◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️
.
.
.
****
Tatapan mata Jimin sangat marah mengetahui pengakuan yang diberikan padanya. Seakan tak mempercayai itu, Jimin dengan mudah membuang alat tes ke hamilam itu ke tong sampah dengan wajah datarnya.
"Gugurkan!" tegasnya.
"Gugurkan katamu? Dengan mudahnya kau bicara begitu?" tanya Arra yang seolah tak percaya dengan response Jimin barusan.
"Lalu apa maumu?" tanya Jimin dengan tatapan yang tegas dan semakin membuat Arra gugup.
"Nikahi aku!"
Mendengar itu, Jimin dengan wajah tenang pun hanya tersenyum. Seolah dirinya telah mengingat kejadian sebelumnya. "Jangan pernah bermimpi! Aku hanya akan menjadi suami dari Yuka, dan aku hanya ingin anak darinya!" ucap Jimin sambil melirik perut Arra dengan tatapan sinisnya. "Semua yang terjadi diantara kita, adalah suatu kesalahan yang tidak pernah kuinginkan!" kekehnya lagi.
"Kalau kau menolak untuk tanggung jawab, maka aku akan berkata jujur pada Yuka tentang perselingkuhan kita," kecamnya.
Jimin pun dengan acuh duduk kembali ke kursinya sambil mengalihkan pandangannya. " Jaga baik-baik anakmu itu, karena aku sendirilah yang akan membuatmu menyesal karena membiarkan dia ada!" tegas Jimin yang semakin membuat Arra cemas dan ketakutan.
Arra yang kaget dengan response Jimin memutuskan kembali ke kursinya.
Sementara Jimin masih diam dan acuh tanpa peduli dengannya yang terus menangis.
Sesekali Jimin termenung mencoba mengingat kembali apa yang pernah terjadi. Ia kembali pada ingatan dimana menjadikan Arra sebagai pelampiasan napsunya demi rasa marah saat membayangkan kembali perselingkuhan ayahnya dimasa lalu.
Menyesal.
Kata itu tak lagi berguna. Jimin kini benar-benar telah sangat mencintai Yuka, tapi dia masih dihantui dendam dan trauma di masa lalu. Kepalanya tertunduk lemah, mengintat kembali wajah sang ibu dibenaknya. Wajah tenang dan penuh rasa sakit, yang selalu memeluknya, menyembunyikan semua air matanya.
Jimin yang malang.
__________________________________
Saat usianya 5 tahun.
Jimin diperkenalkan dengan sahabat baru untuk menemaninya bermain di rumah bernama Kim Taehyung. Menjadi anak sulung dari keluarga kaya raya tentu membuatnya kesepian, maka kehadiran Taehyung adalah suatu hadiah terbaik untuknya.
Mereka bermain, bercanda, belajar, bahkan tidur satu ranjang bersama. Tidak ada perbedaan perlakuan yang diberikan keluarga itu terhadap Taehyung yang dianggap sama seperti Jimin. Meski Taehyung sendiri adalah putra dari asisten pribadi ibu Jimin bernama Yora.
Jimin dan Taehyung tumbuh bersama, melewati hari-hari bedua layaknya saudara kandung, di temani bibi Jang Yerim sebagai pengasuh utama Park Jimin kecil.
Tidak ada yang aneh, tidak ada yang bisa menggambarkan betapa bahagia dan bersyukurnya kedua sahabat itu. Jimin juga adalah anak beruntung yang tinggal di keluarga harmonis, dan kaya raya yang mana tidak semua anak bisa sepertinya.
Namun, suatu hari Jimin mulai menyadari jika kedua orang tuanya sudah tak seharmonis dahulu.
Ia terus diam, mencoba mengamati pertentangan yang terus terjadi diantara kedua orang tuanya yang selalu diam di depannya. Jimin kecil pikir, itu adalah urusan orang dewasa dan ia tak ingin ikut campur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...
![The Devil - [TAMAT]](https://img.wattpad.com/cover/218311521-64-k721127.jpg)