Di atas meja yang terdapat di salah satu ruang keluarga terdapat Celine yang duduk diatasnya. Ia bermain kartu tuk menghafal kosakata. Terdapat gambar benda dan jawaban kosakata yang berketerbalikan di kartu itu.Sementara itu, Sara memasak begitu fokus di dalam dapur. Ia memakai celemek, mencepol rambut, memakai daster yang untung saja ia bawa dari Indonesia. Sara tak bisa diganggu. Di meja kompor terdapat dua iPad. Satu untuk melihat cara masak, satu lagi tuk melihat resep secara detail. Bumbu-bumbu bisa dibilang berantakan untuk standar Sara yaang sangat rapih dan apik. Sara ingin memakai bumbu sama persis.
"Mamaah! Celine betul lagiii! Semuaaa! Yeaay! Ini gampaang!" teriak Celine semangat.
Suara cempreng Celine terdengar hingga ke dapur. Wanita yang sejak tadi sibuk memasak ditemani dua layar iPad sampa menggeleng dibuatnya.
"He'em, hebat."
"Mamaaah! Iiiih!" geram Celine kesal.
"Y-ya, sayaang? Maaf, sayaaang. Iya, anaknya mamah pinter, hebat!" jawab Sara segera memunculkan tubuh di kejauhan. Ia tersenyum semanis mungkin.
"Enggaaaak! Mamah sibuk teruuus! Euughhh! Cuekin Celineee!!" bentak Celine mengepal kedua tangan hingga urat-urat di sisi wajah tercetak.
"Eeughhh!"
"Ah!" gumam Sara melotot menyaksikan kartu-kartu dilempar hingga berhamburan, bahkan sampai ke pojok ruangan.
"Ya Allah! Sayaang,,.. tidak boleh seperti itu, naak!" lirih Sara menggeleng tegas.
Celine melotot ketakutan dan tak percaya. Tatapan Sara tidaklah menyeramkan, namun sangat membuatnya takut.
"Aaaaa! Huuuu!! Mamah gaalaaak! Huuuu!" jerit Celine histeris. Ia merangkak menuruni meja, lalu berlari memasuki area rumah lainnya.
"Huuuu! Papaaaah! Huuuu! Mamah gaalaaaak! Huuuuuu!"
Baru saja akan berlari, Sara terperanjat mendapati isi panci meletup-letup hingga tutupnya sesekali nyaris terbuka.
"Sa-sayaang! Tunggu, sayaang!" teriak Sara mematikan kompor.
"A-aakh! Aaww!" pekik Sara kala tutup panci jatuh mengenai lengannya, lalu jatuh ke lantai dikarenakan gagangnya licin.
'Prang!'
"Aaww!" pekik Sara terperanjat setelah tangannya menyengol mangkok besar dan pecah di lantai.
"Nggak, Sara, nggak! Jangan!" tegas Sara menyadarkan dirinya yang akan berjongkok.
"Kamu harus ke Celine dulu!"
"Iya, aku harus ke Celine!" lanjut Sara mengangguk.
Wanita muda itu belari tergopoh-gopoh menuju Celine dengan satu lengan yang menahan lengan satunya lagi. Tangannya terasa panas, namun harus ia tahan.
Di luar sana terlihat Yuda yang mendekati rumah dengan hanya memakai celana olahraga saja.
"Ada apa, Sa‐." Yuda baru saja akan menaiki teras, namun Sara disana sudah menghilang.
"Aaaaa! Huuuuu!"
"Paapaaaah! Huuuuu!"
Bugh!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...