◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
.
.
Hari terus berlalu, keharmonisan keluarga Kim semakin hancur semenjak keberadaan Yuka dalam keluarga tersebut. Dendam kesumat menyebabkan penderitaan terdalam untuk nyonya Kim saat ini.
Sungguh sangat disayangkan, pengorbanannya selama ini berujung pada penderitaan anak-anaknya. Nyonya Kim terlihat begitu terpukul. Penderitaannya pun semakin bertambah semenjak kehadian tuan Park yang merupakan ayah kandung Jimin, rupanya ia kini berada di pihak Yuka dan bersedia membantunya untuk membalaskan penderitaan Jimin di masa lalu.
.
.
2 bulan kemudian.
Sementara itu di LA, Seokjin rupanya berhasil membawa putra kecil itu dengan bantuan seorang perawat khusus. Park Hyun Sik kecil datang untuk pertama kalinya menemui sang ayah yang tengah terbaring tak sadarkan diri.
"Bagaimana keadaannya, Dok?"
"Masih belum ada kemajuan,"
Pengobatan selama beberapa bulan, tak mampu membuat keadaan Jimin lebih baik. Seokjin yang paham betul akan masalah keluarga yang complicated tersebut pun ikut bersedih.
"Oeeeeek ... Oeeeek!"
Suara tangisan lirih dari bibirnya yang mungil membuat dokter muda tersebut semakin tak kuasa menahan air matanya. "Dia adalah anakmu, bangunlah ... aku yakin, kau pun pasti ingin memeluknya," lirih Seokjin sembari menggendong bayi mungil tersebut dan meletakkan di samping tubuh Jimin yang tengah koma.
Ini begitu menyedihkan bayi tersebut terus menangis seakan tahu penderitaan yang dialami oleh kedua orang tuanya. Kehadiran Park Hyun Sik kecil, rupanya perlahan bisa memberi pengaruh positive lewat suara tangisnya. Park Jimin yang awalnya tidak menunjukan kemajuan, beberapa hari setelah terus mendengar tangisan putra kecilnya akhirnya bisa menunjukan perubahan yang begitu pesat.
.
.
Di-6 hari setelah keberadaan putranya, mukjizat itu nyata. Untuk pertama kalinya tepat 7 bulan setelah koma, Park Jimin kembali membuka matanya. Untuk pertama kalinya wajah yang ia lihat adalah wajah putranya sendiri yang tengah menangis.
Dokter Seokjin begitu terharu dan tak kuasa menahan air matanya.
Usaha yang dilakukan Yuka selama ini tak sia-sia, dari air matanya terbayar sudah dengan dipertemukannya Jimin dan putranya. Namun, sayangnya Yuka masih belum bisa ikut berkumpul bersama mereka.
.
.
.
Malam itu Yuka tengah menikmati makan malam sendirian di ruang tamu. Ia begitu menikmati kesendirian ini, dan bahagia memainkan segala dramanya. Namun, disela-sela kebahagiaan itu, terselip rasa rindu menggebu pada orang-orang yang dicintainya.
Ia tentu tak bisa menahannya, karena mungkin akan sulit untuk bisa mendapatkan kepercayaan Jimin lagi suatu saat nanti. Tidak ada yang tahu betapa hancur hatinya saat ini, Yuka begitu merindukan Park Jimin dan putranya yang kini jauh tanpa tahu kabarnya. Air matanya tak kuasa mengalir, matanya sayup dan terus memandang kearah kedua telapak tangannya yang telah melakukan banyak dosa.
"Lihatlah, wanita tidak tahu diri ini sedang menangis," ejek nyonya Kim. Ia tengah memergoki Yuka yang tengah rapuh dan berurai air mata. Dengan segera ekspresi Yuka berubah diam dan mengawasi wanita paruh baya tersebut dengan jeli. "Kuperingatkan untuk yang terakhir kalinya padamu! Jauhi putraku, ceraikan dia maka hidupmu akan tenang, tapi jika kau tetap kekeh jangan salahkan aku jika kau akan menyesal telah berurusan denganku!" ancam nyonya Kim sembari memperlihatkan wajahnya yang marah.
![](https://img.wattpad.com/cover/218311521-288-k721127.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...