Married With Devil - 21

1.7K 279 53
                                    

◻️◻️◻️ Happy Reading ◻️◻️◻️

.

.

.

****
Kenyataan pahit yang dirasakan oleh Yuka lantaran harus kehilangan bayinya, membuatnya sangat terpukul. Berhari-hari ia memutuskan tetap di kamar dan menangis kala sendiri, sementara disisi lain, hasrat bibi Jang untuk menemui putrinya sudah tak mampu lagi dibendung.

Sesal memang selalu terjadi, ketika kita salah mengambil keputusan, atau bertindak gegabah. Itulah yang kini ia rasakan.

Siang itu bibi Jang sedang berada di halaman depan sambil memetik daun mint yang tertanam disana. Daun mint itu akan ia gunakan membuat minuman segar untuk membuatnya lebih berstamina paska keguguran kemarin. Ditengah aktifitasnya, bibi Jang dibuat terfokus dengan kehadiran seorang pria berjalan sendirian menuju mobil yang terparkir di depan milik nyonya Kim. Pria itu berjalan sambil mengancingkan pakaiannya, bersiul-siul dengan ekspresi begitu bahagia.

Namun, tak lama pria itu menyadari bahwa bibi Jang tengah memandanginya. Pria itu pun smirk sambil berbelok arah mendekati bibi Jang.

"Tahun sudah berganti tahun, tapi kau tetap masih jadi pembantu, pfffftttt," ejek pria itu sambil menatap bibi Jang dari ujung kaki sampai ujung rambut, tapi tatapan bibi Jang masih sama dinginnya.

"Ngomong-ngomong, apa rahasianya kau bisa tetap awet muda? Bahkan aku melihat kulitmu masih tetap bagus, hmmm ... aku jadi rindu saat-saat indah bersamamu," lanjut pria itu sambil berbisik di telinga bibi Jang.

Pria itu merogoh saku celananya dan memgambil beberapa lembar uang, yang diberikan langsung pada bibi Jang. "Kalau kau tidak keberatan, belilah alat make-up hari ini karena besok aku akan datang lagi kesini," ungkap pria itu tersenyum lebar menatap kekakuan wajah bibi Jang. "Aku merindukan tubuhmu," goda pria itu berbisik di telinga bibi Jang.

"Dasar tidak tahu malu!" Untuk pertama kalinya bibi Jang buka suara atas kebungkamannya sejak tadi.

"Haaaish! Jangan munafik Jang Yarim, kau tidak menikah karena cinta mati padaku, bukan?" goda pria itu lagi.

"Cinta mati? Kau pikir aku tidak menikah karena masih mengharapkanmu? Aku justru merasa menyesal karena pernah mengenalmu!"

Pria itu tersenyum tampak wajah bibi Jang tengah bersedih, dengan mata berkaca-kaca. "Tapi, meski tidak menikah kita masih tetap bisa dekat, bukan?" lanjut pria itu menggoda.

Bibi Jang menarik napas panjang, mencoba melegakan rasa sesak di dadanya. "Anak kita sekarang ada disini! Didekat kita, dan dia akan jadi penebusan dosa yang telah kita lakukan," ucap bibi Jang dengan nada bergetar.

"Dosa kita? Yang benar saja! Itu dosamu! Siapa suruh hamil, dulu kan sudah kubilang kalau bahwa aku hanya ingin bersenang-senang," elak pria itu.

"Tapi kau sudah memisahkan dia dariku! Kau membuang anakku, kau benar-benar kejam!" ungkap bibi Jang sambil menarik kerah baju pria itu dengan air mata semakin deras menetes di pipinya.

"Lepas!" tegas pria itu sambil menepis cengkraman bibi Jang. "Kau pikir itu normal? Seorang calon pengacara sepertiku menikahi seorang pembantu? Aku hanya suka dengan parasmu bukan berarti aku akan menikahimu, lagi pula kau sendiri kan yang tidak bisa menjaga diri hingga hamil, lalu kenapa menyalahkan aku membuang anak itu?" elaknya.

The Devil - [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang