81. Mas Yuda.

4.7K 576 65
                                    

"Tegasin, Sar. To be honest, aku percaya sama kamu. Di fotonya juga ga ada yang full face."

"First! circle Yuda tu circle-circle billionaires. Ga ada orang sembarangan yang bisa deket ama Yuda. Gampang buat orang-orang gitu bayar agen yang rela wajahnya dioplas, dirombak, dijahit sana sini. Itu gampang! Teknologi canggih!"

"Dulu juga Yuda ga jarang sama cewek-cewek billionaires. Ga jarang mereka ketagihan. You know what i mean? Itu dulu! Ok? Pasti you paham, kan? Yups,.. like one night stand."

Sara meringis kebingungan. Apa arti spesifik dari one night stand? Sara tidak mengetahuinya. Yang pasti Sara paham adalah aktifitas seksual.

"Saya malu jawabnya, nyonya. Mending searching aja ya? Mau? Biar saya buka internet." Arum buka suara. Sudah sejak 15 menit yang lalu majikannya merenung menunggu jawaban.

"Biar saya aja, Arum. Makasih."

"Yang sabar ya, nyonya. Nyonya itu orang baik. Saya siap, kok, jadi saksi. Nyonya kemana-mana selalu sama saya, bi Surti, pak sopir, sama Rosi juga."

Sara mengangguk memanjatkan doa. Kedua sudut bibirnya mengangkat lembut. Sara berani jamin dirinya tidak pernah menanggapi rayuan dari laki-laki lain. Sara menjaga pandangannya, Sara jaga penampilannya, Sara pakai cincin kawin mereka. Sara selalu senang kala pergi bersama Celine, itu bisa menjadi bukti dirinya sudah beranak.

"Satu yang aku minta sekarang. Tolong maklumin adik aku kalo sampe dia sulit percaya. Kamu tahu sendiri, Yuda sama aku itu anak broken home. Ibu kita khianatin kita. Ibu kita ibu yang jahat. Yuda bahkan ga niat nikah kalo ga sama kamu. Sama kamu yakin pun karena kamu terlebih dahulu sudah seperti ibu yang nyata buat Celine. Disanalah Yuda mulai nerima keadaan kalo dirinya emang cinta sama kamu."

"Riana selingkuh! Riana bahkan berani berciuman sama selingkuhannya di depan kita. Riana berani nginjak harga diri ayah kita di depan kita berdua sebagai anak mereka. And it was so,.. hiks. Itu sakit. Yuda punya trust issues. Tolong maklumi Yuda."

Sara mengangguk ditengah rasa sedih. Sara kasihan pada suaminya. Mental suaminya pasti sangat diguncang kala itu. Jati suaminya dibuat hancur lebur.

"Nyonya! Nyonya! Tuan Yuda pergi naik mobil, ngebuut!" Teriak Arum tiba-tiba hadir dari arah balkon kamar setelah menjauh dari sang majikan.

"Mana Arum?!"

"Mas Yudaa! Mas Yuda tunggu! Maas! Mas Yudaaa!" Teriak Sara dari atas balkon kamarnya yang mewah ini.

'Brumm!'

"Maas!"

"Sst! Tanyain pak Bayu! Saya mau telfon mbak Fira lagi." Sara berjalan terburu-buru untuk keluar dari kamar. Sara harus banyak berdiskusi bersama Fira, Sara juga harus mengontrol anaknya.

"Tanyain pak Bayu, semuanya juga! Tanyain juga tadi gimana aja."

Sara sesekali terpejam erat seiring ia berjalan menelusuri rumah mewahnya ini. Suaminya memang begitu bergelimang harta. Sara sendiri tak tahu total kekayaan suaminya berapa. Biaya bulanan listrik, bensin, perawatan mobil, peswat, biaya menggaji karyawan rumah, itu semua benar-benar gila. Sara bahkan tak tertarik untuk ikut campur.

"Mamiih!"

"Mamiiih! Mamiiih, kakak takuut! Papih tadi paksa kakak ikut! Kakak ga mau!" Teriak Celine berlari dengan tangan membuka agar Sara siap menggendong.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang