Devil Husband - 4

23.6K 1.4K 61
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️

.

Yuka sangat terkejud dengan perubahan sikap Jimin terhadapnya, ia baru tersadar jika pria yang ia pikir adalah angel sebenarnya adalah devil. Tak hanya mendapatkan kekerasan secara fikik, mental pun ikut terganggu karena perlakuan sang suami. Malam itu Yuka baru diperbolehkan tidur oleh Jimin ketika sudah memasuki pagi, yakni pukul 03:22 WKS, ia pun masih tertidur dalam keadaan telanjang, karena Jimin tidak memperbolehkannya menengenakan baju supaya tidak repot saat ingin menggaulinya. Tubuhnya hanya terbalut selimut hangat, yang jadi satu dengan sang suami. Jimin memeluk erat tubuhnya, tanpa peduli jika Yuka hanya menangis sepanjang malam dalam diamnya.

Pagi itu Yuka masih terbaring di atas ranjang tak berdaya. Yah, pagi sebelum bangun pun, Jimin masih sempat-sempatnya menggauli istrinya yang sudah tak memiliki daya. Jimin tampaknya tidak peduli dengan kewanitaan Yuka yang berdarah karena pendarahan dan lebih mementingkan hasrat seksualnya agar bisa dipenuhi. "Aku sudah memanggil dokter ke rumah untuk memeriksakan kewanitaanmu," ucap Jimin sambil mengusap-usap tubuh kekarnya yang basah sehabis mandi. Mendengar hal itu, Yuka hanya diam dengan tatapan dingin pada Jimin. "Semakin kau memandangku begitu, kau semakin membuatku napsu," lanjutnya. Jimin pun smirk walau ia tahu tatapan Yuka adalah penuh kebencian, terlihat dari air mata yang ikut mengalir.

"Bunuh saja aku, Jim! Kau melakukannya lima kali dalam semalam, dipengalaman pertamaku! Apa kau sudah gila?!" pekik Yuka dengan tangis yang semakin terisak.

Jimin pun melirik dengan smirk di bibirnya. Pria tampan itu pun merangkak ke atas ranjang dan menindih tubuh Yuka yang terbaring lemah yang tubuhnya hanya ditutupi selimut hangat. "Maaf, kau sudah membuatku cemburu, aku jadi tidak mampu menahan diriku ...," lirih Jimin sembari membelai surai panjang Yuka yang menutupi wajahnya.

"Kau bukan manusia, kau iblis!" Yuka menatap marah dengan air mata berderai di pipinya. Sementara Jimin pun hanya diam menatap terpesona ke mata Yuka yang penuh dengan tekanan. Jimin pun membuka selimut yang membalut tubuh Yuka, dan meraba paha istrinya walau selalu ditepis oleh Yuka.

"Aku mecintaimu ...," bisik Jimin di telinga Yuka. Mendengar kata-kata itu, Yuka langsung memalingkan wajahnya, tapi dengan segera Jimin menyapa bibirnya dan melumatnya lembut.

"Hentikan, Jim! Aku sudah lelah!" tolak Yuka yang mendorong tubuh kekar Jimin agar beranjak, tapi pria itu semakin memperdalam ciuman dan meraba areal sensitive Yuka dengan jari jemarinya.

Teeees

Entah, sudah berapa banyak air mata yang menetes di pipi wanita cantik itu sejak semalam. Ia tidak bisa mencegah napsu bejat suami yang berlebihan padanya. Yuka sadar jika ini adalah kewajibannya, tapi ia begitu tersiksa setiap Jimin memintanya untuk melayani nafsunya. "Sakit, Jim ...." rintih Yuka sambil menangis tatkala merasakan jari Jimin masuk ke dalam areal sensitive nya. Gigi Yuka merapat, menahan rasa ngilu akibat jari Jimin yang telah masuk. Yuka mengerutkan dahinya, dan meronta kesakitan.

Tak lama Jimin menghentikan aksinya dan mencabut jarinya dari kewanitaan Yuka dan memasukkan miliknya ke dalam. "Jim, ampuni aku! Kumohon hentikan kegilaanmu!" tolak Yuka, sambil menatap Jimin sendu. Percuma tolakan tersebut, karena Jimin sudah memulai untuk melakukan hubungan intim itu kembali.

"Kau gila!"

"Aku membencimu, Jim!"

"Aaaaaah, sakit!"

Rintihan itu terus-menerus diucap Yuka sepanjang hubungan intim mereka. Jimin benar-benar gila seks, tanpa peduli jika lawan mainnya kesakitan. Ia benar-benar tidak mampu menahan hasratnya jika bersama Yuka, dan itu membuat Yuka semakin membencinya.

Hubungan intim itu berlangsung lima belas menit, sampai Jimin pun klimaks dan darah segar kembali mengalir dari kewanitaan Yuka. Jimin tak peduli akan hal itu, dia hanya sibuk membersihkan miliknya yang terkena darah pendarahan Yuka dan melanjutkannya mengenakan pakaian untuk pergi ke kantor.

"Akan ada pelayan khusus yang membantumu membersihkan kamar kita dan kewanitaanmu. Aku harus segera berangkat ke kantor, sayang ...," lirih Jimin sambil mengecup kening Yuka. Keadaan Yuka sangat berantakan dengan keringat bercucuran. Ia menahan sakit yang teramat, dan tangis yang bercucuran. Penderitaan ini adalah awal untuk Yuka, hidup bagai di neraka setelah diperistri pria yang memiliki dua kepribadian. Pria yang mengenakan topeng dihadapan banyak orang, pada dasarnya ia adalah psycho.

.

***

Jimin pun pergi ke kantor pagi itu.
Tak lama seorang pelayan paruh baya datang ke kamar untuk menemui Yuka yang terbaring lemah di atas ranjang. "Nyonya Park Yuka, perkenalkan namaku Kim Hyun panggil saja bibi Kim. Aku adalah pelayan utama di rumah ini yang sudah bekerja dengan keluarga Park selama tiga puluh tahun lamanya. Mulai sekarang aku akan melayani segala keperluanmu, dan keperluan tuan Park Jimin" ucap pelayan itu memberi hormat pada Yuka.

Yuka pun menatap sendu, memperlihatkan wajahnya yang begitu tertekan dan takut. "Aku akan membantumu membersihkan diri," lanjutnya. Yuka pun akhirnya menerima tawaran bibi Kim si pelayan sepuh yang berasal dari rumah Jimin sebelumnya.

"Kalau kau adalah pelayan sepuh, aku tidak perlu memberitahukan padamu kan betapa jahatnya Jimin?!" tanya Yuka.

"Maaf nyonya Park, aku tidak ada kuasa untuk memberitahukan hal yang bersifat pribadi tentang tuanku," ucapnya dengan penuh rasa hormat.

"Dia itu jahat! Dia sangat keji! Dia itu iblis! Iblis yang berwajah malaikat!" kesal Yuka sambil menangis terisak. Namun, pelayan itu hanya diam sambil terfokus menata rambut Yuka yang basah. "Aku ingin pergi dari rumah ini, aku tidak mau bersama penjahat itu!" imbuh Yuka. Sambil mengacak-acak lagi rambut yang sudah ditata pelayan tadi.

Yuka seperti sendirian. Tidak ada yang peduli dengan penderitaannya yang telah diciptakan Jimin untuknya.

Siang itu seorang dokter khusus pun didatangkan ke rumah untuk memeriksa keadaan Yuka yang pendarahan. "Sebaiknya anda tidak usah berhubungan suami istri dulu sampai tiga hari kedepan. Aku akan memberi obat untuk membantu pencegahan pendarahan itu lagi," ucap dokter seusai memeriksakan kewanitaan Yuka.

"Harusnya kau beritahu itu pada si brengsek itu!" umpat Yuka. Sementara bibi Kim pun langsung melirik dokter tersebut.

"Apakah tidak ada cara yang lebih cepat dan tidak harus menunggu selama tiga hari?!" tanyanya pada dokter. Yuka pun melirik sinis pada bibi Kim yang terkesan ikut campur. "Tiga hari itu waktu yang sudah paling cepat!" lanjut dokter.

"Tapi, Dokter ... suaminya bukan orang yang bisa menunggu selama itu," lanjut bibi Kim. Dokter itu pun terlihat bingung dengan apa yang dikatakan bibi Kim.

"Kalau terus dipaksakan berhubungan, maka pendarahan akan semakin parah dan pasien bisa celaka," ungkap dokter. Keduanya pun melirik Yuka yanh sudah tampak acuh dan marah atas keadan ini.

"Baiklah, Dok. Aku akan memberinya pengertian untuk saranmu," ucap bibi Kim yang langsung membawa dokter tersebut keluar dari ruangan kamar. Yuka benar-benar menderita, tergambar jelas di wajahnya yang selalu menangis setiap saat.

To be continued ....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Devil - [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang