◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️
.
.
.
Sepulangnya dari rumah sakit, Yuka masih dicecar pertanyaan sama, yaitu mengapa ia menolak? Dan hal itu tentu membuatnya tak nyaman. Suatu kelemahan yang dimiliki Taehyung, bahwa ia akan tunduk pada Yuka dengan segala rayuannya. Meski begitu, Taehyung masih belum menyerah mencari keberadaan pria asing yang ditemuinya tadi, dan mencari tahu kebenarannya tanpa sepengetahuan Yuka.
Singkat cerita, Yuka dan Taehyung akhirnya kembali lagi ke Seoul. Seperti tidak perah terjadi apapun, Yuka bersikap baik-baik saja dengan penampilan elegant, tentunya sangat serasi jika disandingkan dengan Kim Taehyung. Masih dengan sorot mata yang sama, ibu Taehyung tetap tidak menyukai keberadaan Yuka di rumah itu. Tatapan benci, dibalik senyum palsunya itu tetap saja mampu terbaca olehnya.
"Aku akan pergi ke kantor, kau istirahatlah," pinta Taehyung. Sesampainya di Seoul, ia segera terburu-buru pergi, bahkan baru saja tiba di ruang utama.
Disaat itu terlihat wanita paruh baya hendak menghampiri guna menyambut Taehyung, tetapi putranya kesayangannya segera pergi sebab ada panggilan mendadak di kantornya. Keduanya pun saling menatap. Tidak ada wajah takut atau khawatir, Yuka malah tersenyum ringan memperlihatkan bahasa tubuh yang menantang kepada wanita berusia 40-an tahun tersebut.
"Apa yang kau sembunyikan di pulau Jeju? Apakah kau depresi?" tanya nyonya Kim sembari menanggalkan sebelah alisnya.
"Aku di Jeju bersenang-senang tentunya, menghabiskan uang putramu untuk kepentingan pribadiku," jawab Yuka tenang.
"Kau pikir sudah hebat? Kau pikir kau bisa menguasai hati dan pikiran putraku? Aku yang melahirkannya, aku lebih tahu dan lebih paham cara mengontrol pikirannya," kecamnya.
"Tetapi aku istri kesayangannya, kita lihat saja nyonya Kim, dalam permainan ini aku atau kau yang kalah!" imbuh Yuka sembari smirk ringan kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut. Tak lama seorang wanita memberi hormat, dan ikut menyusul Yuka masuk ke kamarnya membawa beberapa barang.
.
.
.
***
"Letakkan saja barangku di atas meja," titah Yuka. Ia begitu lelah dan segera memilih berbaring di ranjang sembari memainkan ponselnya. Sang asisten pribadinya pun tampak mengetahui sesuatu di yang diletakkan secara tersembunyi di samping meja.
"Nyonya," panggilnya sembari berjalan mendekati Yuka yang sedang duduk bersantai. Hanami pun segera mendekat dan membisikkan sesuatu pada Yuka. Mendengar bisikan itu, Yuka pun tersenyum dan mengangguk paham.
Tak lama, nyonya Kim datang membawa beberapa makanan untuk Yuka di kamarnya. Wanita paruh baya tersebut memperlihatkan senyuman dan berlaku sangat kalem dari biasanya.
"Menantuku, ayo makan! Kau pasti lelah setelah perjalanan jauh," ujar nyonya Kim dengan lembut. Beberapa piring makanan di letakkan di atas meja dengan rapi lengkap dengan sumpit dan sendoknya.
"Ibu sangat baik, terima kasih," jawab Yuka santai.
"Aku sudah sangat tua, aku harap kau bisa menyayangi putraku dengan baik dan penuh cinta, mari lupakan masa lalu dan aku tidak mau ada permusuhan diantara kita,"
"Aku bahkan tidak pernah berniat mengibarkan bendera perang denganmu, Bu, mengapa kau bisa berpikir demikian?" tanya Yuka dengan nada santai.
"Lalu, bagaimana dengan Jimin? Apakah kau telah melupakannya hanya demi menikah dengan putraku?" imbuh nyonya Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfic[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...