◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
.
.
Halo semua....
Selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin semua🙏.
.
Akhirnya update lagi nih, jangan lupa votmennya yah, supaya semangat update secepatnya. Terima kasih☺️
.
Setelah hari itu baik Yuka maupun Jimin, keduanya, saling menghujani satu sama lain dengan cinta. Seluruh perhatian dicurahkan pada Jimin, sampai kebahagian tak terlukiskan dirasakan olehnya.
"Yuka, kira-kira jenis kelamin anak kita laki-laki atau perempuan, ya?!" tanya Jimin. Pria itu sedang meletakkan kepalanya di atas pangkuan sang istri sembari membelai lembut perut Yuka yang mulai membuncit.
"Kau sendiri ingin anak laki-laki atau perempuan?" tanya Yuka sembari membelai lembut rambut Jimin dengan penuh kasih sayang.
"Apapun, mau laki-laki atau perempuan yang terpenting dia anakku dan aku akan selalu menyayanginya. Ini adalah anugrah terindah untukku, aku benar-benar sangat bahagia hingga tidak ingin sedetik pun melewatkan hidup tanpa kalian," gumam Jimin yang mengecup lembut perut sang istri dan ia pun beranjak dari pangkuan Yuka, memandang istrinya penuh cinta.
"Terima kasih atas semuanya, dan aku benar-benar ingij terus bersamamu sampai kapan pun. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana jadinya jika kau tidak ada disisiku," lirih Jimin disambut kecupan lembut penujuk kasih sayang tulus pada sang istri.
Namun, dibalik itu semua terbesit ketakutan dan rasa sesak yang disembunyikan Yuka. "Aku harap, kau tidak pernah meragukan cintaku padamu sampai kapan pun," gumam Yuka yang tak bisa menahan tangis saat pelukan itu semakin dipererat.
Day 2.
Sudah dua hari. Jimin menjalani aktifitas seperti biasa, yakni bekerja sebagai office boy di sebuah perusahaan, sementara Yuka melakukan pertemuan rahasia dengab seseorang yang menjadi tujuannya selama ini.
"Maaf, lama menunggu," sapa seorang pria dengan seragam putih masuk kesebuah ruangan menyusul Yuka yang telah datang sekitar 20 menit sebelumnya.
"Tidak apa," lanjut Yuka membalas dengan senyuman.
"Jadi, apa yang bisa kubantu, teman?" tanya pria tampan tersebut sambil membuka kaca matanya.
"Aku ingin minta tolong padamu, Kim Seokjin. Tapi ...,"
"Katakan saja, Yuka. Jangan sungkan, aku akan selalu siap membantu teman SMA-ku dengan sepenuh hati,"
"Aku benar-benar berharap padamu, aku tidak tahu lagi harus meminta tolong pada siapa, aku benar-benar frustasi," lanjut Yuka sembari menitikan air matanya.
"Sepertinya sangat serius katakanlah, Yuka."
Yuka pun perlahan mengusap air matanya sembari mengambil sebuah koper di bawah mejanya dan meletakkan ke atas meja. Dengan mata terbelalak lebar, Dokter Kim Seokjin tercengang melihat isi di dalam tas koper tersebut. "100 juta won, suamiku menderita sakit yang serius dan dia butuh pengobatan secepatnya."
"Yuka? Aku bukan sepenuhnya orang jujur dan kau tidak bisa mempercayai sepenuhnya padaku," tolak Seokjin.
"Kumohon, aku benar-benar bergantung padamu. Tolong bawa orang yang kucintai berobat sampai sembuh,"
"Ya, tapi kau akan menemaniku untuk membawanya berobat, kan? Tidak mungkin kau menyerahkan uang sebanyak ini pada seorang dokter biasa sepertiku, kan?" lanjut Seokjin dengan tatapan terfokus, sementara Yuka seketika menggeleng. "Maksudmu? Maaf, Yuka! Aku tidak bisa membantumu!" tolak Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...