◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
.
Hujan rintik mengguyur kota Seoul. Suasana sejuk membuat tubuh serasa dingin, selimut ditarik untuk membalut tubuh istrinya yang sedang terlelap. Jimin menyembunyikan banyak hal yang tidak diketahui Yuka. Pria itu diam tanpa ingin membuka topengnya yang ia tutup rapat pada sang istri. Penderitaan yang tak kunjung usai selalu dirasakan Yuka dan membuatnya kini terlihat menyedihkan.
Matanya masih terpejam, ia tertidur begitu pulas. Park Jimin perlahan bangun sambil mengganti pakaiannya untuk bersiap pergi, sesekali ia menoleh ke belakang menatap Yuka yang sedang tirur di atas kasur.
Tiiit ....
Suara kunci koper yang telah ditutup rapat oleh pria berwajah tampan itu.
Pria tampan itu tersenyum sambil menyusul Yuka di atas tempat tidur, lalu memeluknya erat. Yuka menyadarinya, tapi ia tidak mau bangun dan tetap memilih menutup kedua kelopak matanya. "Aku mencintaimu ...," bisik Jimin. Yuka hanya diam mengabaikan suara lirih itu dan terus melanjutkan tidurnya, karena terbawa kesal sebab semalam.
Waktu menunjukan pukul 06:21 pagi.
Park Jimin keluar dari kamar menggeret kopernya untuk pergi. Ia menaruh surat di atas meja sebelum pergi.
Selang beberapa saat setelah Jimin menutup pintu, Yuka membuka kedua kelopak matanya dan hanya mematung dengan tatapan kosong. Ia menarik napas panjang sambil menunduk lemas karena rasa kecewanya pada Jimin sejak semalam.
.
***
Pagi itu Yuka bangun beberapa menit setelah kepergian Jimin. Ia melihat sebuah surat di atas meja lalu membukanya.
"Sayang, aku akan pergi dan tidak pasti kapan akan kembali. Jaga dirimu baik-baik, aku mencintaimu ...."
Surat itu diremas kuat oleh Yuka dan dibuangnya ke tong sampah. Yuka kembali merasa kecewa, pasalnya sang suami bahkan tidak memberitahunya sejak semalam atas keinginannya pergi. Yuka masih dibalut marah, dan tidak memperdulikan kepergian Jimin yang ia tidak tahu kemana. Wanita berparas cantik itu mulai melakukan semua aktifitasnya sendirian di rumah.
"Selamat siang nyonya, Park!" sapa bibi Kim yang diabaikan Yuka. Ia hanya diam dan langsung duduk di tempat makan dimana sudah banyak makanan yang disajikan di atas meja. "Tuan Park memintaku untuk menyiapkan ginseng hangat dengan madu murni untuk anda konsumsi setiap pagi," lanjut bibi Kim sambil memberikan segelas minuman kepada Yuka.
"Aku tidak mau,"
"Minumlah! Gingseng ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan," lanjut bibi Kim.
"Kau saja yang minum!" tolak Yuka.
"Ini adalah perintah tuan, Park! Dia tidak suka penolakan," imbuh bibi Kim.
Kata-katanya barusan mengundang lirikan sinis dari Yuka yang membuatnya semakin kesal. "Sepertinya kau sangat memahami tentang Jimin, apakah kau bisa menceritakkan padaku kenapa dia bisa jadi pria gila seperti ini?" tanya Yuka dengan nada sedikit kesal. "Aku mau bercerai darinya! Dia sudah berani membawa wanita lain ke rumah, ini benar-benar membuatku muak!" umpat Yuka sambil mengaduk-aduk makanannya tanpa sadar saat menceritakan Jimin.
"Tuan Park tidak mungkin berselingkuh, saya sangat paham akan hal itu," elak bibi Kim.
"Tidak mungkin katamu? Nyatanya dia berani membawa secretaries ke rumah ini tengah malam, apalagi kalau bukan mau bermain belakang?"
"Apakah karena alasan dia sangat menginginkan anak, jadi anda berpikir tuan Park akan berselingkuh? Pria itu benci perselingkuhan, kalau pun ia bilang begitu pasti hanya gurauan saja," kekeh bibi Kim yang terus membela Jimin.
"Kau pasti membelanya karena dia tuanmu, kan? Bagaimana jika kau ada di posisiku? Dia itu pria gila!" Bibi Kim terdiam. Ia tidak bisa mengatakan apapun karena pembatasan yang diberikan Jimin atas privasinya. Yuka masih dibalut marah ketika itu atas sesuatu hal yang tidak ia ketahui.
.
.
***
Siang itu Yuka pergi ke luar untuk menghilangkan stress. Wanita berparas cantik itu memilih berjalan-jalan di sekitar pusat perbelanjaan, dan tanpa sengaja ia kembali bertemu dengan Taehyung. Sudah tidak ada kecanggungan, karena menurut Yuka jika Jimin pun sudah tidak memperdulikannya.
Pertamuan ini adalah awal mula kisah cinta terlarang mereka kembali dirajut. Taehyung hadir menggantikan posisi Jimin, dan membuat Yuka merasa diperhatikan dan dicintai.
"Hari ini kau cantik," puji Taehyung
Yuka seketika tersenyum tipis. "Aku tahu," jawabnya sambil tersenyum tipis.
"Yuka, mainlah ke rumah sewaku. Aku masih menyimpan barang-barang milikmu di rumah," ujar Taehyung sambil menggenggam tangan Yuka. Meski awalnya ragu, Yuka pun mengangguk setuju.
Tiga hari setelah kepergian Jimin, pria itu tidak sekali pun memberi kabar Yuka dan tidak pula menghubunginya. Namun, tanpa sepengetahuan Yuka, jika Jimin pernah sekali menanyai kabar Yuka via telpon rumah yang diangkat oleh bibi Kim.
"Dimana Yuka?"
"Dia sedang tidur di kamarnya," jawab bibi Kim.
"Tolong sampaikan padanya jika aku merindukannya, minta dia menelponku jika sudah bangun," ujar Jimin.
"Baik tuan," jawab bibi Kim lembut. Ia pun menutup telpon segera sambil menoleh ke jam dinding yang menunjukan pukul 21:33 WKS.
Yuka sendiri di jam tersebut sedang bertamu di rumah Taehyung cukup bagus dari ekspetasinya. "Apakah kau tinggal di sini? Bagaimana mungkin?" tanya Yuka terkagum. Yuka masuk sambil menatap kesegala sudut rumah Taehyung yang tertata rapi. "Tidak kusangka, dari dulu kau selalu tinggal di jalanan, dan sekarang hidup semakmur ini. Aku ikut senang," puji Yuka sambil duduk di sofa yang di ruang tamu milik Taehyung.
"Aku kan sudah bilang jika akan membuktikannya pada Ayahmu dan mencari kerja yang layak untuk bisa membahagiakanmu, sayangnya kau malah diperistri pria lain," ucap Taehyung dengan nada lesu sambil meletakkan minuman bersoda dan dua botol souju di atas mejanya. "Aku belajar dari penolakan itu, bahwa aku harus bangkit dan membuktikan itu. Namun, sayangnya semua percuma karena kau juga sudah dimiliki pria lain," ucap Taehyung sambil menatap Yuka sendu.
Ada rasa yang tak bisa diungkapkan dari tatapan keduanya. Namun, Yuka terus mencoba mengalihkannya dengan membuat Taehyung melupakan hal itu. "Ngomong-ngomong, sekarang kau kerja apa?" tanya Yuka yang mencoba mengalihkan fokus Taehyung.
"Aku bekerja diperusahaan property sebagai manager, dan baru beberapa hari lalu aku menjadi karyawan tetap," ucap Taehyung.
Yuka seketika mengernyitkan dahinya merasa heran akan pekerjaan yang diungkapkan Taehyung barusan. "Manager? Setahuku jabatan itu hanya bisa diperoleh orang-orang yang kuliah, kau sendiri selama ini adalah berandalan, bagaimana mungkin bisa memperoleh pekerjaan tersebut?" cecar Yuka terheran.
"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Yuka ... termasuk kemungkinan untuk memilikimu kembali," imbuh Taehyung sembari smirk menatap Yuka yang saat ini kebingungan.
To be continued ....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...