◽️◽️◽️Happy Reading◽️◽️◽️
.
.
.
****
Hubungan mereka begitu sulit dipahami. Jimin semakin sulit mengontrol diri dan tak bisa memahami situsi yang terjadi, semua tampak begitu membingkan untuknya.
Esok harinya, Taehyung bangun lebih awal. Seperti biasanya ia selalu menyempatkan pergi ke dapur untuk menemui Yuka, akan tetapi pagi itu ia tak terlihat disana. "Apakah nyonya Yuka belum bangun?" tanya Taehyung pada salah seorang pelayan yang melintas di sana.
"Aku tidak tahu, Tuan, tapi sepertinya sedari pagi kami tidak melihat nyonya di dapur."
Taehyung yang mulai resah itu pun segera pergi menuju kamar tamu, tempat dimana Yuka tidur.
Toook ... toook
Tidak ada jawaban, bahkan ketukan kesekian kalinya pun tetap sama.
"Yuka, apa ku di dalam?" Ketukan pintu bahkan panggilan Taehyung barusan juga tak dapat jawaban. Akhirnya karena panik, Taehyung pun memutuskan untuk membuka pintu itu begitu saja, kebetulan pintu juga dalam keadaan tidak terkunci.
"Yuka?" Keadaan ruangan sangat hening. Tidak ada Yuka disana, barang-barang pun sudah tidak ada. Taehyung terihat memejamkan mata menarik napas panjang, mencoba untuk lebih tenang.
Di atas ranjang ada sepucuk surat yang tertinggal dengan tulisan, "Aku pergi, dan jangan cari aku!"
Sudah terambat mencegahnya. Yuka sudah teranjur sangat kecewa pada Jimin, pada Arra, dan bahkan pada dirinya. Waktu tidak bisa diputar kembali, dan semuanya berubah begitu saja dalam sekejap.
Sama halnya dengan Taehyung, ayah angkat Yuka yaitu tuan Lim juga mendapat surat yang sama.
Kemana Yuka?
.
.
.
****
Singkat cerita, waktu berpindah seminggu kemudian.
Jimin telah menyiapkan segala perlengkapan untuk pergi ke London dalam jangka waktu yang belum bisa ditentukan.
"Jadi kamu mau pergi? Kenapa tidak bilang?" Arra membentak marah pada Jimin kala menata barang-barangnya.
"Memangnya kenapa aku harus bilang padamu?"
"Kenapa? Tentu karena aku istrimu!" kekeh Arra dengan nada marah.
"Istri bukan berarti kau berhak mengatur hidupku!" tegas Jimin.
Beberapa saat setelah marahnya reda, Arra pun tiba-tiba tersenyum. "Ngomong-ngomong berapa lama kau akan pergi ke London?" tanya Arra sambil menarik tangan Jimin.
"Singkirkan tanganmu!"
"Kalau begitu bolahkah aku pegang kartu kreditmu selama kau pergi?" tawar Arra dengan nada antusias. Tanpa ragu Jimin mengabulkan keinginan Arra dan membuat wanita berambut sebahu itu senang bukan kepalang. "Terima kasih, aku akan selalu setia menunggumu." Arra pun tiba-tiba pergi begitu saja meninggalkan Jimin setelah dapat apa yang ia inginkan, seolah lupa jika dia barusan mencegah kepergian Jimin.
Lihat Arra yang sudah pergi meninggalkan kamar, Jimin pun segera membuka ponselnya dan mengetik sebuah pesan.
"Kita bertemu di bandara nanti malam."
Pesan terakhir yang diberikan Jimin sebelum ia pergi untuk beristirahat jelang keberangkatan.
Sementara di perusahaan nyonya Kim terihat antusias dan senang bukan kepalang setelah mengetahui kepergian Jimin ke London. Ia terus tertawa dan meneguk wane sebanyak-banyaknya di kantor ruangan Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...