Biru boleh menghitung hari meski apa yang ia prediksi sepertinya memang terjadi. Sampai kakinya hampir melangkah keluar dari kelas Langit, tiba-tiba Sarah memanggil.
"Ru! Kakakmu!" panggil Sarah dengan kelopak mata bawahnya menegang. Alis dan kelopak mata atas naik.
Lekas Biru berlari mengambil ponsel di mana Sarah melihat berita terbaru. Itu terjadi, apa yang Biru terka. Skandal pelenyapan saksi itu kembali dibuka dan memancing gelombang publik. Nilai saham perusahaan Surya turun.
"Sar, tanyakan pada papahmu. Bagaimana reaksi para pemilik saham terhadap Surya?" tanya Biru.
Sarah mengangguk. Ia lekas menelpon papahnya untuk mencari informasi. Melakukan kesepakatan dengan perusahaan yang memiliki skandal besar tentu berdampak langsung pada perusahaan. "Investor menarik dana. Mereka meminta kerugian jika sampai nilai saham turun drastis. BG masih aman karena perusahaan lain penyokongnya. Hanya PT. Bamantara Line benar-benar terdampak," jelas Sarah.
Biru hanya bisa menggeleng. Perkiraan kerugian yang diprediksi media saja sudah sebesar itu. Terlebih sudah banyak dana masuk ke RC.
Kekacauan itu terjadi hanya dalam waktu sehari. Dengan wajah pucat, Surya datang memenuhi panggilan papahnya siang itu. Ia juga menjadi sasaran investigasi polisi karena dicurigai memiliki andil atas kasus penyogokan RC.
"Pah." Surya menunduk memberi hormat meski tubuhnya terasa gemetar. Begitu melihat Angga, rasa takut Surya semakin memuncak ketika Angga memandang sinis padanya.
"Kapan kamu akan belajar dari kesalahan? Apa belum cukup kasus dengan perusahaan asuransi itu kemudian kamu mengulang dengan proyek sebesar ini. Kamu pikir uang triliyunan rupiah itu tinggal kamu petik dari pohon mangga?" bentak Angga sambil menggebrak meja.
Surya sampai terkaget-kaget mendengar suara gebrakan itu. "Aku tidak mau tahu! Kamu selesaikan itu sendiri dan jangan sampai nama keluarga kita tercemar." Angga berdiri dari kursi kebesarannya dan membelakangi Surya.
"Pah, Surya tak sanggup. Apa tak bisa Papah bantu Surya lagi? Jangan berpaling begitu padaku. Aku ini putra papah," mohon Surya.
Angga berjalan bolak-balik dengan napas yang cepat. Terasa berat tengkuknya memikirkan apa yang sudah dilakukan putra sulungnya ini.
"Apa tak ada satu pun anakku yang bisa diandalkan? Sudah adikmu itu selalu membuat masalah dan mencoreng nama keluarga, sekarang kamu ikut juga! Darah memang lebih kental dari air. Buktinya kalian berdua sama bodohnya dengan Mira!"
Surya tak bergeming. Sementara Angga merasa posisinya terancam. "Kalau kamu tak becus mengurus perusahaan sendiri, bagaimana bisa kamu mengurus grup ini. Lawan kita akan semakin berkuasa akibat kelemahan yang kamu buat sendiri. Sebentar lagi keturunan Oommu akan mereka gunakan sebagai senjata untuk menghempaskanmu dari daftar calon pimpinan!"
Kini kursi menjadi korban. Angga menendangnya dengan sekuat tenaga hingga terguling. Surya semakin mati kutu. "Aku janji, Pah. Kalau papah membantuku keluar dari kasus ini, aku tak akan mengulang kesalahan yang sama," janjinya dengan suara parau.
"Omong kosong! Memang keluar dari masalah ini gampang? Ini bukan kasus dalam negeri! Kamu sekarang sedang diawasi interpol."
Memang kasus ini seakan menjatuhkan Surya hingga posisi terendahnya sejak ia naik ke posisi CEO. "Lalu aku harus bagaimana?" tanya Surya. Ia sudah kehabisan akal menghadapi masalah ini. Apalagi negara sudah melarangnya bepergian.
"Mundur dari jabatanmu. Sampai nama kamu kembali bersih, aku tak izinkan kamu masuk ke perusahaan," tegas Angga.
"Jika begini karirku hancur, Pah!" protes Surya.
"Kau yang menghancurkan karirmu sendiri. Bukan aku! Jika kamu tidak terbukti bersalah, aku akan mambantu memperbaiki namamu. Jika sampai kau berulah, aku terpaksa memutus ekorku sendiri!"
Surya menunduk. Wajah mengerikan ayahnya itu bukan pertama kali ia lihat. Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan didikan keras Angga yang selalu main bentak jika ia melakukan kesalahan. Dan saat ia ketakutan, ibunya tak pernah sekali pun berusaha menyelamatkannya. Ia lebih memilih membawa Biru dan membiarkan Surya ketakutan sendiri menghadapi ambisi ayahnya akan kekuasaan. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan agar tak melihat wajah menyeramkan Angga hanya, menjadi patuh pada pria itu.
🌱🌱🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)
Roman d'amourIa harus bekerja keras untuk membantu ekonomi keluarga. Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan, ia akan menjadi seorang ratu setelah melewati kematiannya sendiri. Nyatanya, ia bertemu dengan putra kedua pimpinan Bamantara Grouph, Biru Bamantar...