◻️◻️◻️ Happy Reading ◻️◻️◻️
.
.
.
Maaf banget udah 2 hari gak update, sibuk kerja. Maybe minggu-minggu ini bakal jarang update karena sibuk, gak punya waktu panjang buat ngetik, tapi bakal kuusahakan, dan terima kasih buat kalian yang sudah baca, dan terima kasih juga sudah menghadiahiku vote komen yang positive, thanks 😍
Ok lanjut ke storynya.
****
Hari-hari berjalan begitu baik. Akhir-akhir ini, Jimin juga sedikit mampu mengontrol dirinya, itu juga berkat bantuan bibi Jang. Beberapa hari kedepan, Jimin pun memutuskan untuk membawa Yuka pergi liburan akhir tahun sekaligus menikmati bulan madu.
Hari itu, adalah tanggal 31 Desember.
Jimin mengajak Yuka mengunjungi suatu tempat sambil membawa buket bunga. Dengan mengenakan pakaian serba hitam, Jimin menggandeng Yuka kesebuah tepi jurang yang tak jauh dari jalan raya.
Cuaca pagi ini cukup baik, matahari terik mulai membuat hangat seluruh kulit. Jimin pun meletakkan buket bunga itu di atas sebuah batu, dan Yuka pun mengikutinya.
Jimin mulai menarik napas dalam, melipat kedua tangannya, menunduk, dan memejamkan matanya. Yuka yang melihat itu pun mengikuti yang dilakukan Jimin.
Hal itu berlangsung cukup lama, tiba-tiba terdengar isakan tangis yang membuat Yuka segera membuka pejaman matanya. "Jim, kau kenapa?" tanya Yuka bingung. Jimin yang ketika itu tak bisa menahan sedihnya, pun segera memeluk Yuka erat dan menangis tersedu-sedu.
"Aku sudah tidak punya siapa pun, ini adalah tahun ketiga Ayahku meninggal dan jasadnya masih belum diketemukan," ucap Jimin sambil melepas pelukannya. Yuka yang mendengar itu paham betul betapa hati Jimin saat ini sedang bersedih, wanita itu dengan segera membantu sang suami menghapus air matanya.
Jimin pun tiba-tiba tersenyum. "Tapi dia pantas mati atas semua dosa-dosanya dimasa lalu, yang tak termaafkan!" ungkap Jimin sambil tersenyum remeh menghadap jurang yang dibawahnya terdapat air sungai yang dalam. "Seharusnya aku tidak perlu menangis, kan? Ini konyol!" ungkap Jimin kembali sambil menghapus bersih air mata di pipinya barusan.
"Jim ...,"
"Yuka, ayo kita pergi merayakannya. Aku akan membawamu makan di tempat-tempat enak, membeli barang-barang mewah, mari kita habiskan uang si keparat itu hari ini," ucap Jimin dengan begitu bersemangat.
Jimin pun menggandeng kembali Yuka dan membawanya pergi dari tempat itu.
Seperti yang tadi di janjikan Jimin, ia membawa Yuka ke tempat restaurant mahal dengan makanan sekelas hotel bintang lima. Wajahnya begitu bahagia, tidak ada beban, mungkin karena hatinya sangat terluka. Dalam lahap menyantap makanan di piringnya, Yuka terus melamun melihat keadaan sang suami yang begitu menyedihkan.
"Yuka, makanlah!" Jimin pun sesekali menyuapi Yuka, dengan senyum sumringahnya.
Ini begitu memilukan untuk Yuka.
Tak hanya makan-makanan enak dan mahal, Jimin pun membawa Yuka ke toko perhiasan. Pria gagah itu memborong perhiasan mahal, untuk sang istri yang padahal Yuka terus menolaknya. Jimin juga membawa Yuka ke toko tas mahal, dan jam tangan berkelas yang hanya dimiliki orang-orang tertentu.
Semua dilakukan Jimin hari itu.
Sesampainya di rumah, Yuka harus membereskan semua barang belanjaan hari ini sendirian, sementara Jimin hanya duduk sambil memandangi satu tas uang tunai yang baru ia ambil dari debit card-nya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...
![The Devil - [TAMAT]](https://img.wattpad.com/cover/218311521-64-k721127.jpg)