68a. Tiada

623 145 7
                                    

"Keduanya ditemukan warga sudah terkapar dengan pakaian basah di sisi sungai. Sepertinya suaminya sempat menyelamatkan istrinya lalu membawa berenang ke sisi sungai sebelum pingsan," penjelasan polisi pada keluarga Biru membuat rasa lega.

Angga berbalik, melihat dari kaca ruangan tempat Biru terbaring belum sadarkan diri. Ia menekan kaca dengan kuat sambil menahan emosinya. "Aku tak salah, kan? Kamu lihat sendiri!" bentak Angga. Ia berbalik dan menunjuk Roni.

"Aku sudah tekankan untuk mengawasi Biru!"

"Saya sudah mengawasi Tuan Muda, Pak. Orang-orang yang saya kirim tidak saya sangka mengkhianati saya." Roni menunduk dengan rasa menyesal. Orang yang ia kirim untuk mengikuti Biru hingga sekarang tak tahu ke mana rimbanya.

Angga memegang kening.

Surya di sini mencoba menenangkan Angga. "Biru baik-baik saja. Papa dengar sendiri dokter bilang, ia hanya di bawah reaksi obat bius. Tak lama, Biru pasti sadar," nasehat Surya.

Kini giliran Angga yang memegang bahu Surya. "Dengarkan! Kalian harus bersatu. Jangan sampai terpisah. Kini Biru, suatu hari mungkin kamu! Ingat kejadian ada orang yang menjatuhkan pot hampir terkena kepalamu? Nyawa kalian berdua terancam. Kalian harus bersama."

Surya mengangguk. Ia tatap Biru yang masih tertidur di dalam sana. Tak lama, Sarah dan Randy datang. Minara ada dalam gendongan Randy.

"Oom, Biru bagaimana?" tanya Randy.

"Ia masih belum sadar," jawab Angga.

"Bagaimana Langit? Bagaimana istrinya?" Sarah menegok ke dalam ruangan dan hanya melihat Biru di sana.

"Dia di ruangan kedua. Perlu perawatan intensif karena keadaan koma," jawab Surya.

Sarah menurunkan pandangan. Ia mengusap rambut Minara. Seketika Sarah dan Randy kaget karena Angga mengambil Minara dari gendongan Randy.

Bayi kecil itu tak melawan. Matanya masih terpaku pada kaca di mana papanya masih tidur di balik sana. "Pa! Pa!" panggil Minara.

Angga mengusap rambut bayi kecil itu. "Semua akan baik-baik saja. Kakek akan melindungimu. Kakek janji!" ucap Angga sambil memeluk Minara.

Randy dan Sarah saling pandang. Mereka tak menyangka Angga bisa begitu sayang pada cucunya. Apa benar cucu lebih disayang daripada anak sendiri?

Tak lama Biru mulai membuka matanya perlahan. Kejadian itu disadari Randy. "Oom, Biru bangun!" seru Randy.

Randy membuka ruangan tempat Biru berbaring. Ia lekas masuk diikuti Angga, Sarah dan Surya. Biru masih meraba-raba sisi tempat tidur dan mengumpulkan kesadarannya.

"Ru!" panggil Randy sambil menyentuh bahu Biru.

Baru beberapa saat, tiba-tiba Biru terperanjat. Ia lekas bangun, memaksa turun dari tempat tidur.

"Hei, mau ke mana?" tegur Randy.

"Biru menarik lengan kemeja Randy. "Langit! Langit mana?" tanya Biru histeris. Ia terus memaksa keluar ruangan. Randy masih mencoba menahan, tapi Biru terus memaksa keluar dari ruangan itu.

Sarah mendorong tiang infus agar jarum infus tak lepas akibat tertarik karena Biru terus memaksa keluar.

"Langit masih dirawat, Ru. Kamu tenangkan diri dulu," nasehat Randy.

Biru tetap tak mau mengerti. Ia benar berjalan keluar sambil dipapah Randy. "Mana Langit?" tanya Biru dengan suara lirih.

Kali ini Randy menyerah. Ia papah Biru ke ruangan tempat Langit di rawat. Ruangan itu ada di lorong yang sama, hanya tempatnya ada di ujung lorong. Di sini ada dua ruangan VVIP.

Melihat Biru di sana, dua orang penjaga langsung membukakan pintu. Tercengang sudah Randy dan Biru begitu masuk, wajah Langit tengah ditutup oleh kain putih. Dokter yang menjaganya menunduk dengan wajah sedih. "Saya minta maaf, Tuan Muda."

Tak terbayangkan lagi bagaimana hancurnya Biru saat itu. Ia mendorong Randy dan berlari menuju istrinya. Ia peluk tubuh Langit. "Langit! Nggak mungkin! Kamu masih hidup, kan? Kita mau pulang ke rumah, kan?" tanya Biru histeris dengan mata yang sudah basah.

Randy kembali menariknya. Ia meminta bantuan penjaga. "Ru, jangan kayak gini! Kamu ikhlasin, ya? Sudah," nasehat Randy.

Tangan Biru menggapai-gapai ingin menyentuh Langit, tapi tak bisa. Ia terus ditarik keluar dari ruangan itu. Dan yang hanya bisa ia lihat wajah istrinya yang kembali ditutupi kain putih.

"Langit!" panggil Biru.

🌱🌱🌱

Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang