"Sudah lama banget dia gak ngajakin kumpul?" Miki menggaruk bagian belakang telinganya yang gatal.
"Mau nginep katanya, lagi diusir istrinya," cerita Roland.
"Salah dia sendiri, gangguin anak tetangga sampai diomelin emaknya. Emang dasar si Biru itu gak ada rubah-rubahnya," komentar Miki.
Sedang Randy tak ingin bercanda. Ia sedang serius memikirkan pernyataan ayahnya. Biru harus tahu, alasan mengapa dia sering dibedakan dengan Surya.
"Kangen aku, ya?" tanya seseorang yang baru naik ke balkon atas. Ia datang dengan beberapa keresek makanan.
Roland menatapnya lalu berlari dan memeluk Biru dengan erat. "Ru! Akhirnya kamu ikut kumpul sama kita-kita lagi. Aku pikir setelah nikah dunia kita berbeda," ucap Roland sambil menepuk punggung Biru.
Biru mendorong tubuh sahabatnya itu. "Geli! Berharap digerayangi Langit, malah kamu yang nemplok. Sial banget aku tuh!"
Lekas ia simpan keresek-kereseknya di atas meja. "Apa ini?" tanya Miki sang pemilik rumah.
"Aku baru gajian beliin kalian makanan. Terus, aku juga mau syukuran. Alhamdulillah sekarang sudah lulus iqra tiga langsung besok ke iqra empat," ucap Biru.
Miki dan Roland bertepuk tangan. "Cepat banget, Ru. Bukannya baru kemarin-kemarin kamu bilang mau belajar iqra?"
"Iya, aku pergi ke toko buku dekat rumah nyari buku iqra paling bagus. Trus dikasih buku iqra satu paket dari satu sampai enam. Covernya hitam dan ada gambar kakeknya," jelas Biru.
"Kakeknya siapa?" Roland serius mendengarkan karena memang dia juga belum lulus iqra.
"Katanya sih penemu buku itu. Sudah legendaris dan terkenal dari masa ke masa. Hampir sama kayak the beatles. Kalian kalau mau beli, aku nanti beliin deh. Malu kalau sudah nikah, masa gak bisa jadi imam. Aku saja ngafalin surat perlu Langit tulisin dulu pakai teks romawi di kertas. Lumayan sudah hafal sampai Al-maun," cerita Biru.
Lagi, Roland dan Miki bertempuk tangan. Sedang Randy hanya tersenyum kecil. Ia melirik ke arah Biru dengan tatapan iba. Kadang dulu ia sering iri, hidup Biru sangat digelimangkan harta. Apapun yang ia mau selalu ia dapatkan. Tak ada yang melarangnya melakukan ini dan itu. Sekarang lain, Randy pikir hidup Biru yang paling sulit diantara mereka berempat.
"Ru, kamu sudah makan?" tanya Randy.
Biru mengangguk. "Tadi izin sama Ila mau tidur di sini. Terus dia bilang, kalau mau pergi harus makan dulu. Dia masak sawi putih pakai kerupuk dorokdok dan santan. Enak banget, deh!" jawab Biru.
"Pantesan, Ru. Tinggal sama Langit badanmu gemukan," puji Roland.
Pujian itu membuat Biru semakin bangga dengan istrinya. "Kalian harus nyemil ini. Ini enak! Ada cimol, darling, pukis, sama basreng goreng," tawar Biru.
Teman-temannya yang penasaran mencoba makanan yang di dalam keresek masih diselimuti bungkus kertas. "Mbak! Bawain piring!" panggil Miki pada pelayannya.
Meski piring belum datang, mereka langsung main comot makanannya. "Enak banget, Ru!" komentar Roland yang seumur hidup sama seperti Biru, tak pernah makan yang ada di gerobak kaki lima.
"Kamu bawa makanan aneh, tapi enak-enak!" puji Miki lagi.
"Iya, donk. Rekomendasi Aa Biru mana ada yang gak enak."
Randy menepuk bahu Biru. "Sambil makan, ayok kita ngomong serius. Ada yang perlu kamu tahu," ajak Randy.
"Apaan?" Biru mengambil darling alias dadar guling lalu menggigitnya.
"Tentang keluarga kamu dan alasan kenapa papah kamu memandangmu sebelah mata," ungkap Randy.
Dari situ ia ceritakan apa yang ayahnya ceritakan. Beberapa kali jidat Biru mengerut. "Jadi maksudnya, kalau diantara kami tak menduduki kursi pimpinan, akan mati jadi tumbal?" tanya Biru.
Randy mengangguk. "Mungkin kamu gak percaya Ru. Kamu lihat kakek kamu. Kakaknya meninggal ketika ia naik jabatan. Anak-anak dari kakak kakek kamu tak ada yang sukses meski memiliki banyak warisan. Lalu Oom kamu juga meninggal saat papah kamu naik jabatan. Anak-anaknya juga seberapa hebat mereka ingin menaiki kursi jabatan, selalu jatuh. Tak tahu ini kebetulan atau tidak, anak kakek buyutmu juga kakekmu selalu dua dan laki-laki semua," jelas Randy.
Tarikan napas Biru menjadi kuat. "Sudah jelas orang yang duduk di kursi pimpinan adalah Kak Surya, bukan aku. Jadi jika menurut ramalan itu, kemungkinan aku akan mati? Ah, aku gak percaya. Buat apa aku belajar sholat. Hidup mati seseorang ada di tangan Allah."
"Lain kalau keluargamu sudah mengikat perjanjian dengan jin. Buktinya patung-patung itu masih ada di sana." Randy menggaruk punggung tangannya.
"Itu mereka, bukan aku. Kalau mereka ingin terlibat, itu urusan mereka. Hanya perlu aku tegaskan, tak ada satu pun niat aku merebut posisi Surya. Dia anak pertama dan memang seharusnya ada di kursi itu. Namun, kalau ada niatan suatu hari nanti papahku atau dia membunuhku, aku tak akan tinggal diam. Demi istriku, aku akan melawan dunia ini," tegas Biru sambil menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam.
"Aku akan bantu kamu, Ru. Kami semua akan selalu di belakangmu," tekad Randy.
🌱🌱🌱
Trailer Biru ada youtubeku. Cari saja dengan kata kunci elara murako. Ada video dengan judul Bride of the heir. Itu trailer Biru.
Masih aku ingatkan buat bantu promo, ya? Supaya view novel ini semakin naik. 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)
RomanceIa harus bekerja keras untuk membantu ekonomi keluarga. Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan, ia akan menjadi seorang ratu setelah melewati kematiannya sendiri. Nyatanya, ia bertemu dengan putra kedua pimpinan Bamantara Grouph, Biru Bamantar...