◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
.
.
Kehidupan rumah tangga mereka awalnya berjalan cukup baik selama beberapa bulan. Namun, belum ada kabar baik seputar kehamilan yang dinanti Yuka selama ini, meski mereka telah berupaya. 3 bulan berlalu, Jimin terlah berangsur membaik, walau sesekali ia terlihat belum bisa mengontrol emosinya.
Musim panas di kota Seoul.
Park Jimin makin meraih kesuksesannya sebagai pengusaha muda yang semakin menambah pundi-pundi kekayaannya. Kesuksesannya itu akhirnya menjadi boomerang bagi rumah tangganya, dimana Jimin mulai mengacuhkan keberadaan Yuka yang memang belum bisa memberinya keturunan. Jimin sering pulang malam dengan bau alkohol yang membuatnya mabuk berat. Walau Yuka sempat memprotes semua itu, Jimin yang dominan dalam hubungan itu tak mampu membuatnya berkutik.
"Jim, bagaimana jika kita pergi berbulan madu? Mungkin dengan ini kita bisa segera memperoleh keturunan, lagi pula kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu," tawar Yuka sambil memeluk sang suami yang baru pulang dari kantor.
"Aku sibuk!" Tolaknya.
"Selama ini aku tertekan stress, kata dokter itu mempengaruhi kesuburanku. Jadi, bagaimana kalau kita pergi bulan madu yang romantis, mau kah?" tanya Yuka kembali dengan tatapan penuh harap.
"Jangan-jangan kau mandul?" ucap Jimin dengan tatapan tegas. Perkataannya barusan langsung menusuk ke hati Yuka dan membuat wanita itu segera melepas pelukannya.
"Mandul katamu? Dokter bahkan bilang jika tidak ada masalah pada sistem reproduksiku, bagaimana bisa kau bilang aku mandul?" kesal Yuka dengan mata berkaca-kaca.
"Aku butuh keturunan. Kalau kau tidak mampu memberiku anak, maka aku akan meminta pada wanita lain untuk itu," ucap Jimin tanpa sambil memalingkan wajahnya seolah tak peduli dengan kesedihan Yuka.
"Bagaimana kau bisa berkata demikian? Kau terang-terangan mau berselingkuh? Kau tidak memperdulikan perasaanku?" tanya Yuka dengan air mata yang deras membasahi pipinya.
"Hanya ingin anak, apa salahnya? Lagi pula aku tidak akan menceraikanmu, kan?" remeh Jimin.
"Tidak boleh! Kalau begitu ceraikan aku dulu!"
Ya, pertengkaran itu hampir sering terjadi. Tidak ada tanda-tanda kehamilan semenjak 3 bulan berselang, meski dokter telah menyatakan jika Jimin dan Yuka normal. Perlakuan Jimin terhadap Yuka akhir-akhir ini cukup ekstream, mungkin penyebab utama adalah terbuainya pria itu dalam kesuksesan yang digenggamnya saat ini.
Jimin semakin tidak peduli dengan Yuka, bahkan tidak ada pembatas atau penghalang dimana Yuka boleh keluar masuk rumah kapan pun tanpa ada lagi rasa curiga dari Jimin. Sama halnya dengan Jimin yang semakij seenaknya membawa perempuan lain pulang ke rumah dan tidur dengan jalang. Batin Yuka semakin tersiksa, ia hanya bisa menangis dan sesekali pulang ke rumah orang tuanya. Namun, orang tua Yuka malah membela Jimin.
"Tuan Jimin melakukan itu karena kau tidak berguna! Kalau saja kau bisa memberinya keturunan, pasti dia tidak akan main perempuan!" ucap ayah Yuka yang malah memarahi sang anak.
"Kau harus bekerja keras untuk mengembalikan hubungan dengan Jimin. Perbaiki dandananmu, dan jadilah lebih cantik dari jalang yang disewa Jimin. Ingat! Kau tidak boleh sampai bercerai dengan pria sekaya Jimin!" ancam ibu Yuka. Hal itu semakin menambah nelangsa hidup Yuka yang hancur karena kesendiriannya.
Faktanya, setelah dirinya menikah dengan Jimin, kehidupan orang tuanya semakin makmur, bahkan sampai mampu membeli apartment mewah yang berada di kalangan orang-orang elite. Kehidupannya seolah hanya diperbudak dan sebagai sumber tambang emas bagi kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...