39. Belum?

14.4K 1.2K 112
                                    

Selamat membacaaa.... love you ❤❤😘🥰

************

"Alhamdulillah, ya, janinnya sehat. Semoga cowok yaa. Hehe. Biar ngejodo aja sama Cèline," ujar Fira dengan senyuman tulus penuh kelembutan.

"Amin, mbak. Kalo saya sih apa aja yang penting sehat." Sara tersenyum manis dengan matanya yang berakhir menatap lembut pada Yuda. Yuda sedari tadi tanpa henti mengusap perutnya dengan penuh kasih sayang.

"Kalo cowok, biar personil kita pas. Kalo cewek, bisa nemenin Celine main dandan sama desain baju," ujar Yuda dengan senyuman lebar penuh rasa bahagianya, tatapan Yuda tertuju manis pada Sara juga Celine yang selalu membuatnya semangat menjalani hari.

"Apa aja, yang penting sama-sama pinter, bisa survive kehidupan keras."

"Aamiin, mas." Sara tersenyum penuh, Yuda adalah sosok ayah yang sangat langka. Yuda membuat Celine lihai dalam banyak hal, Celine juga lihai bela diri, itu wajib untuk Yuda. Yuda tidak ingin anak-anaknya hanya sekadar meneruskan perusahaan saja, Yuda ingin anaknya punya banyak keahlian agar susatu saat nanti tidak ada kata sulit untuk anak-anaknya bangkit dikala gagal.

"Abang Kenan gimana? mau punya adik lagi atau gimana?"

"Enggak. hehe. Si abang biar jadi anak tunggal aja, apalagi aku udah makin serius terjun kerja pas dia udah SD." Fira tersenyum simpul dengan matanya yang mencuri pandang pada Yuda.

"Abang, Sini!" Jerit Cèline dengan cengiran penuh semangat, itulah Cèline yang selalu ceria.

"Sini! Aku udah desain baju buat abang. Hihi. Nanti abang harus pake. Abang, kan, pacarnya Cèline. Kalo pacar itu harus nurut."

Kenan yang sudah cukup dewasa hanya mendengus saja. Kata pacaran diantara mereka adalah kata yang tidak sengaja terucap, hanya candaan dari paman dan bibi merek, namun nyatanya terus terbawa.

"Sini, abang lihat. Kamu bajunya yang mana? Kita bajunya seragam?" Ujar Kenan, mendekap tubuh Cèline dari samping.

"Sama, dong! Serasi. Hihi. Kan, pacar."

'Cuup.'

"Hihi. Hihi." Cèline terkekeh manja, bahunya menciut menggemaskan kala pipinya dikecup begitu penuh kelembutan oleh Kenan. Diantara semua teman yang Cèline temui, Kenan lah yang paling membuatnya nyaman, Kenan sangat pengalah, namun pintar juga memiliki jiwa pemimpin yang khas.

"Nanti kita bakalan bisa dance bareng kalo Cèline udah tinggi. Abangnya ketinggian, sih, badannya. Jadinya kita ga bisa dance bareng, deh!"

"Nanti abang tunggu kamu tinggi." Kenan tersenyum manis dengan mata mereka yang saling menatap dalam, gigi keduanya berderet manis saling memancarkan rasa bahagia.

"Oke, janji, ya! I love you."

"Mwah! Abang paling love! Hihi."

Sara membeku, matanya melebar kaku kala melihat Cèline yang mengecup pipi Kenan, di dekat bibir. Jika Kenan sama-sama anak kecil mungkin Sara tak apa, tapi Kenan sudah menuju tiga belas tahun.

"Ekhem .. emm .. Cèline sama abang Kenan itu emang pacaran, ya? Atau .. emm ... " Sara tergagu kala kebingungan meneruskan ucapannya, tatapannya tertuju pada Yuda dan Fira bergantian.

"Enggak, mereka enggak kita jodohin, kok," ujar Fira seolah paham betul.

Sara menatap sekilas pada Fira yang baru saja berucap, Sara terpaku melihat Yuda yang tersenyum manis menonton Cèline, tatapan Yuda begitu dalam, penuh kasih.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang