Devil Husband - 3

24.8K 1.4K 170
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️

Warning! Di bawah umur silahkan di skip💣

.

.

Mimpi buruk Yuka dimulai.

Ia diperistri Jimin dan secara otomatis akan tinggal diistana mewah yang sudah dipersiapkan oleh suaminya. Rumah itu sepi, tampaknya hanya ditinggali mereka berdua. Yuka hanya ternganga melihat desain modern dan mewah dari isi rumah pribadi Jimin. "Apakah kita hanya tinggal berdua? Rumah ini terlalu besar untuk kita tinggali berdua," ungkap Yuka yang tengah berjalan di samping Jimin. Langkah kaki pria itu pun terhenti, dan tatapannya berubah menjadi dingin. "Lalu? Apa kau pikir jika rumah ini luas kau bisa membawa pacarmu tinggal bersama?!" tanya Jimin dengan nada ketus. Yuka pun seketika bengong melihat perubahan sikap Jimin yang tidak pernah diliat sebelumnya.

"Bu-bukan begi--,"

Braaak

Tubuh Yuka pun di dorong hingga membentur tembok, rasanya sungguh sakit! Terlihat dari rintihan Yuka sesaat setelahnya. "Apa salahku? Kenapa kau mendorongku?!" tanya Yuka yang terlihat bingung dengan sikap Jimin yang aneh. Melihat keluhan Yuka, pria itu hanya melirik dengan smirk di wajahnya.

"Tidak usah sok cantik! Aku bisa saja merobek kulit wajahmu supaya tidak ada lagi pria yang melirikmu!" ucap Jimin dengan nada marah. Tatapannya begitu sinis, ia terlihat tak bisa menahan emosinya.

"Apakah kau cemburu karena Taehyung?"

"Stop!" ucap Jimin menghentikan perkataan Yuka. "Kau sebut namanya lagi, akan kurobek mulutmu!" ujarnya dengan tatapan tajam menatap wanita yang baru beberapa jam lalu dipersuntingnya.

"Ada apa ini? Kenapa kau berubah?" tanya Yuka kembali. Tanpa menjawab, Jimin terus berjalan mendekati Yuka hingga tubuh wanita itu menabrak tembok. Seketika kedua tangan Jimin menghadang menyangga tubuhnya yang tepat berada di depan Yuka. "Kau terkejud? Kau takut?! Layani aku sampai amarahku mereda!" ucap Jimin sambil menarik dagu Yuka dengan kasar.

"Jim ...," lirih Yuka.

Ia pun menarik dasinya dengan cepat dan membungkam bibir Yuka dengan bibirnya. Yuka hanya diam dan mencoba mengimbangi keganasan berciuman Park Jimin. Satu-persatu pakaian Yuka digagahi Jimin begitu pula sebaliknya. Pria itu tak membiarkan satu helai benang pun mengganggu aktifitasnya, tanpa memikirkan jika Yuka masih sangat ketakutan. Kedua paha Yuka diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Jimin, pria itu telah mengangkat tubuh ramping Yuka dan membawanya ke atas ranjang.

.

***

Yuka paham jika ini adalah kewajibannya untuk melayani sang suami, tapi ini adalah pengalaman pertamanya, tentu ia merasa canggung dan takut untuk melakukannya. Namun, saat ini Jimin begitu napsu padanya, hingga tidak membiarkan jeda diantara mereka sepanjang bercumbu. Park Jimin dengan bibir tebalnya terus menyesapi setiap tepi bibir Yuka dan membuat wanita itu kewalahan. Hingga Yuka kesulitan mengatur napas, Jimin terus mengintimidasi bibirnya hingga suara kecapan bibir mereka terus terdengar.

Hujan mengguyur kota Seoul. Cuaca malam itu sangat dingin, tapi terasa panas untuk keduanya yang sedang melakukan aktifitas seksual mereka.

Jimin masih betah menikmati bibir Yuka yang indah, dan dengan tiba-tiba ia pun memasukkan miliknya dan membuat Yuka mengeram kesakitan. Melihat Yuka yang kesakitan, Jimin pun hanya smirk dan melakukan penetrasi dengan tempo yang cepat. Bisa dibayangkan betapa sakitnya milik Yuka saat ini, dipengalaman pertamanya Jimin melakukannya dengan kasar.

"Aaaah Jim! Sakit!" rintih Yuka. Ia tidak bisa menahan nada suaranya yang cukup keras. Namun, Jimin seakan tidak peduli dan hanya mementingkan kepuasannya semata. Ia terus melakukannya dengan tempo tak beraturan, walau ia pun sadar darah keperawanan Yuka telah mengotori sprai tidur mereka.

"Aaaaah! Tolong hentikan sejenak!" pinta Yuka.

"Aku tidak akan menghentikannya, sebelum marahku reda!" jawab Jimin dengan nada ketus.

"Sakit! Kau keterlaluan, Jim!" rintih Yuka yang memukul-mukul dada Jimin. Pria itu tak peduli dan mempererat pelukannya hingga membuat Yuka terus menjerit kesakitan. Jimin pun akhirnya klimaks untuk pertama kalinya, tapi ia pun mencabut miliknya dan memuntahkan di wajah Yuka.

Wanita itu pun tergeletak lemas dengan napas yang terengah-engah, ia pun tanpa sadar merasakan pipinya basah karena menangis selama berhubungan dengan Jimin.

"Bangun! Tidak usah enak-enakan!" perintah Jimin dengan nada acuh. Tanpa memberikan Yuka waktu untuk jeda, Jimin pun kembali melakukannya dengan gaya yang berbeda. "Sudah, Jim! Aku tersiksa!" pinta Yuka dengan nada bergetar sambil menangis.

"Tujuanku memang menyiksamu! Kenapa sudah?!" tanyanya dengan nada datar.

"Jim --, aaaah!" milik Jimin kembali memenuhi milik Yuka. Wanita itu menahan sakit sambil meremas kuat bantal di bawahnya. Jimim yang pun menarik rambut Yuka untuk pegangan, dan itu membuat rintihan Yuka semakin kencang.

"Aaaaaah! Sakit!"

"Lepas, Jim!

"Kapan semua ini akan berakhir? Hiks ...." rintih Yuka.

Plook

Ploook

Plooook

Tak puas hanya dengan gaya yang sama, Jimin membawa Yuka untuk bermain di sofa, dan ia pun kembali melakukannya dengan kasar. "Sakit, Jim! Ampuni aku!" rintih Yuka. Dagunya ditarik dengan kasar, untuk membungkam rintihan Yuka, pria itu pun kembali menyesapi bibir Yuka hingga tak membiarkan Yuka melepasnya.

"Eeeemph!" Bibir Yuka terbungkam, itu lah yanh membuat Yuka tak henti-hentinya memukul dada Jimin. Namun, tetap tidak dihiraukan.

Jimin menengadah, merasakan miliknya yang dimanjakan. Kedua matanya terpejam, dengan rasa nikmat yang luar biasa, tanpa peduli jika Yuka kesakitan dan sudah tak tahan atas penyiksaannya. Keringat sudah bercucuran, napas Yuka pun terengah-engah karena permainan kasar Jimin terhadapnya.

"Aaaaaaaah ...."

"Ini benar-benar nikmat!" puji Jimin.

"Ini sakit!" sela Yuka dengan air mata di pipinya.

"Berhentilah mengeluh! Aku bisa saja menyakitimu!" ancam Jimin. Pria itu pun kembali menciumi bibir Yuka, dan bertukar saliva dengan istrinya. Jelang klimaks kedua, tempo permainan dipercepat hingga membuat Yuka semakin kewalahan. Jimin memeluk erat tubuh istrinya, sementqra Yuka merapatkan mulutnya menahan sakit dengan mata terpejam.

"Aaaah, kau membuatku candu ...," lirih Jimin ditelinga Yuka. Wanita itu hanya meringis menahan sakit tak tertahankan pada areal kewanitaannya.

Croot💦

Croot💦

Kali keduanya ini dikeluarkan Jimin di dalam. Ia pun tersenyum dilanjut mencium Yuka dan menggigit bibirnya pelan. Sementara sang istri masih menangis dengan tubuh yang lemah tak berdaya.

"Aku sudah tidak marah! Kau melayaniku dengan sangat baik," puji Jimin. Pria itu pun menggendong Yuka dan membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sisi lain yang baru diketahui Yuka, bahwa Jimin adalah hyperseks. Pria itu bisa seketika lembut, dan seketika marah. Kemarahannya pun bisa berimbas menyakiti, dan itu adalah mimpi buruk untuk Yuka. Malam pengantin yang harusnya dipenuhi rasa cinta, tapi berubah jadi ketakutan untuk Yuka setiap kali melihat tatapan marah Jimin terhadapnya.

Yuka merintih kesakitan, ia pun sampai pendarahan hebat karenanya. Semua itu ditahannya ketika darah segar mengalir dari kewanitaannya saat disiram air.

To be continued ....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Devil - [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang