"Kayaknya dia niat ngerjain aku ini," keluh Biru membawa satu keresek besar berisi kado. Keresek itu dia naikan di atas step floor motor. Di saat bersamaan sebuah sedan menepi. Nila dan Nike yang duduk di kursi belakang hendak turun.
Sebelum menutup kembali pintu mobilnya, Nila sempat melihat Biru ada di sana. Pria itu sedang mengenakan helm lalu naik ke atas motor. Terkejut Nila melihat Firmannya ada di sana. Ia lekas menatap Nike dengan wajah penuh tanya.
"Dia putra kedua Tuan Angga Bamantara, adiknya kakak iparmu," ungkap Nike sebelum Nila bertanya.
Mendengar fakta itu, Nila agak terkejut karena seingatnya pria itu adalah satpam bernama Firman. Nike berjalan naik ke teras rumah dan Nila tak ada alasan selain menyusulnya. Ia sempat melihat ke belakang dan motor Biru sudah berjalan jauh dari menuju gerbang rumah.
Pintu besar berwarna putih itu terbuka lebar. Nila dan Nike menginjakan kaki di atas lantai marmer putihnya. Bagian entrance rumah saja sudah begitu besar dengan lemari-lemari kaca yang di dalamnya tersimpan banyak keramik mahal juga lukisan-lukisan dari pelukis terkemuka.
Berjalan semakin ke dalam diantar oleh seorang pelayan yang menyambut di depan pintu, mereka akhirnya tiba di ruang tamu. Sofa-sofa besar yang kini berganti berwarna kopi susu dihiasi lampu kristal yang menggantung dari langit-langit yang tinggi.
"Silakan duduk, Nyonya dan Nona Marga, saya hendak memanggil Nyonya Muda untuk turun," ucap pelayan yang mengantar mereka. Kemudia pelayan wanita itu pun pergi.
Nila menatap sekeliling ruangan. Di depannya ada sebuah tangga besar menuju lantai dua dan di sisi kiri juga kanan ada lift menuju lantai tiga dan empat.
Di dinding sisi kanan dekat pintu lorong menuju ruangan kantor dan ruang tamu privat, Nila melihat sebuah foto besar. Ada Angga Bamantara di sana bersama kakak iparnya dan tentu Firman. Nila menarik napas panjang. Sial dia mengelabuiku. Jadi dia anak orang kaya!
Tak lama orang mereka nanti datang. Nindy turun melalui lift di sisi kanan tangga. Ia berjalan dengan wajah menatap lurus ke depan. Sungguh terlihat elegan seolah memperlihatkan posisi dirinya di rumah ini.
Nindy duduk di sofa utama sambil menaikan paha kanannya di atas paha kiri. Tubuhnya dibuat tegak dengan sorotan mata tajam. "Ada perlu apa kemari?" tanya Nindy.
"Kami ingin melihat keadaanmu," timpal Nike.
Nindy mendengus. Mungkin aku bisa kalah di luar, tapi di sini aku ratunya. Nindy menggerak-gerakan jarinya. "Tentu keadaanku lebih baik di sini daripada di rumahmu," jawab Nindy.
Ucapan telak yang membuat Nila merasa geram. "Hanya berani di kandang," komentar Nila dengan suara pelan. Nike menyikut lengan putri keduanya.
"Nin, kamu tahu papamu sedang mengalami penurunan dalam keuntungan perusahaan. Beberapa investor menarik dana. Aku dengar Surya memiliki beberapa rekan investor yang masih ragu menanamkan dana ...." Kalimat Nike terpotong karena Nindy tiba-tiba mengangkat sebelah tangannya.
"Nin? Apa anda lupa siapa saya sekarang?" sindir Nindy.
Nike kaget mendengar respon putrinya. Matanya melebar. Ia sempat melirik Nila yang sudah terpancing emosi. "Maksudku Nyonya Bamantara. Aku mohon bantuanmu," lanjut Nike.
Nindy melipat tangan di depan dada. "Lalu keuntungan untuk Surya apa? Kalau tidak ada, lebih baik tidak perlu. Hanya membuang-buang waktu saja. Harusnya suamimu mulai sadar diri. Sudah saatnya ia mundur. Kelihatannya ia sudah tidak mampu membuat strategi yang menguntungkan BG," tolak Nindy.
Wanita itu berdiri lalu berjalan meninggalkan ruang tamu. Nila ikut berdiri. Ia berjalan cepat menyusul Nindy dan menarik tangan kakaknya. Dalam sekali hentakkan, Nila menampar Nindy dengan keras.
Jelas di sini Nindy kaget hingga melotot dan memegang pipinya yang kesakitan. Keduanya saling menatap tajam dalam beberap detik.
"Apa-apan ini!" bentak suara pria. Baik Nike, Nindy dan Nila menatap ke arah kanan. Di sana Surya sudah berdiri dengan wajah kesal.
Nike berlari menyusul putrinya, sedang Nindy langsung berlari menuju suaminya dan berlindung di belakang Surya.
"Beraninya kalian memperlakukan Nyonya Bamantara seperti ini!"
🌱🌱🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)
RomanceIa harus bekerja keras untuk membantu ekonomi keluarga. Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan, ia akan menjadi seorang ratu setelah melewati kematiannya sendiri. Nyatanya, ia bertemu dengan putra kedua pimpinan Bamantara Grouph, Biru Bamantar...