76. Baby born

7.8K 903 119
                                    

Alesan aku jarang updet juga karena aku dua minggu kemaren sibuk banget. Aku ada sekolah dari pagi sampe jam 11, terus pas pulang ke rumah Pts jam 12, dikasih tenggat sampe malem. Terus aku juga ada bimbel/les terus ambil konsul juga. Aku minggu kemaren sering banget pulang jam 10 malem karena les. Dan aku ga ada waktu buat buka handphone. Kalo alesan kepenulisan itu juga jadi faktor banget.

Maaf telat update. Aku ga percaya bisa tembus 600.😫😭. Aku malah ga buka wattpad terus. Kenapa pas 600 votes tadi aku ga langsung update? Karena aku bikinnya dadakan, guys. 🙏🙏🙏😭😭😭

[MY SWEET CELINE]

"Bu haji nangis terus." Yuda mendecih gemas dengan erat mengguncang tubuh sang istri yang ia dekap.

"Siapa bu haji? Ah? Mas Yuda bicara sama aku?" Cicit Sara mencoba menghentikan kesedihannya. Sara tak paham maksud sang suami.

"Ini, ini bu haji. Hmm? Haha." Yuda mendelik begitu gemas seiring mengusap kepala sang istri hingga mukenanya semakin tak berbentuk kala dipakai.

Sara sontak cemberut kesal. Sara biarkan Yuda mengecup bibir dan juga sekeliling wajahnya hingga puas. Sara tahu, ini karena Sara yang masih memakai mukena. Sesekali Sara merengek kala terdengar jelas kekehan Yuda yang mengejek gemas.

"Hahaha! Ibu hajii! Hmm? Jangan nangis lagi. Haha." Yuda semakin menjadi. Keningnya mendorong kening Sara hingga tak bisa berkutik.

"Maas. Ihh! Aku abis solat, makanya pake mukena. Aku bukan ibu haji! Nyebelin banget!" Rengek Sara tak bisa tenang dalam dekap sang suami. Sesekali Sara memukul dada bidang Yuda.

'Cuup.'

Yuda dengan sepenuh hati mencium bibir sang istri. Istrinya berhasil selalu membuat dirinya mabuk kepayang. Yuda tak bisa tenang bekerja seharian. Bayangan wajah istrinya yang manis selalu saja menghantui, bergentayangan.

"I love you! And i'm sorry buat hari hari itu. Maaf udah kasar sama kamu, bikin fisik sama hati kamu sakit." Yuda tak sedikitpun bisa mengalihkan tatapannya pada kedua mata indah itu. Betapa dirinya menyesal sudah bersikap kasar dan menakutkan. Kurang apalagi istrinya? Istrinya memiliki tingkatan sabar yang tinggi.

"Aku maafin. In syaa Allah aku bakalan berusaha selalu maafin, ke siapapun itu, apalagi suami aku sendiri." Sara mengedip mengiayakan.

"Thankyou very much, Sara." Yuda mengangguk berikut menahan napasnya kala sang istri mengusap sisi wajahnya dengan penuh kelembutan.

'Cuup.'

Bagi Sara, selagi ada niat dan usaha untuk berubah, semua orang patut dimaafkan. Sara sama sekali tidak membenarkan, termasuk cara Yuda mendapatkan dirinya. Mungkin suaminya banyak berbuat kasar, begitu egois, dan tak lupa dengan watak keras kepalanya, tapi semua itu bisa pula diseimbangkan dengan bagaimana Yuda memperlakukan dirinya bagai ratu, Yuda memberi apapun yang dirinya mau, Yuda seolah ingin berhasil memberikan semua kebahagiaan di dunia.

"Ayo, kita ke Celine." Sara tersenyum manis seiring meraih telapak tangan sang suami dan mengaitkan jari mereka. 

"Beautiful!" Ucap Yuda dengan jahil mengibas mukena sang istri seiring dirinya menguntit. Sara hanya terkekeh saja dan terus berjalan menarik tangan sang suami.

"Thankyou!" Ucap Sara seketika mengatupkan bibirnya kala terlalu tersipu. Sara suka pujian itu.

Yuda sontak terdiam sejenak kala istrinya berbalik badan dan tiba-tiba mengedip menggoda tanpa malu-malu sedikitkan.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang