana juga it's ok."

"Tapi, Cèline belajar, kan?" Ujar Sara sedikit kebingungan.

"Dia mulai belajar, gurunya kita bawa nanti. Dia udah dikasih tahu sama Lauren."

"Lauren itu ... ?" Gumam Sara menatap fokus keatas sana.

"Dia asisten disini, kalo dia khusus gini, kalo Bayu khusus yang ada sangkut pautnya sama kantor."

"Ooh, iya, yang ibu-ibu bule." Sara tersenyum cerah dengan suaranya yang ia atur agar bernada rendah, anaknya bisa terganggu.

"Kalo bisa, jangan ninggalin Cèline waktu belajar. Kamu ga perlu lihatin langsung, asal kamu ada nungguin dia, jangan keluar penthouse nanti."

"Iya, mas. Aku juga bingung mau kemana disana. Haha." Sara tertawa juga mendengus manis, bersamaan tangannya yang tanpa ragu meraih tangan sang suami tuk saling mengeratkan jari mereka.

"Kita pake ajudan, aku perhitungin kita ga bakalan kurang dari empat bulan di eropa."

"Ini emang kerja, kewajiban aku, tapi disana juga kita sambil liburan. Nanti kita naik kapal pesiar."

"Kapal pesiar?" Ucap Sara dibuat terkejut tak percaya. Sara semakin semangat jikalau begini.

"Iya, aku kerja, kamu sama Cèline bisa main. Tapi kita tetep bisa ketemu, bisa bareng-bareng juga." Yuda begitu serius menatap mata indah sang istri, tangannya tanpa ragu menarik punggung tangan sang istri dan mengecupnya disana. Sara cantik, selalu cantik.

"Jangan heran kalo banyak cewek seksi. Mereka beda agama, beda budaya juga sama kita. Ga semua wanita seksi di mereka itu bad attitude. Pakaian di mereka itu bukan simbol."

"Mereka bakalan renang, pesta, sama minum alkohol buat beberapa yang suka. Jadi, kalo aku lagi ngobrol serius sama cewek, kamu ga usah cemburu." Yuda semakin menatap dalam pada Sara, Yuda tidak mungkin berselingkuh, harus dari dulu Yuda memiliki pasangan, jika memang Yuda suka dengan semua wanita sosialita yang ada di sekelilingnya itu.

"Kalo aku cuman duduk berdua, formal, jangan curiga. Kalo aku deketan, kamu harus cemburu."

"Hmm? Maksudnya? Harus? Haha." Sara tertawa merdu mengusap kening Yuda dengan penuh kasih. Sara percaya pada suaminya, jika memang semua laki-laki sama, tidak akan ada pernikahan yang langgeng, semuanya akan bercerai, dan tidak akan ada namanya pernikahan di dunia ini.  Sara yakin suaminya berbeda.

"Aku percaya, kok. Mas Yuda yang semangat ya kerjanya, demi kita."

"Demi siapa?" Desak Yuda, tak tahan tuk menahan senyum, tubuhnya begitu antusias memiring kala mendesak.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang