◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️
.
.
.
****
Dalam sebuah ruangan tertutup, terlihat seorang pria tergeletak tak berdaya di atas ranjang dengan berbagai selang di tubuhnya. Rasanya, mati adalah pilihan tepat dari pada hidup seperti itu. Air matanya mengalir mengingat semua dosa-dosa dimasa lampau, terlalu banyak penderitaan dan air mata yang sudah dia lakukan. Mungkin ini adalah hukuman Tuhan, atas semua derita.
Tak lama terlihat nyonya Kim datang. Ia berjalan sambil melipat kedua tangannya berdiri tepat di hadapannya. "Masih belum menyerah juga?" tanya nyonya Kim dengan wajah angkuhnya.
Pria itu hanya diam sambil mengalihkan pandangannya.
"Aku akan membuat dia semakin menderita, kau tidak tahu 'kan kalau aku sudah bertindak akan nekat?" ucap nyonya Kim sambil berjalan mendekati sisi ranjang sebelah kanan. "Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, kau tahu 'kan bahwa dengan mengabulkan keinginanku penderitaanmu akan segera berakhir?" tanya nyonya Kim sambil membelai pipi pria di atas ranjang tersebut.
Rasa marah, kesal, dan benci berkecamuk dalam hatinya saat ini, tapi bahkan ia tidak mampu hanya sekedar mengucap sepatah kata.
"Suster, apakah kau sudah memberinya obat?" tanya nyonya Kim.
"Sudah nyonya, saya sudah menyuntikkannya tadi pagi," ucap seorang suster yang memang bertugas menjaga di ruangan tersebut.
"Dia terlihat semakin menderita. Aku tidak jamin jika dia bisa bertahan lebih lama, atau jika aku sudah bosan aku akan membuat dia sepertimu," ucap nyonya Kim sambil memberi kecupan di pipi pria itu. "Istirahatlah," lanjut nyonya Kim. Ia pun kemudian berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
.
.
.
****
Keanehan sikap Jimin makin tampak saat ia sedari tadi pagi menolak pergi bekerja dan tetap bersama Yuka di rumah.
Sikap perhatiannya hari itu, jujur saja membuat hati Yuka tersentuh. Jimin dengan telaten membantu mengobati tangan Yuka dan memperlakukannya sangat istimewa.
"Yuka, bolah aku jujur satu hal?" tanya Jimin mencoba mengawali pembicaraan mereka.
"Jujur apa?"
"Sebenarnya aku sudah lama memperhatikanmu, dan aku sudah lama jatuh hati padamu," ungkap Jimin dengan tatapan yakin yang membuat Yuka kebingungan. "Aku menyukaimu diam-diam, aku bahkan tahu kalau kau pacarnya Taehyung. Tapi aku benar-benar bingung kenapa kau malah menikah denganku?" tanya Jimin yang diselimuti keheranan.
"Jadi pernikahan ini bukan kau yang mau?" tanya Yuka mempertegas.
"Apakah kau menyesal karena menikah denganku?" tanya Jimin kembali.
Yuka terlihat menarik napas panjang membiarkan sesak dalam dadanya sedikit berkurang. "Ini bukan pernikahan yang direncanakan olehmu, kan? Jadi untuk apa dipertahankan lagi? Sebaiknya kita bercerai dari pada saling menyakiti," ungkap Yuka yang malah membuat response Jimin kembali berubah.
"Apa? Bercerai? Sudah kubilang aku tidak akan menceraikanmu! Apa kau tuli?" bentak Jimin yang membuat Yuka dibuat kembali bingung.
"Bu-bukan begitu, maksudku--,"
"Kau mau bercerai denganku karena kamu kembali menjadi pelac*r untuk Taehyung, begitu?" tanya Jimin dengan tatapan marahnya.
"Bukan begitu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...