◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
.
.
Hingga 30 menit berlalu, Yuka masih belum menerima kabar dari dokter Kim Seokjin. Sudah berulang kali ia mencoba menghubungi, tetapi selalu gagal dan mendapat jawaban.
Yuka yang saat ini sedang berada di sebuah caffe pun mulia bosan menunggu, dan ia pun mencoba beranjak. Namun, seketika pandangannya tertuju pada sebuah acara berita yang tengah ditayangkan di televisi tempat itu menayangkan sebuah kabar mengejutkan. Awalnya Yuka tidak ingin terlalu menanggapi, tetapi ketika televisi tersebut menayangkan sebuah foto kartu identitas beserta nama korban, kedua mata Yuka seketika terbelalak lebar.
"Baru saja terjadi aksi penembakan segerombolan orang yang menewaskan supir taxi beserta penumpangnya yang diketahui bernama Kim Seokjin. Motive pembunuhan belum diketahui, tetapi korban utama yang kami ketahui adalah seorang dokter."
Berita tersebut ditayangkan secara live. Tentu Yuka yang mengetahuinya segera berlari keluar untuk memastikan kabar tersebut. Perasaannya sudah bercampur aduk saat ini. Disamping sedih, Yuka pun tak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya terhadap Seokjin yang telah banyak berjasa untuknya selama ini.
"Aku ingin melihat jenazahnya."
"Maaf, nyonya, anda siapanya korban?"
"Aku temannya,"
"Hanya keluarga yang saat ini boleh melihat jenazahnya, jadi maaf anda tidak boleh masuk."
Yuka hanya bisa menahan rasa frustasinya. Ia duduk di ruang tunggu menangis menahan pilu akibat kehilangan sosok yang begitu penting di hidupnya. Yuka tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri, lantaran kejadian naas yang telah menimpa temannya tersebut.
.
.
.
"Kami telah membunuhnya, Tuan,"
"Kenapa kau membunuhnya? Harusnya biar aku yang melakukan itu!" kesal Taehyung setelah mendengar pengakuan anak buahnya.
"Aku minta maaf, kami benar-benar panik," lanjut mereka.
Tanpa basa-basi, Taehyung juga mengeluarkan senjata api miliknya dan menembakkan timah panas itu ke arah anak buahnya secara brutal. Untuk menghilangkan barang bukti, beberapa mayat tersebut di buang ke sebuah sumur bawah tanah, tempat yang paling aman dan rapat tanpa tercium oleh polisi. Sisi kelam Taehyung, ia begitu terobsesi oleh Yuka dan tak segan-segan menyingkirkan siapa pun yang ia anggap ancaman dan mampu mengalihkan Yuka dari sisinya.
Perasaan Yuka masih hancur, ia memutuskan pulang ke rumah lebih lambat dari jam kerja yang sudah di tentukan. Sorot matanya sayup, tubuhnya lunglai, dan raut wajahnya sendu. Masih belum bisa menerima kenyataan bahwa sang sahabat telah tiada, dan tanpa tahu kepastian dari masa depannya.
"Kemana saja? Kenapa baru kembali?" tanya Taehyung. Ia melihat snag istri baru kembali dalam keadaan lesu tak bersemangat. Tanpa memberi jawaban Yuka langsung saya berjalan menaruh tasnya dan duduk di meja riasnya menatap pantulannya di cermin. Sepertinya Taehyung paham tentang apa yang dirasakan Yuka saat ini, ia pun segera beranjak dan menyusul Yuka.
Kim Taehyung mengalungkan kedua tangannya di pundak Yuka, dan menoleh Yuka dari sisi kanannya. Taehyung bisa melihat penampakan wajah Yuka yang tengah dirundung sedih dan ia pun tersenyum sesaat.
"Katakan, Yuka, apakah kau mencintaiku?"
"Kenapa bertanya demikian?"
"Aku hanya butuh jawaban iya atau tidak?" Yuka menarik napas panjang sembari mengangguk walau ekspresi wajanya masih murung serta bahasa tubuhnya berlawanan. "Yuka, aku sangat mencintaimu. Sebab itu aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu, atau bermain-main dengamu. Apabila kau berselingkuh, aku akan memaafkanmu, tetapi aku tidak akan memaafkan pria yang telah menggodamu dan berusaha merebutmu dariku," ujar Taehyung dengan nada lugas. Yuka yang mendengar hal itu cukup kebingungan dan hanya bisa terdiam memikirkan maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...