23. di Jepang

17.6K 1.4K 128
                                    

Sara tertidur tenang di tengah sepinya kamar yang luas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sara tertidur tenang di tengah sepinya kamar yang luas. Hari sudang menuju petang. Sara masih dengan setelan tadi siang, yaitu hanya memakai tank top hitam dan rok setengah betis. Tangan dan bahunya begitu mulus, putih sedikit pink dengan sedikit bintik khas bule. Di samping ranjang di dekatnya terdapat pria dengan tato hingga tengkuk yang duduk di single sofa dengan kaki berselonjor ke atas laci samping kepala ranjang.

Di tengah ranjang terdapat bocah kecil yang tidur telungkup tak beraturan. Baik Sara maupun Celine, mereka sama sama mencuri perhatian pria bertindik itu. Celine yang selalu berisik, manja, banyak marah, sedangkan Sara yang begitu sabar, dewasa, pengalah. Yuda terkekeh tipis. Celine dan Sara adalah perpaduan yang pas.

"Ssstt! Euungh." Sara melenguh ditengah tidurnya. Keningnya mengkerut.

"Ssuut. Tidur lagi," ucap Yuda teramat lancar.

"Ssst! Kenapa sakit banget kepala aku, ya?"

"Ssst!"

Sara meremas sisi kepala, terpejam erat menahan sakit. Tak sadar dirinya jikalau ada Yuda di sampingnya, si pria dengan dua tindik di telinga, dan tato hingga tengkuk belakang. Dirinya sibuk menahan sakit di kepala. Sara sampai tak memperhatikan dirinya dimana, nuansa kamarnya beda, wewangian pun beda.

"Ssst! Sakiit." Sara terpejam erat cukup lama. Lalu setelahnya ia mulai tenang.

Suasana kamar sangatlah hening. Perhatian Yuda memusat seluruhnya pada si cantik yang sudah seperti malaikat hari. Entah, Sara sangat cantik hingga dirinya enggan mengedip.

Sara sedikit menyamping ke kiri, ternyata ada Celine. Sontak tubuhnya menyamping, berusaha menggapai kepala Celine tuk memberi usapan. Ia tersenyum lemah.

Sara masih tersenyum ditengah rasa sakit di kepala. Satu tangannya ia lipat dan jadikan bantalan kepala dengan kelima jari meremas, sedangkan satunya lagi mengusap manis pada pipi tembab Celine.

"Cantiknyaa, maasyaa Allah. Pasti mamahnya Celine cantik banget juga. Pak Yuda aja ganteng banget," gumam Sara sangat parau. Dirinya tersenyum atas ulahnya sendiri.

"Tenang banget, bobonya, nak. Hmm."

Yuda terdiam menelisik Sara yang membelakangi. Ada cukup banyak bagian punggung Sara yang terekspose.

Mata elang itu mengalihkan pandangannya kala merenung. Sara bilang dirinya sangat tampan. Benarkah?

"Bobonya tenaang, nyenyaak."

"Hehe. Kalo udah banguun, heboh. Ya, sayang, yaa? Hihi." Sara mendengus kala bocah itu tak merespon.

"Euungh! Ssst!" ringis Sara menyembunyikan kepalanya pada bantal.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang