54a. Suami Setia

727 178 24
                                    

Masjid ramai hari itu. Meski tamu undangan hanya tiga ratus orang, yang datang membludak membawa serta sanak saudara juga seisi keluarga. Sayang tak ada yang membawa seisi brankas dollar dan permata.

Acara syukuran empat bulanan Langit diadakan dengan pengajian juga pembagian makanan gratis plus amplop. Yang tidak ikut acara pengajian saja ketika pembagian amplop ikut datang. Untuk Biru tak masalah, anggap saja sedekah. Lagi pula, uangnya dari kakeknya ini (jangan ditiru, cucu durhaka).

Menyalami banyak orang ternyata sangat melelahkan. Ketika acara besar seperti itu terjadi sudah dipastikan diantara orang yang bersyukur, ada saja terselip orang-orang julid.

"Katanya besok ada acara wayang, ya?" tanya Ibunya Sapta, orang yang tadinya paling senang mendengar Langit menikah.

"Iya, padahal suaminya cuman satpam. Kok bisa ngundang dalang tenar kayak Pak Asep," julid Bu Mayang.

"Dari dulu, aku sudah curiga kalau suami Si Langit itu bukan orang biasa. Kayak novel-novel populer sekarang lho, yang suaminya pura-pura miskin ternyata kaya," timpal Bu Dais.

"Tahu dari mana, Bu Dais?"

"Kamu nggak merhatiin awal-awal Si Langit nikah, ia manggil suaminya Tuan Muda. Pasti Si Langit itu maen sama anak majikan, karena nggak direstuin terus di usir," terka Bu Dais.

Ibu-ibu julid ini yang kemarin anak lelakinya Langit tolak mentah-mentah. Lagian mereka juga awalnya nggak setuju akibat takut anak lelaki mereka membiayai pengobatan Fitri.

"Kayak telenovela gitu? Si Langit jadi Rosalinda gitu?" Ibu Sapta kembali ikut berkomentar.

Bu Dais mengangguk. Di sini Ibu Sapta langsung menggeleng-gelengkan kepala. "Pantesan saja, ya! Si Langit itu makin sini makin berani! Sudah sok jadi menanti orang kaya dia!"

Kita tinggalkan perjulidan itu, karena orang julid tak akan berhenti julid kecuali ia diberi hidayah atau dipanggil Allah S.W.T. (makanya jangan julid di komentar ya emak-emak).

"Nak Biru, terima kasih sekali, ya? Sudah memberikan bantuan sosial untuk warga di sini. Saya harap pemilunya sukses," doa Pak RT.

Biru tercengang. "Pak, ini saya bagi-bagi amplop bukan buat serangan fajar. Lagian ini masih isya. Ini syukuran empat bulan Langit, bapak sendiri tahu," ralat Biru.

"Masa sudah setinggi ini mana sudah nikah, kamu masih empat bulan, La!" celetuk Pak RT.

Langit mendengus. "Bukan Ila, Pak, tapi kandungan Ila ini. Kalau Ila sudah mau sembilan belas tahun!"

"Ouh, kamu lagi hamil, La. Kapan bikinnya?" tanya Pak RT lagi.

"Masa aku bikin anak harus laporan sama Pak RT? Produksi bayi kan nggak perlu surat pengantar!" keluh Biru.

Pak RT tertawa. "Bercanda, Ru. Jadi gimana? Ini Garuda apa Sri?" tanya Pak RT lagi.

"Baru minggu 17, Pak. Insya Allah minggu depan katanya bisa kelihatan. Itu juga tergantung posisi bayi," jawab Langit.

Di usia kurang dari 18 minggu jenis kelamin bayi susah diprediksi akibat panjang ujang dan eneng masih terlihat hampir sama bahkan posisi tali pusar bisa membuat salah duga akibat terlihat seperti ujang di layar USG. Apalagi kalau janinnya malu-malu kucing, kakinya ditutup tak mau terbuka jadi sulit terlihat.

Pukul sepuluh malam, acara baru selesai. Biru menggendong Langit hingga ke rumah. "Aa, apa-apaan sih, orang lain lihat nanti!"

"Biarin saja, La. Supaya mau ikutin keromantisan kita. Bapak-bapak sama ibu-ibu itu butuh referensi," timpal Biru.

"Iya kali kalau ibu dan bapaknya sama-sama lidi atau sama-sama kelapa. Kalau bapaknya lidi, ibunya semangka, yang ada malah ambyar terus pisah ranjang!" omel Langit.

Biru tertawa, tapi ia masih belum menurunkan Langit. Sesekali Biru mengecup kening istrinya. "Aku bahagia sekali, La. Semakin hari semakin bahagia," ucap Biru.

"Karena?" tanya Langit.

"Karena sampai saat ini aku masih suami kamu dan kamu masiu istriku," jawab Biru.

"Kalau suatu hari nanti suamiku bukan kamu?"

"Aku rela jadi pebinor," tegas Biru.

"Kalau suatu hari istrimu bukan aku?"

"Aku bakalan mati-matian hempaskan pelakor agar kembali sama kamu!"

🌱🌱🌱

Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang