47b. Wanita Malang

810 197 12
                                    

Elina Langit izinkan tidur di kamarnya sementara Biru tidur di sofa. Langit juga merasa kasihan dengan suaminya. Hanya ia tak bisa mengganggu ibunya yang sedang sakit. Elina juga hamil tua, tentu sangat rentan keadaanya.

Pagi itu setelah matahari terbit, sebelum pergi kuliah baik Langit dan Biru datang ke rumah Pak RT. Kasusnya karena Elina beda RW jadi mereka menggunakan jalur negosiasi antar pejabat.

"Iya, nanti aku coba sampaikan langsung pada RTnya biar dirundingkan. Orang tuanya biar nanti dihubungi oleh bapak saja. Mudah-mudahan mereka mau menerima lagi kalau memang mertuanya jahat kayak di sinema azab," jawab Pak RT.

Langit dan Biru merasa lega. "Maaf, sudah merepotkan sekali, Pak. Kami juga gak tahu harus mengadu pada siapa."

Selesai pembicaraan itu, keduanya pamitan hendak ke kampus. Baru sampai teras, Bu Ani memanggil. "Ru, tolong Elina kayaknya mau melahirkan!" seru Bu Ani.

Jelas baik Biru, Langit dan Pak RT kalang kabut. Mereka lekas berlari ke rumah Langit. Elina sudah duduk di sofa sambil memegangi perutnya.

"Pak, tolong panggil warga lain yang bisa bantu ke rumah sakit," pinta Biru. Sementara ia mencoba mencari nomor kontak rumah sakit terdekat untuk menyiapkan ambulan.

Panik sudah baik Langit, Fitri dan Bu Ani. Apalagi di kaki Elina sudah mengalir darah dan lumayan banyak. Sepertinya akibat semalaman di luar dan keadaan psikisnya terluka, berpengaruh pada kondisi kehamilan.

Beberapa warga datang. Mereka membantu menggendong Elina hingga ke depan gang sementara Biru sudah ada di depan gang membantu ambulan menepi.

Elina langsung masuk ke dalam ambulan dibantu warga. Pak RT dan Bu RT ikut mengantar dengan ambulan sementara Langit dan Biru menyusul dengan angkot.

"Kasihan banget Teh Elina. Padahal masalahnya belum selesai, ia malah sudah harus melahirkan." Langit rasanya seperti tak menginjak tanah akibat khawatir dengan Elina. Kasian sekali wanita malang itu.

Kasus Elina ini memang rumit. Ia dihamili pacarnya yang sedang kuliah. Di sini mertuanya tak terima karena menggantungkan harapan pada putra mereka yang calon sarjana, tapi malah mencoreng nama keluarga. Akibatnya mertua menyalahkan Elina. Mereka terus menuduh Elina menggoda anaknya bahkan bayi Elina dianggap bukan anak putranya.

Sementara orang tua Elina malu jika Elina pulang dengan perut besar padahal baru menikah empat bulan. Mereka tak ingin digunjingkan oleh tetangga.

"Kalau seperti ini jadi pembelajaran juga bagi kita ke bayi ini kalau lahir kelak. Kita harus didik agar dia bisa bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Zaman semakin menakutkan, La." Biru mengusap perut Langit.

Sampai di rumah sakit yang dimaksud, Biru dan Langit turun dan langsung berlari ke UGD. Elina langsung ditangani dokter.

"Elina harus dicaesar, tapi anaknya gak mau. Katanya takut gak diakui mertua," cerita Pak RT.

Langit dan Biru juga bingung. Elina memang sempat cerita kalau mertuanya pernah menyumpahi jika anaknya lagir caesar, bukan cucu kandungnya. Ucapan itu yang dikhawatirkan Elina.

Langit meringsak masuk. Meski dokter sempat melarang. "Teh, yang penting itu sekarang keselamatan bayimu. Teteh ibunya. Anggap saja mertua orang lain. Apa Teteh tega menjadikan bayi Teteh hanya demi orang lain?" Langit meyakinkan. Elina tetap saja menggeleng.

Dokter juga bingung. Operasi caesar tetap beresiko jika ibunya dalam keadaan depresi seperti ini. Langit sampai mengucurkan air mata. Ia pegang tangan Elina. "Teh, Langit mohon, ya? Teteh harus selamat bayi Teteh juga. Paling gak, anggap saja ini balas budi karena aku nolong Teteh tadi malam. Langit mohon," pinta Langit.

Syukur melihat Langit memohon, Elina akhirnya mengangguk. Ia dibawa ke ruang operasi. Langit mengusap keningnya dan memberikan Elina kekuatan.

Beberapa jam berlalu, tak lama dokter keluar dengan wajah pucat. "Maaf, bayinya tak bisa diselamatkan. Ibunya masih dalam pemulihan. Bisa hubungi keluarganya, biar kami mandikan bayinya untuk segera dikuburkan," ucap Dokter.

Langit memeluk Biru sambil menagis terisak-isak. "Kasian sekali bayi itu. Kasihan Teh Elina," ucap Langit lirih.

🌱🌱🌱

Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang