◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️
.
.
.
****
Masuk ke dalam kamar. Jimin sesaat terdiam melihat Yuka di atas ranjang tidur dengan begitu pulas. Ia tak bisa menyembunyikan kehancuran hatinya atas banyaknya dosa yang telah ia lakukan.
Pria itu menghampiri Yuka di atas ranjang, menyikap selimut, lalu memeluknya begitu erat. Yuka menyadari suaminya datang pun membalas pelukan Jimin dan mencium dada bidangnya. Namun, ia merasa aromanya berbeda. "Jim, kamu habis minum?" tanya Yuka. Seketika pria itu menangguk dan mengecup kening Yuka. "Kau kenapa Jim? Ada yang mau kau sampaikan padaku?" tanya Yuka bingung. Jimin pun hanya membisu dan malah semakin mempererat pelukannya.
Detik demi detik dilalui begitu berat. Bayangan menyakitkan di masa lalu membuatnya kepalanya hampir tidak bisa fokus. Jimin tiba-tiba memegangi kepalanya dan berteriak.
"Aaaaaaaaaah!"
"Jim, kau kenapa?" tanya Yuka bingung. Ia mencoba menenangkan Jimin dengan berusaha memeluk pria itu.
Bayangan wajah nelangsa sang ibu tergambar jelas dibenaknya. Air mata Jimin mengartikan betapa ia begitu menderita, tangisnya pecah dan ia pun mulai bertingkah di luar kendali. Ia membanting barang-barang di atas meja secara acak.
"Jim, kau kenapa?" tanya Yuka yang terus mencoba menghentikan, tapi Jimin terus menepis dengan sengaja mendorong tubuh istrinya itu.
Sampai pada saat Yuka sudah kewalahan mengatasi Jimin. Ia pun mencari bibi Jang malam itu untuk membantu Jimin dalam kondisi tak terkendalinya.
Atas pertolongan bibi Jang, Jimin bisa tenang, bahkan Jimin terlihat tertidur sesaat setelah bibi Jang keluar dari kamar mereka.
"Jimin kenapa?" tanya Yuka yang panik.
"Dia tidak apa-apa, tolong jangan bangunkan dia sampai besok pagi," pinta bibi Jang. Wanita paruh baya itu memberi salam hormat dan pergi berjalan meninggalkan kamar. Sudah berada lima langkah dari pintu, ia berbalik badan dan melihat Yuka segera masuk ke kamar dalam keadaan begitu panik.
Ia terdiam sesaat dan membiarkan air matanya mengalir begitu saja. Di tangannya ada sebotol kecil cairan berwarna hijau yang kemudian ia genggam lagi. "Aku masih memberimu waktu untuk berubah, demi kebahagiaan putriku," gumam bibi Jang.
Cairan di tangannya barusan adalah ramuan racun yang sudah ia persiapkan untuk diberikan pada Jimin tadi, tapi bibi Jang tidak jadi melakukannya hanya karena tahu jika Yuka terlihat begitu mencintai Jimin. Di perjalanannya masuk ke kamar, bibi Jang melihat Kim Hyun menghampirinya, tatapan tegas bibi Jang mengerucut pada pria tegap yang berjalan sempoyongan ke arahnya.
"Selamat malam, sayang," sapa Kim Hyun yang dalam keadaan mabuk telanjang dada menghampirinya. "Hari ini kau cantik sekali, aku jadi ingin bermalam denganmu," rayu Kim Hyun. Bib Jang yang saat itu kepalang marah langsung menarik pria itu masuk ke kamarnya.
Sejak beberapa saat setelah itu kesunyian pun terasa.
.
.
.
****
Esok harinya, Jimin mulai tersadar. Semalam ia diberikan pijatan yang berpusat pada syaraf pusat olah bibi Jang hingga ia tidak sadarkan diri dan pingsan.
Bibi Jang memang bukan wanita sembarangan. Ia selalu menggunakan tehnik pengobatan tradisional yang ia kuasai untuk menolong keluarga tuannya. maka dari itu keluarga Jimin sudah menganggapnya penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fiksi Penggemar[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...
![The Devil - [TAMAT]](https://img.wattpad.com/cover/218311521-64-k721127.jpg)