"Ayo pulang, maas. Celine keburu bangun." Sara melirih frustasi kala Yuda terus berdiri di belakangnya, menyisir rambut Sara dengan lembut."Diem! Aku lagi marah!" Geram Yuda menatap menusuk pada pantulan tatapan mereka di cermin sana. Tangannya melanjutkan menyisir rambut sang istri dari atas hingga bawah.
"Hari ini Celine latihan panjat tebing, mas. Dia udah excited banget ketemu sama coachnya. Katanya coachnya asik." Sara berujung menatap pasrah pada suaminya yang bagaikan patung itu. Dirinya bisa apa. Padahal mereka sudah siap dengan pakaian rapih mereka.
"Ga usah bantah!" Desis Yuda menepis rambut coklat istrinya hingga terhembus begitu indah.
"Mas Yuda belum reda? Hmm? Masih marah?" Ucap Sara menarik kedua tangan suaminya menjadi memeluk didepan lehernya.
"Iih, ya ampuun. Suami aku manja banget. Hmm? Ck ck ck." Sara menggeleng tak habis fikir. Dirinya dengan sengaja bergerak ke kanan ke kiri tuk menggoda sang suami. Sara semakin mendengus kala suaminya terus mendelik. Suaminya sangat kekanak-kanakan.
'Cuup.'
"Yuk ah! Yuk! Kasihan Celine. Kita juga harus beli oleh-oleh. Dia minta boneka, lho. Nanti ngambek lagi kalo ka dibeliin." Sara berdiri dengan kedua tangan Yuda yang ia ayunkan ke kanan ke kiri. Kepalanya menengadah sabar dengan senyum yang terpancar sempurna.
"Yuk!" Ajak Sara melangkah mendekap lengan kekar sang suami. Bibirnya melengkung menggoda seiring ia melangkah menarik lembut lengan suaminya yang begitu kaku ini.
Yuda yang ditarikpun akhirnya melangkah mengikuti sang istri yang terus berjalan mendekap tangannya.
"Halo, Arum! Kamu dateng ambilin gaun saya di hotel, ya. Saya share lokasinya di pesan. Makasih, ya, Arum. Maaf ganggu pagi-pagi gini." Sara tersenyum menuntun langkah mereka berdua. Sara harus menjaga gaunnya dengan baik, apalagi itu hasil rancangan anaknya sendiri. Kebetulan Sara takut tidak rapih kala membenarkan gaun semalamnya yang mengembang itu.
"Yaa, makasih!" Ucap Sara mulai bersiap menutup panggilan telfonnya pada Arum.
'Cuup.'
Yuda hanya diam membeku saja melihat Sara yang tanpa ragu mengecup punggung tangannya. Sara tidak melunjak, melainkan menjadi versi paling terbuka dari dirinya kala semakin lama bersama disetiap waktunya.
"A? Eh? Ini ap,..?" Sara membeku mengangkat kepalan tangan suaminya. Matanya melotot syok mencoba menahan tawa. Ada sisir milik hotel di tangan suaminya.
"Ahahaha! Haha. Mas Yuda bawa sisir hotel! Ngapain? Hahaha." Sara tertawa besar terpingkal-pingkal hingga melepas genggamannya pada Yuda. Tangannya memukul gemas tanpa tenaga pada sisi bahu suaminya.
"Hahaha." Sara tak bisa menghentikan tawanya begitu saja. Terasa ada yang menggelitik dalam perutnya. Tatapan suaminya yang polos bagai bayi baru lahir justru semakin membuat dirinya gemas.
"Ya udah, tinggal buang!" Kesal Yuda dengan mudah membanting sisir semau dirinya hingga membentur kencang pintu kamar hotel di kejauhan sana.
"Hei! Mas Yu-! Astaghfirullah! Mas Yudaaa." Sara mulai melotot meringis geram memperingati suaminya. Antara gemas, kesal, lucu, semua menjadi satu.
"Mas Yuda suka aneh-aneh aj-." Sara seketika berhenti melangkah akibat cekalan Yuda di tangannya.
"Mau kemana?" Ucap Yuda menatap sensitif pada istrinya.
"Ya ngambil sisir, dong, mas. Ga sopan, lho. Pasti satpam yang lihat cctv sekarang bakalan ga terima." Sara mulai menatap jengan pada suaminya yang malah terus menarik dirinya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...