Ini sudah malam ketiga dan lagi, Biru berakhir tidur sendiri sebagai suami jejaka. Hidup ini memang penuh drama. Namun, Biru tak menyangka drama malam pertamanya akan sealay ini.
Tepat di hari pertama, ia gagal. Itu jauh lebih ironi daripada hari ini. Bayangkan saja, sudah tinggal lep seperti sosis s*nice mendadak ia ingin ke kamar mandi.
Drama dimulai ketika Biru syok tak bisa menggunakan WC duduk. "Contohin cara makainya donk, La," pintanya. Bukan contoh Langit malah manyun lalu bergidik.
"Gak mau, malu!" pekik gadis itu kemudian meninggalkan Biru di sana dengan kebingungan. Lagi, go*gle menjadi guru dadakannya. Masalah semakin pedih ketika Biru bingung bagaimana cara ia membersihkan diri setelah setor di WC duduk.
Dua jam dia di kamar mandi memikirkan cara memakai gayung. Lebih parah, ia juga tak tahu cara memutar keran. Semua ia pelajari melalui video tutorial. Ribet memang, hanya mau bagaimana lagi. Biru harus berlajar menjadi manusia Indonesia seutuhnya dan seluruhnya.
Ah, sudahlah. Hari kedua jauh lebih menyedihkan. Sudah siap-siap mengosongkan perut agar tak mendapat panggilan alam lagi, Pak Hansip mengetuk pintu tepat pukul delapan malam.
"La, suamimu kata Pak RT diminta ngeronda malam ini. Gantiin Pak Apey," katanya.
Beberapa kali Biru menggeleng, tetap saja Langit memaksanya. "Belajar gaul, Tuan. Biar tahu cara hidup di sini seperti apa. Sekarang Tuan Muda tinggal di sini, bukan di sana lagi. Tentu harus bisa beradaptasi."
Pas saat itu, ibu Langit demam. Istrinya tentu harus menunggui. Jadilah malam kedua itu berakhir di pos ronda dengan ciuman dari nyamuk-nyamuk genit.
Kini, ia kembali dilema karena gunting dan baju dalam. Di kamar, Langit meratap. Pakaian itu ia sengaja beli seharga lima puluh ribu rupiah dengan memakai uang celengan.
Tadinya Langit tak percaya diri. Apalagi banyak suami yang mengeluh gagal di malam pertama. Langit meminta bantuan Sarah, sahabatnya. Menurut wedjangan Sarah, Langit harus mengenakan pakaian berenda lagi berwarna merah muda. Susah-susah ia dapatkan, dengan lugu malah digunting suaminya.
"Ini kalau disambung juga susah. Yang ada malah putus lagi," keluh Langit. Ia terdiam beberapa saat. Diliriknya pintu yang tertutup. Ada Biru di ruang tamu sedang duduk meratap malamnya yang sepi.
Rasa bersalah Langit bangkit. Kasihan juga suaminya itu menunggu sampai tiga hari lamanya. Langit turun dari tempat tidur dengan tubuh terbalut handuk. Ia mengintip dari pintu dan melihat Biru duduk di karpet sambil memilin-milih tali di sisi karpet plastik. "Ia selalu imut," ucap Langit.
Kali ini gadis itu mencoba berlapang dada. "Tuan, mau masuk gak?" tanyanya dengan suara setengah berbisik takut membangunkan ibunya.
Biru tertegun. Ia mendongak dan melihat Langit ada di pintu. Lekas Biru bangkit dan berlari masuk. "Gak marah lagi?" tanya Biru. Langit mengangguk.
Pintu langsung Biru tutup. Ia tak mau menunggu lama untuk main taekwondo di atas tempat tidur. Handuk Langit mulai ia turunkan. Pemandangan terlarang yang sering ia lihat dalam video tutorial akhirnya ia lihat dalam versi halal.
"Aku siap praktek biologi nih, materi tentang perkembangbiakan. Belajarnya pas SMA, prakteknya baru sekarang. Telat tak apa asal selamat," ucapnya basa basi.
Kuncinya satu yang Biru pegang dari berbagai buku yang ia temukan di perpustakaan. Bayangkan, demi malam ini ia sampai harus masuk tempat keramat itu.
Biru main aman, ia harus memetik gitar dan menyetelnya hingga berada di nada yang pas. Meski harus memetik berkali-kali, menimbulkan kegaduhan dari suara gitar yang sedang ia setel, Biru semakin peka pada nadanya.
Berhenti main gitar, ia kini mulai mencoba mengeluarkan air dalam sumbernya agar basah dan siap dimasukan mesin bor. Awal-awal masih terasa kering, semakin lama diaduk dengan tangan, muncul genangan dari sumber.
Ini yang dimaksud dalam pedoman malam pertama dari penulis yang berlatar belakang bidan. Keadaan yang pas untuk menembus lapisan tanah hingga membentuk lubang galian tempat menyimpan telur asin.
Biru mulai memasang mesin bor. Ia tahu, ketika mesin itu menghujam bebatuan, akan mengeluarkan suara benturan yang teramat kuat. "La, kamu tutup mulut sama bantal dulu. Kalau sudah enakan, buka lagi gak apa," saran Biru.
Langit mengangguk. Ia ambil bantal dan menutup mulutnya. Benar saja, begitu mesin bor Biru masuk menghujam lapisan tanah, Langit berteriak. Meski suaranya tertahan bantal, tetap saja terdengar hingga Biru sendiri panik.
"Sakit, La?" tanya Biru. Ia syok melihat darah menempel di mesin bornya. Kata video Kakek Sugiono ini normal. Setidaknya Biru tahu kini ia dan Langit bukan lagi suami jejaka dan istri perawan.
"Perih, Tuan," keluh Langit. Air matanya mengalir. Ia mengusap cairan hangat itu.
"Kata buku, kalau dilanjut nyerinya ilang," alasan Biru. Padahal tak ada poin itu dalam buku. Langit dengan polosnya mengangguk saja. Ia pasrah, toh 100 % kini Biru yang memilikinya.
🌱🌱🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)
RomanceIa harus bekerja keras untuk membantu ekonomi keluarga. Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan, ia akan menjadi seorang ratu setelah melewati kematiannya sendiri. Nyatanya, ia bertemu dengan putra kedua pimpinan Bamantara Grouph, Biru Bamantar...