◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️
.
.
.
****
Yuka merasa sepi di dalam rumah itu. Semua orang tampak sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Yuka terus berjalan bekeliling rumah yang besar nan mewah tersebut, hingga tak tahu kini ia berada di mana. Ruangan ujung lantai satu terdapat sebuah tempat yang tak memiliki pintu, hanya jendela kecil yang berada cukup tinggi.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari dalam sedang berbicara cukup lantang. Rasa penasaran Yuka semakin tinggi karenanya. Ia pun melihat sebuah kursi yang menyangga pot bunga berada cukup jauh dari sana. Rasa penasaran itu semakin kuat, dimana Yuka memutuskan mengambil kursi tersebut dan ia gunakan untuk naik.
Jendela itu rupanya sudah ditutup, kaca yang berdebu dan hanya membuat Yuka bisa melihat celah kecil yang tersibak gorden.
Terlihat sebuah pemandangan ranjang yang menghadap jendela yang terbuka. Yuka terus mengamati, meski ia tak melihat ada orang di dalam. Namun, tak lama terlihat seorang wanita dari arah belakang menarik lengan seseorang pria yang tidur di ranjang. Pendangan itu terlihat samar-samar, karena kaca yang berdebu dari bagian dalam.
Saat sibuk mencari tahu apa yang ada di dalam, tiba-tiba ada seekor kecoa yang merambat di betisnya. Yuka yang kaget karena merasakan pergerakan di kakinya itu langsung kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari kursi.
Gubraaak!*
"Aaaaah!" jerit Yuka kesakitan. Kecoa itu pun langsung berlari dan menghilang dibalik celah. Yuka yang kakinya sedikit terkilir itu kemudia dikejutkan dengan nyonya Kim yang ternyata kamarnya berada di sebelah ruangan tak berpintu tersebut.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Anu-aku hanya, tersesat," elak Yuka dengan nada pelan.
Rasa kesal nyonya Kim semakin tinggi melihat kursi yang juga tergeletak di sebelah Yuka. "Dengar! Mengintip ruangan seseorang itu tidaklah sopan! Apa kau mau diajari caranya sopan santun?" kesal nyonya Kim.
"Aku hanya penasaran kenapa ruangan ini tidak ada pintunya, itu saja,"
"Hey pelac*r! Dengar ya! Kau jangan mencari tahu apapun yang bukan ranahmu! Kau hanya anggota baru disini, jangan macam-macam denganku!" ujar nyonya Kim dengan nada sinis.
"Aku minta maaf,"
"Pelayan! Antarkan dia ke kamarnya!" perintah nyonya Kim yang langsung kembali masuk ke kamarnya.
Yuka hanya diam memperhatikan itu, sejenak ia termenung. "Mungkinkah ini kebetulan?" gumam Yuka yang masih merasa aneh.
"Ayo Nyonya kuantar ke kamar," ajak seorang pelayan.
Namun, ia masih tak menggubris itu. Yuka pun kembali membenahi kursi meski kakinya cukup sakit. Ia tetap memaksakan naik kursi tadi dan mengintip ke arah jendela tadi untuk menghilangkan rasa penasannya. Sementara pelayan tadi tetap meminta Yuka untuk segera turun dan pergi dengannya.
"Nyonya turunlah, nanyi nyonya besar bisa marah!"
Anehnya, kali ini Yuka sudah tak bisa melihat apapun. Jendela kecil itu sudah tertutup dengan gorden. Yuka pun menarik napas panjang kesal, dan kemudian turun mengikuti saran pelayan itu.
Masih dalam keanehan. Sosok wanita yang ia lihat dalam ruangan tadi, sama persis dengan sosok nyonya Kim yang terlihat dari arah belakang. Namun, ruangan apakah itu hingga tak memiliki pintu, dan jika itu benar nyonya Kim tangan siapa yang ia pegang tadi? Pertanyaan demi pertanyaan mulai membuat Yuka pusing. Namun, semua itu sedikit terlewatkan dengan kehadiran nyonya Jung yang merupakan ibu Yuka dan Arra. Wanita paruh baya itu sedang berbaring tenang di sebelah kolam renang menikmati sinar matahari yang hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...