Sesudah baca jangan lupa vote, komen, share, dan follow jikalau mau. 😁😊🤗
[MY SWEET CELINE]
Malam hari. 07:10 PM
Dewi yang baru memasuki ruang istirahat pegawai restoran seketika meringis sebal juga gemas melihat Sara yang mengotak atik tas-tas sederhananya. Untung saja Sara memang suka yang simple, elegan, tidak suka yang kampungan.
Sara akan pulang dan biasanya pulang bersamaan dengan Dewi yang membawa motor dan sengaja tiap hari mengantar jemput jika tahu Sara di rumah. Karena Sara juga biasanya datang setelah mengantar kue pesanan.
"Maen, yuk." Dewi dengan usil mendorong Sara dengan bahunya.
"Main kemana, Dew? Udah jam 7 malem. Masa mau main?" Tanya Sara seketika membeku menghentikan acara membenarkan resleting tas miliknya ini.
"Bukan main gitu. Ayo main ke alun-alun, makan bareng, jajan bareng."
Sara mengangguk paham dengan bibir yang membulat. Setelahnya wajah Sara berubah fokus menatap satu titik. Sara harus tahu dulu besok ada pesanan atau tidak.
"Sar, beli tas napa sih! Tuuh, tas kamu gitu amat." Dewi menunjuk bagian resleting tas Sara dengan sinis. Sara sudah tiga kali menjahit bagian itu.
"Oh. Hehe. Ga ada waktu. Lagian, masih ada kok yang lain di rumah," jawab Sara terkekeh manis.
"Kamu tu dibilang miskin nggak juga. Uang di bank ada ratusan juta. Jangan pelit-pelit dong. Beli bedak diskon mul-."
"Buat bangun toko, Dewiii." Sara melotot gemas, giginya saling beradu.
"Ya intinya sih karena aku mau bangun toko dan emang aku bukan orang penting. Mubazir. Kalo aku tiap bulan beli baju, mungkin uang aku ga bakalan ada ratusan juta kayak sekarang." Sara tersenyum manis dengan bangga sembari melipat tangannya.
"Ya juga sih. Kalo aja aku ga tahu kamu teratur, mungkin aku ngiranya itu warisan. Haha."
Keduanya tertawa bersamaan. Sara memang terlihat hemat sekali untuk sekarang. Bukan karena Sara pelit, melainkan Sara memiliki tujuan.
Sara dan Dewi berjalan dengan segera pergi juga tak lupa berpamitan. Seperti biasa, Sara menjadi penumpang setia Dewi hampir disetiap harinya.
"Dingin, ga, Dew?" Tanya Sara memeluk tubuhnya sendiri ditengah malam yang dingin. Dewi mengendarai motor dengan kecepatan sedang.
"Ga! Biase ajeh! Eh, Sara. Kamu tahu, ga? Kata pacar aku, kamu tu dingiiin benget, pendieem banget. Iya sih. Haha. Dia ga tahu aja Sara juga aslinya bisa cerewet. Cerewet kayak ibu tiri." Dewi terkekeh sendiri atas asumsinya itu. Tak jarang Sara cerewet terhadap hal-hal kecil.
"Ha? Kayak ibu tiri? Galak, dong?" Ucap Sara melongo menahan tawa. Ucapan temannya itu ada-ada saja.
"Eng-enggak galak sih. Aduh, gimana bilangnya ya? Yaa, pokoknya manis-manis cerewet lembut gitu deh." Dewi menjawab dengan kepala terasa pusing bagaimana menjabarkannya.
"Berarti ga galak, kan? Hehehe." Sara terkekeh malu-malu. Wajahnya cukup bersemu merah.
"Ya enggak, lah. Ngaca dulu makanya!" Desis Dewi kesal, dengan sebuah kerlingan mata yang Sara beri sebagai jawaban. Dewi memanglah Dewi.
"Tapi kamu ramah sama bapak-bapak renta. Suka senyum. Kamu tu aneh pokoknya."
"Iya, Dewii, iyaaa." Sara dengan gemas berbisik tepat di sisi telinga Dewi. Ulah Sara membuat Dewi terkekeh dengan lanjut fokus mengemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...