Randy malam itu tak seperti biasanya. Mendengar ceramah Biru setiap hari digrup, akhirnya ia mulai mendengar mp3 bacaan sholat. Awal-awal ia merasa malu. Sampai pelayannya datang, ia mencelat kaget. Benar kata orang, harusnya belajar ilmu agama sedari kecil, karena mulai sudah besar malah malu sendiri.
Lain dengan waktu subuh di mana ia bisa sholat di rumah. Akibat takut diledeki orang tuanya karena tiba-tiba mendadak sholeh, Randy sampai sholat di masjid untuk empat waktu yang lain.
Selesai sholat isya dan ikut kajian malam itu, Randy menyetir mobilnya ke rumah. Di perjalanan, ia melihat Sarah di parkiran sebuah diskotik dipapah oleh pria yang Randy kenal sebagai pacar Sarah.
Merasa ada sesuatu yang buruk, Randy pelankan kecepatan mobilnya sambil memperhatikan pergerakan kedua orang itu dari spion kiri. Sarah dimasukan ke dalam mobi lalu pria itu naik lewat pintu satunya. Sengaja Randy berhenti dan membiarkan mobil itu keluar lebih dulu.
Syukur, mobil itu pergi searah dengan mobil Randy. Baru beberapa detik mobil sedan hitam melewati mobilnya, Randy langsung mengikuti. Ia tahu, itu bukan ke arah rumah Sarah.
Pria itu membawa mobil cukup cepat, tapi Randy masih bisa mengimbanginya. Takut dicurigai membuntuti, sesekali Randy menepi untuk menghilangkan jejak lalu kembali menyusul. Kadang bersembunyi di belakang mobil lain.
Mobil itu masuk ke dalam sebuah gedung apartemen. Di sini Randy semakin curiga. Lekas ia telpon ayah Sarah.
"Randy, ada apa?" tanya ayah Sarah ketika membuka telpon.
"Oom apa punya apartemen di daerah gatsu? Mungkin punya Sarah?" tanya Randy.
"Tidak. Kalau Sarah punya, pasti aku tahu. Kenapa, Ran?" Fandi sebenarnya masih sibuk dengan berkas-berkas di kantor yang harus ia tanda tangani.
"Sarah dibawa pacarnya ke apartemen sini. Hanya Randy aneh, karena Sarah jalan sambil di papah seperti tak sadar," jelas Randy.
Fandi di sana langsung merasa kacau. Ia langsung lempar dokumen ke atas meja kerja. "Randy masih di sana?" tanya Fandi.
"Ini Randy lagi ikuti. Randy gak mau salah sangka dulu, Oom. Biar jelas dulu orang ini maksudnya bagaimana? Kalau ada yang gak beres, pasti Randy hubungi," jelas Randy.
"Oom akan suruh orang ke sana. Kamu jaga Sarah dulu. Kehormatan keluarga Oom sekarang ada di tangan kamu," mohon Fandi.
Ia menutup telpon dari Randy lalu menyuruh beberapa penjaga menuju tempat yang ditunjukan Randy. Di sini Randy juga tak ingin langsung gegabah. Ia harus biarkan pria itu melakukan aksinya sebagai bukti. Yang penting terlihat dulu maksudnya apa. Jika sudah jelas, maka Randy akan tangkap basah.
Pria itu mengeluarkan Sarah dari mobil dan memapahnya masuk ke dalam lift. Randy perhatikan monitor lift sampai jelas di lantai berapa ia terhenti. Melihat angka lima belas, Randy lekas mengikuti dengan lift satunya lagi.
Syukur, ketika ia keluar dari lift, ia masih melihat pria itu memapah Sarah dari kejauhan. Mungkin akibat tubuh Sarah yang berat dan terlihat Sarah masih bergerak-gerak, pria itu kesulitan.
Randy terus membuntuti sampai pria itu masuk ke dalam kamar apartemen mewah itu. Barulah Randy turun lagi dan memanggil satpam.
"Anda yakin?" tanya satpam yang awalnya tak percaya.
"Teman saya itu anak pengusaha. Kalau sampai kenapa-napa, orang tuanya bisa nyeret bapak juga ke penjara," ancam Randy.
Tak ingin mengambil resiko, satpam itu membawa rekannya mengikuti Randy sampai di kamar yang diminta. Pintu kamar itu didobrak dengan linggis. Sepertinya penghuni dalam kaget. Bahkan hitungan menit pintu terbuka. Satpam dan Randy langsung masuk tanpa izin. Mereka mencari Sarah dan pria itu.
Pria itu keluar dari kamar. "Ada apa ini? Kenapa kalian berani-berani masuk ke sini tanpa izin. Kalian tahu saya siapa?" bentak pria itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Randy dan kedua satpam.
Randy tak ingin berdebat, ia dorong pria itu dan langsung masuk ke dalam kamar. Sarah ada di atas tempat tidur berbaring sambil menutup mata, sementara pakaiannya sudah tanggal setengah dada.
Randy lekas menutup mata, ia ambil selimut lalu menutupi tubuh Sarah. "Kurang ajar!" pekik Randy lalu berlari keluar kamar dan meninju wajah pria itu. "Beraninya kamu mau mengotori Sarah!"
Pria itu bangkit sambil memegangi pipinya. "Heh, jangan asal nuduh. Ini suka sama suka. Tanyakan saja sama dia sendiri. Dia mau aku ajak ngamar," bela pria itu.
Randy lagi menonjok muka pria itu. "Gak punya otak, jelas dia gak sadar. Mana ada dia ngomong setuju! Jelas-jelas dari diskotik aku lihat kamu mapah dia dan bawa ke sini dalam keadaan tak sadar. Emang sudah niat jelek kamu, tuh!"
Satpam lekas menahan pria itu. Namun, pelaku masih berkilah. "Heh, kamu itu siapa? Kamu tahu aku ini anak pemilik perusahaan besar? Jangan macam-macam kamu sama aku!"
Baru Randy akan melayangkan tinju, pria itu sudah terkena tamparan. Fandi sudah datang di sana. "Siapa orang tua kamu? Biar aku jatuhkan mereka saat itu juga! Salah kamu memilih lawan!" ancam ayah Sarah.
🌱🌱🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)
RomanceIa harus bekerja keras untuk membantu ekonomi keluarga. Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan, ia akan menjadi seorang ratu setelah melewati kematiannya sendiri. Nyatanya, ia bertemu dengan putra kedua pimpinan Bamantara Grouph, Biru Bamantar...