◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
.
.
Apa yang ditakutkan Yuka akhirnya terjadi. Malam pukul 21:32, keduanya tiba di rumah dalam keadaan hujan deras bersambut gemuruh petir kencang. Yuka berjalan mengikuti sang suami masuk ke rumah, yang terlihat tergesa-gesa. "Jim, tunggu aku!" Yuka berlari cukup kencang, tapi ia malah terpeleset dan jatuh hingga bokongnya terasa sakit, tapi di waktu bersamaan Jimin hanya menoleh sebentar dan kembali berjalan tanpa memperdulikannya.
Yuka sadar, dalam posisi sekarang Jimin pasti sedang marah karena kejadian tadi saat bertemu Taehyung, ia pun tak memanggil Jimin kembali dan berusaha untuk berdiri sendiri. Ini kesulitan sebab kaki Yuka sakit akibat terkilir, ia berusaha sendiri kepayahan untuk berdiri mengingat ia menggunakan sepatu wanita yang membuatnya semakin kesulitan.
Tiba-tiba Jimin pun kembali dan menghampirinya.
"Jim ...," lirih Yuka.
Pria itu hanya diam dengan wajah datar sambil menarik rambut Yuka dan menggeretnya untuk menuju kamar. "Jim! Sakit!" pekik Yuka. Rambut panjangnya ditarik begitu saja hingga menuju bawah tangga. Sesampainya, Jimin mengganti dengan menarik tangan Yuka untuk di seretnya naik ke atas tangga.
Itu begitu sakit.
Jimin dan Yuka akhirnya tiba di kamar. Dengan segera menutup pintu dan menguncinya dari dalam.
"Jim, aku tahu kau marah. Maaf," ucap Yuka sambil menatap Jimin sendu.
"Wajahmu terlalu cantik! Itulah yang membuat pria lain tak pernah lepas memandangmu." Jimin segera menarik dagu Yuka secara paksa dan mengiris-iris bagian pipinya dengan silet tajam hingga meneteskan darah segar.
"Bunuh saja aku, Jim! Bunuh!"
"Genggam silet ini!" perintah Jimin. Pria itu meletakkan silet barusan ke telapak tangan Yuka lalu meminta istrinya menggangamnya.
"Hiks kenapa kau sekejam ini?!"
"Aku memang orang yang kejam! Apa kau baru sadar?" Jimin smirk sambil memaksa tangan Yuka untuk menggenggam kuat silet di tangannya. Tentu aksi tersebut membuat kulit tangannya robek hingga mengeluarkan darah segar kental merah dari sela jari-jemari Yuka. "Sakit, Jim! Kau benar-benar kelewatan!" rintih Yuka menangis terisak sambil merapatkan giginya menahan perih.
Beberapa detik setelahnya. jimin melepaskan tangan Yuka dan mengambil silet itu dari telapak tangan istrinya. Yuka pun lemas dan jatuh tergeletak di lantai dalam keadaan setengah sadar dengan darah segar melumuri tangannya.
Entah apa yang ada dalam pikiran Jimin saat ini, ia menyakiti tapi setelahnya Jimin segera mengambil perban dan obat merah untuk membalut luka di wajah dan telapak tangan sang istri.
Yuka menangis dalam diam, ia terus meringis kesakitan saat tangan Jimin mulai meneteskan obat merah dan membalutnya dengan perban. Hal yang sama dilakukan Jimin dibagian pipi Yuka. Tak hanya itu, Jimin juga melepas pakaiannya untuk membersihkan darah yang berserakan di lantai. Yuka masih menangis dalam diam merasakan tangannya yang sakit.
"Yuka, maaf ...."
"Berhenti menyebut kata maaf! Karena kau selalu mengulangi kesalahan yang sama, kau menyakitiku, Jim!" Yuka menangis semakin terisak. Jimin pun ikut berbaring disamping Yuka dan memeluknya di lantai yang dingin.
"Aku minta cerai, Jim!"
"Aku tidak kuat!" Imbuhnya sambil menatap Jimin dengan air mata deras membasahi pipinya.
Disaat Yuka sesedih itu, Jimin segera menggendong Yuka untuk berbaring di atas ranjang setelah mengobatinya. Bukan meminta Yuka untuk istirahat, melainkan mengajak istrinya berhubungan badan. Yuka yang masih dalam keadaan kesakitan itu, dipaksa membuat Jimin menyalurkan hasrat seksualnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...