Masih pagi dini hari. Kamar pasangan suami istri yang begitu mengagumkan ini terasa sepi, tak ada kehangatan di pagi ini. Suasana bekas semalam masih begitu mendominasi. Semalam Sara hanya pasrah saja atas apa yang suaminya lakukan. Selagi tak melebihi batas, Sara terima itu.Sara duduk di atas single sofa dalam bakutan mukena putih. Tangannya menyimpan kitab suci al-qur'an di atas meja dengan begitu perlahan.
"Huuf." Sara menghembuskan napas besar. Perlahan dirinya bangkit, lalu berjalan menuju ke dekat pecahan serta serpihan cermin di dekat kamar mandi bekas semalam.
"Ya Allah. Sarung tangan dimana, ya? Huuf. Ga ada hand loop," ucap Sara berjalan mondar mandir menatap lemari.
'Tit tiit.'
Sara terkesiap dengan kedua tangan membuka. Sungguh dirinya terkejut mendapati alarm di atas laci menyala tiba-tiba.
"Huuh, ngagetin aja." Sara melotot menggeleng seiring menekan dada.
"Maas, udah mau jam lima. Mas Yuda mau makan apa buat sarapan? Biar aku bilang mereka buat siapin." Sara berjalan mengelilingi ranjang menuju suaminya yang tidur menguasai ranjang, dengan hanya satu kaki serta sebagian tubuh bagian atasnya tertutup selimut.
"Pagi, mas. Tidur nyenyak?"
'Cuup.'
Mata Sara menutup seiring meresapi kecupannya pada sang suami. Tubuhnya duduk si sisi ranjang, tangannya mengusap lembut pada kepala suaminya.
"Selimutnya jangan dibuka besar-besar gini, mas." Sara membenarkan selimut pada tubuh Yuda. Suaminya begitu pulas.
"Eunghh! Uummmh!" Erang Yuda mencengkeram mudah pada rahang istrinya, kali ini tak kasar.
Sara sedikit meringis menutup mata, wajahnya maju tertarik, diberi kecupan.
"Hhhh! Badan kamu panas." Yuda mengerang berat, matanya sontak membuka.
"Lumayan anget, mungkin kecapean," jawab Sara sedikit salah tingkah akibat tatapan itu.
"Pake baju dulu, mas, aku bilang dari semalem ah." Sara cemberut tipis membenarkan kembali selimut untuk suaminya.
Yuda mendengus mengedik manja. Perlahan tubuhnya berputar di atas kasur, lalu ia daratkan kepalanya di atas paha sang istri. Istrinya yang dalam balutan mukena putih pemberiannya ini begitu cantik.
"Kamu udah solat?" Tanya Yuda sedikit basa basi.
"Hmm? Iya. Mas Yuda mau solat?"
"Hmm? Enggak. Hehe." Yuda tertawa tipis ditengah kantuknya. Usapan lembut sang istri membuatnya nyaman.
"Kamu cantik banget, yang. Give me a kiss!"
Sara bersemu merah mendengar panggilan baru dari suaminya. Panggila ini baru untuk dirinya, tapi dirinya juga sering dengan pasangan lain menggunakan panggilan ini. Sara benar-benar belum siap mendengar panggilan baru ini.
"Kenapa? Kak Fira bilang, semua suami istri ga ada yang manggil pake nama, ga romantis. Aku pikir kamu ngerasa gitu." Yuda mendongak memancarkan senyuman manis.
"Mas Yuda niru-niru? Hmm?" Tanya Sara begitu lembut.
"Nooo. Selagi emang sarannya bagus, why not?" Timpal Yuda mendelik merasa tersindir.
'Cuup.'
Sara meringis menahan tawa seiring mendapat ciuman tiba-tiba. Ceruk lehernya ditarik posesif oleh sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
Ficción GeneralKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...