49a. Diam-diam

680 190 12
                                    

Kadang jika libur Biru bingung ingin melakukan apa. Ada saat kerja bakti ia ikut, meski membawa trauma akibat membersihkan selokan dan ada lele kuning lewat. Sungguh pemandangan unik ditengah gelapnya air yang ternoda.

"Kang Basri bayar sevis hape dua ratus, kan." Biru memainkan bantal yang biasa ia gunakan untuk tidur.

"Lalu?" tanya Langit.

"Pak Kosim nawarin Biru DVD player. Kata Pak Kosim itu bisa dipakai nonton. Biru sempat nolak, Biru bilang semua DVDnya ada di rumah gak bisa diambil karena ada penghuninya. Beli DVD juga mahal," cerita Biru.

"Terus?" Langit pikir maksud Biru masih belum sepenuhnya pria itu ungkap.

"Kata Pak Kosim ada DVD yang harganya murah. Cuman lima ribuan satu keping. Pengen beli, La. Buat nonton film Suzanna," pintanya dengan wajah memelas.

Langit menggeleng. "Itukan DVD bajakan. Beli yang begitu sama saja merugikan pembuat filmnya," nasehat Langit.

Lekas manyun Biru. "Itu kaset DVD, La. Bukan sawah!" protesnya.

Buku yang sedang Langit baca langsung ia tutup. "Memang yang dibajak itu sawah saja! DVD juga bisa."

"Pakai kerbau juga?"

"Astaghfirullah. Itu DVD KW! Ngerti gak kalau gitu?"

Barulah Biru mengangguk. "Palsu, donk. Hasil copy paste?"

Kini giliran Langit yang mengangguk. "Lagian jangan nonton begituan, ah. Mana Langit lagi hamil. Nanti Aa kalau dines malam terus tidur duluan jadi takut," protes Langit.

Memang ia harus banyak mengalah. Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Langit bergegas keluar kamar dan membuka pintu. Ada Mbak Surtini, istri Mas Parmin di teras. Wanita itu langsung tersenyum melihat Langit.

"Mau ikut ngerujak gak, La. Lagi hamil gini biasanya suka ingin makan yang segar-segar. Gak usah bawa apa-apa, dapat mangga muda dari Bu Eti. Bu Fitri ajakin sekalian," ajaknya.

Mendengar kata rujak, rasanya Langit merasa senang. "Mau, Bu. Bentar aku ajak ibu," jawab Langit.

Ibu hamil itu langsung ke kamar ibunya. Sambil memapah Fitri, Langit pergi keluar rumah. "Aa, tolong jagain rumah. Langit mau makan rujak!" pamit Langit.

Biru bangkit dari tempat tidur lalu keluar kamar dan menengok pintu rumah yang sudah tertutup. Dengan malas Biru berjalan duduk di sofa lalu menyalakan televisi. Sudah lama ia tidak kepo dengan berita di sana.

"Surya Bamantara melakukan negosiasi bisnis dengan perusahaan asing yang memproduksi kapal pesiar," kata headline berita hari ini.

Tangan Biru melipat di depan dada. Kemudian ia mendengus. "Kupikir kamu sudah pintar, ternyata masih saja bodoh begitu," komentar Biru.

Ia melirik ke arah jam. Masih jauh sebelum dzuhur datang. Lekas Biru berlari mengambil ponselnya. Biru sudah tahu perihal kerjasama Surya dengan perusahaan itu. Sudah kesekian kalinya Biru memperingatkan melalui surat kaleng.

"Kalau sampai ini bermasalah, Surya bisa dijatuhkan dari jabatannya. Ini sama saja membuat kakek semakin hilang kepercayaan padanya," pikir Biru.

Perusahan kapal pesiar itu pernah tersandung kasus korupsi pejabat tinggi negara lain yang berujung pada pelenyapan seorang saksi mata. Meksi sudah berjalan sepuluh tahun belum ada aduan atas kasus itu, Biru melihat mulai ada pergerakan dari perusahaan lawannya.

"CEO Redcart cruise pergi ke Aussie sudah tiga kali dalam sebulan ini. Salah satu pelaku pelenyapan saksi mata berlindung ke Aussie untuk mendapatkan perlindungan dari hukuman mati," pikir Biru.

Ia membuka ghibahan Twitt*r terbaru. Di sana Biru mencari informasi diantara thread yang dikirim sahabatnya David. Informasi tersembunyi dan sulit dilacak berupa sebuah link berita yang sudah dihapus, tapi bisa Biru akses dengan kemampuannya. Pejabat penting itu mendapat panggil kembali ke negaranya dan ia memenuhi panggilan itu dengan syarat lepas dari hukuman mati.

"Abalone Cruise akan diserang dan mau tidak mau BG akan kena batunya karena Surya." Biru meremas bantal sofa lalu melempar ke lantai dengan kesal.

"Kenapa dia bodoh sekali! Sudah bodoh tak percayaan! Ah, sudahlah! Apapun masalah yang ia buat, semoga saja tak membuat jajaran direksi mundur untuk mendukungnya. Lebih baik aku perhatikan saja ke depannya akan bagaimana."

🌱🌱🌱

Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang