Sesudah baca jangan lupa vote, komen, share, dan follow jikalau mau. 😁😊🤗
[MY SWEET CELINE]
Hari ini Sara sudah mulai bekerja di Restoran sebagai waitress. Sekarang Sara sudah memakai seragam khusus para waitress.
Sara selalu melayani pelanggan restoran dengan baik dan sopan. Tak jarang ada seseorang yang menanyakan nama, alamat rumah, dan usia. Sara selalu sabar menjawab pertanyaan aneh mereka selagi mereka tidak kelebihan batas. Sara selalu menolak menjawab pertanyaan pribadi yang aneh dengan jawaban halusnya yang sopan agar mereka tidak tersinggung.
"Sara, anterin ini ke meja no 27! Aku kebelet banget soalnya." Dewi terdengar begitu terburu buru dengan ekspresi mirisnya.
Sara tersenyum melihat Dewi yang sangat terburu-buru pergi ke toilet dengan sedikit berlari. Dewi adalah teman sekaligus sahabat Sara yang paling dekat. Dewi sangat frontal dalam segala hal. Dewi merupakan Sahabat terbaik Sara.
"Yuk, mbak Ani!" ajak Sara dengan mulai mendorong meja berisi penuh makanan.
"Siap let's go!"
"Hehe. Bacanya pake jeda lebih enak." Sara menatap ramah dengan kuluman senyum.
"Oh. Haha. Siap, let's go. Gitu, kan?"
"Iya, hehe." Sara tersipu malu. Untung saja rekan kerjanya tidak mudah tersinggung. Disini ada yang baik ada yang tidak. Semua mengalami kondisi dimana ada yang pro dan kontra.
"Waduh. Ibu-ibu hedon."
"Haha. Hedon." Sara menggeleng dengan senyum yang tercetak indah. Ada-ada saja rekannya ini.
"Itu sepatu minimal sepuluh jeti, tas mapuluh jeti, belum cincin, boleronya bisa ampe ratus juta."
Sara lagi lagi terkekeh gemas juga memaklum seiring berduaan mendorong juga membawa nampan. Restoran ini memang mewah, tapi tidak sampai minuman ratusan ribu, paling mahal mungkin dua ratus ribu saja.
"Selamat siang, nyonya." Sara tersenyum dan menyapa pelanggan dengan ramah. Pelanggan tersebut adalah sekumpulan ibu-ibu sosialita yang berjumlah 4 orang. Ibu-ibu tersebut mengehentikan pembicaraannya sejenak untuk melihat kearah Sara yang datang.
Sara mulai menta makanan di meja makan. Seperti biasa, akan ada orang yang bertanya padanya. Walaupun tak setiap orang bertanya, namun hampir di setiap harinya akan ada orang yang tertarik sikap dan wajahnya. Hanya untuk sekedar kagum.
"Lihat, jeng. Cantik amat. Baru nemu waitress secantik, serapi and then seelegan ini."
"Anak owner kali?"
Sara tidak tahu ada yang membicarakan dirinya dengan intens. Sara fokus menata makanan dengan selalu memberikan senyuman manis di setiap saat saling menatap.
"Iya, bener kata Sukma. Palingan anak owner. Kinclong banget. Bukan masalah kinclongnya sih, tapi rapi sama elegannya."
Sukma mengangguk setuju. Menurutnya pelayan yang cantik itu tidak akan jauh dari anak owner restorannya.
"Eh! Nggak. Restoran ini tu punya adik ipar mamah aku dulu. Punya suaminya bibi aku. Yang punya orang Jepang asli."
"Iya juga, ya. Ga ada Jepang-Jepangnya juga wajah dia."
Mereka mencuri pandang bersamaan pada Sara yang menjelaskan perih makanan pada dua lagi sahabat mereka.
"Eneng udah nikah?" Ucap salah seorang dari mereka yang tertarik oleh paras juga perilaku Sara. Bagaimana cara Sara tersenyum, mengangguk, bergerak, semua dibuat kagum. Sara tidak banyak berakting, apalagi berakting lemah gemulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...