Para tamu yang hadir saling bertatap muka. Penghulu yang sudah siap menikahkan juga sama. "Sabar, ya. Ini cuman salah paham, ini gak batal, kok," Miki mencoba menenangkan orang-orang di sana.
Rolan menyenggol lengan Randy. Ia memberi kode agar Randy membantu agar keadaan ini tidak berakhir sia-sia. Randy mengangguk. Ia hampiri Langit yang sedang berdiri sambil bersandar ke dinding akibat kaget melihat reaksi Biru.
"Nona, maaf kalau aku ikut bicara. Hanya saja, Biru sudah menyiapkan ini jauh-jauh hari. Melihat sikap dia, aku juga pasti akan melarang. Hanya saja mendengar apa yang dia lakukan, aku pikir ini yang terbaik," nasehat Randy. Tatapan Langit berpindah pada gebetan Sarah itu.
"Seumur hidup, dia tak pernah berniat berubah. Dia gak pernah peduli dengan orang lain. Dia selalu kesepian dan mencari perhatian. Sejak dia bertemu sama kamu, Biru berubah drastis. Aku kaget dengar seminggu ini dia pergi ke Jakarta naik mobil umum hanya untuk membelikan mas kawin hasil kerja sendiri," ungkap Randy.
Langit terbelalak. Sementara itu, Sarah mendapat telpon dari seseorang tak dikenal. "Pas lagi gini, malah ada yang nelpon," keluhnya sambil mengangkat telpon.
"Halo," sapa Sarah pada orang di seberang sana.
Randy masih mencoba merubah pikiran Langit. "Dia memang gak bisa apa-apa, tapi karena rasa cintanya, Biru mulai belajar. Mungkin pernikahan ini bukan permainan dan Biru juga belum mampu mengambil tanggung jawab. Hanya sampai dia bisa melakukan semua itu, bukankah nona bisa membantunya?"
Ucapan Randy merasuk ke dalam perasaan Langit. Sudut mata gadis dengan kebaya putih itu melihat ke arah luar gedung. Ia melihat Biru berjongkok membelakangi pintu di depan mobil Sarah. Senyum Langit terkembang. "Dia imut sekali," ucap Langit.
"La!" panggil Sarah. Lekas wanita itu memberikan ponselnya pada Langit.
"Ini siapa?" tanya Langit pada Sarah sambil berbisik.
"Tuan Besar. Kakeknya Biru," jawab Sarah ikut berbisik karena takut terdengar.
Langit mengangguk meski tangan dan tubuhnya gemetar hebat. "Assalamu'alaikum," sapa Langit.
"Waalaikumsalam, gadis manis. Aku dengar kamu pengantin cucuku hari ini." Suara Bagas terdengar begitu lembut.
Langit menunduk malu. "I-iya," jawab gadis itu dengan suara pelan.
"Biru anak yang baik. Sejak kecil sangat penyayang. Ibu dan ayahnya bercerai karena perselingkuhan. Pastinya dia akan jadi suami setia dan gak berani poligami. Kapan lagi punya suami begitu," promosi Bagas.
Langit sampai nyengir sendiri mendengarnya. "Boleh Kakek minta tolong?" pinta Bagas.
"Iya, boleh Tuan Besara," timpal Langit.
"Panggil Kakek saja, seperti Biru. Lagipula kamu juga akan jadi cucuku," nasehat Bagas. Langit mengangguk. "Tolong jaga Biru. Dia pergi dari rumah. Harga dirinya tinggi, pasti dia tak akan kembali. Selama itu, ajari dia mandiri dan tahu cara mencari nafkah sendiri. Mungkin aku tak bisa memberi banyak hal untuknya. Hanya aku belikan sebuah rumah meski itu sederhana untuk tinggal kalian berdua."
Langit tersenyum. "Terima kasih, Tuan eh kakek. Langit janji akan menjaga Tuan Muda Biru," jawab Langit.
Randy lega mendengarnya. Ia melihat keluar untuk memastikan Biru tak kabur. Laki-laki itu masih di sana, persis seperti anak TK yang merajuk. Ia berjongkok sambil memainkan pasir dengan daun rumput.
"Karena ia pergi sendiri dari rumah, mungkin ia tak akan mendapat warisan juga nafkah dari keluarga Bamantara. Sikap manjanya itu bisa membuat Biru kelaparan jika tinggal di luar sana. Untuk itu, Langit bisa mengajari dia cara bertahan hidup?" pinta Bagas.
"Iya, Langit mau membagi semuanya dengan Tuan Muda. Langit akan jaga dia dan ajari dia banyak hal," tekad Langit. Bagas tersenyum.
"Aku restui pernikahan kalian," ucap Bagas.
Setelah Bagas mematikan ponselnya, Langit memberikan ponsel itu pada Sarah. Ia berjalan keluar dan menghampiri Biru. Tangannya mengulur ke arah pria itu.
"Ayok! Katanya mau nikah!" ajak Langit. Biru mendongak. Matanya berbinar melihat senyum Langit yang terkembang. Detik itu juga Biru bangkit dan meraih tangan Langit.
🌱🌱🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
Bride Of The Heir (Mr. Tajir Jatuh Cinta)
RomansaIa harus bekerja keras untuk membantu ekonomi keluarga. Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan, ia akan menjadi seorang ratu setelah melewati kematiannya sendiri. Nyatanya, ia bertemu dengan putra kedua pimpinan Bamantara Grouph, Biru Bamantar...