◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
.
.
Sebagai laki-laki normal pada umumnya, moment ini tentu membangkitkan gejolak hasrat dihatinya. Untuk sesaat sebelum akhirnya Jimin tersadar jika ia masih belum bisa melupakan sosok Yuka. Jasmine masih memberinya tatapan teduh dan penuh rasa harap, akan tetapi Jimin yang mulai tak bisa menahan gejolaknya akhirnya hanya memilih memalingkan wajahnya.
"Maaf, Jasmine ini terlalu berlebihan,"
"Apakah anda menolakku?" tanya Jasmine kembali. Sementara Jimin masih diam dalam bisunya, hanya bisa mencoba mengatur napasnya yang gusar. "Aku akan menunggu, aku akan bersiap untuk apapun jawaban yang akan anda berikan," sambung Jasmine. Ia pun kemudian berbalik badan dengan tenang pergi ke kamarnya untuk menemani Park Hyun Sik tidur.
Hati Jimin sedikit goyah, tetapi ia mencoba untuk menahannya.
Pria mana yang bisa menahan napsunya, terlebih memang sudah lama pula Jimin menahan hasratnya terhadap wanita. Pria dewasa itu hanya duduk lemas di atas sofa sembari memejamkan kedua matanya, pikirannya melayang melebur bersama angannya yang merindukan sang pujaan hati.
.
.
.
Jika Park Jimin sedang memerangi kegundahan hatinya, hal yang berbeda terjadi pada Yuka saat ini.
Semakin hari, hidupnya semakin mencekam dibayang-bayangi ancaman dari segala arah yang tak terduga. Yuka benar-benar sangat ketakutan saat teror itu semakin banyak.
Entah siapa dalang dibalik teror yang selalu ia alami, yang jelas satu-persatu orang yang ada di sisi Yuka telah dihilangkan. Bodyguard yang awalnya menemani Yuka kemana pun ia pergi, kini tiba-tiba menghilang. Beberapa pegawai rumah pun meminta berhenti bekerja karena takut. Rumah yang begitu mengerikan, akibat teror yang semakin banyak dan mengerikan.
Rumah itu kini hanya dihuni 7 orang saja, termasuk Yuka dan nyonya Kim. Hingga detik ini, Yuka pun belum bisa membuktikan kecurigaannya bahwa nyonya Kim lah dalang dari semua kejadina mengerikan itu.
Waktu makan malam, hanya Yuka dan bibi Kim di rumah itu. Mereka masih memiliki tatapan marah dan dendam, akan tetapi mereka harus tetap makan walau masih dihantui rasa takut.
"Rumah ini serasa seperti neraka semenjak kedatanganmu, apa kau tidak menyadari hal itu?"
"Neraka ini sendiri bukan kau sendiri yang buat?" bantah Yuka.
"Pandai sekali kau membalikkan fakta? Apa kau mau dari pernikahan ini? Harta? Kebahagiaan? Balas dendam?"
"Aku mau kau menderita!" jawab Yuka dengan tegas.
"Kau harus berhati-hati dalam bicara, tidakkah kau tahu sedang berhadapan dengan siapa?"
"Kenapa? Apakah kau akan menjadikanku korban selanjutnya? Kau ingin membunuhku? Kau pikir aku takut akan kematian?" cecar Yuka dengan percaya dirinya yang tinggi.
"Kau tidak akan pernah tahu seberapa besar kemapuan yang kumiliki, dan seberapa liciknya cara mainku, sekarang kau sendirian, Yuka kau harus ingat itu!" imbuhnya sembari menyunggingkan senyum.
Perdebatan itu masih dilanjutkan dengan teror yang entah dari mana asalnya. Tiba-tiba lampu utama di ruang tengah pecah, seperti telah terkena letupan senjata tajam, lampu besar itu pun tumbang dan pecah jatuh ke lantai.
Daaaaaar.
Hal itu tentu mengagetkan Yuka dan bibi Kim di waktu bersamaan.
"Pelayan! Cepat kunci pintu utama! Jangan lupa tutup juga tirai di setiap jendela, jangan biarkan siapa pun masuk!" imbuh bibi Kim memberi arahan pada karyawan rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...